Kencan di dalam studio milik Min Yoongi tidak terlalu buruk meskipun pada awalnya Jennie sempat berpikir sangat membosankan karna selalu diawasi manager mereka yang tiada henti awas agar tidak terjadi riuh, meskipun pada akhirnya seluruh bangunan itu jadi geger, manager Yoongi berusaha keras sekali agar tidak ada satupun staff perusahaan membuat buah bibir apalagi jika sampai ke telinga media dahulu karna projek ini masih mentah, belum tentu rilis.
Gawat juga karna Min Yoongi selalu punya cetakan kejutan siapa saja yang membantu dia kerja untuk lagu-lagunya sampai ada hilal.
Dan kemungkinan Jennie muncul resmi pun tidak sampai tiga puluh persen sebab dia punya banyak sekali lagu-lagu yang dipendam bak harta karun, membutuhkan waktu untuk dirilis, seleksi menyesuaikan tema album dan lain-lain.
Tapi yah, ada kalanya mereka datang diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun bahkan orang dalam. Kadang bisa setengah malam cuma untuk makan, curhat, pekerjaan, atau sekedar menemani meskipun tak akan lama kemudian ditinggal tidur oleh Jennie. Biasanya karwayan masuk jam delapan atau sembilan pagi oleh karna sekarang sedang musim dingin, jam tujuh pagi pun matahari baru akan terbit, jadi gadis tersebut akan pergi dari gedung ini sekitar jam lima atau enam pagi.
Satu lagi, mereka berdua tidak pernah membeberkan urusan collaborasi kecuali pada menejer masing-masing, untuk Jennie sendiri ia harus melaporkan pada produser utama di YG sebagai tanda disetujui, sementara nanti jika dia sudah rampung maka finale masih harus dapat persetujuan dari masing-masing perusahaan.
Sebelum ia terang-terangan bisa keluar masuk gedung BigHit ini pernah beberapa kali ia menjumpai member Bangtan itu, kebanyakan kaget namun ada juga yang sudah tahu karna sudah dibeberkan dari anggota mereka sendiri. Dan fiuh, ada satu member yang kelaukannya aneh sekali semenjak dia sudah tahu.
Park Jimin.
Oh Park Jimin, dirinya tidak pernah dekat dengan lelaki itu secara pasti seperti Jennie yang sering chatting bersama Namjoon atau Taehyung. Namun, ugh dia type orang paling pemalu yang tidak jelas, senang sekali mengintip dari kaca entah berapa lama dia disana atau masuk cuma bertamu, menyapa hai lalu pergi. Maksudnya yeah, Jennie bisa melabeli pria itu aneh karena frekuensi kunjungan ke studio milik sahabatnya itu lebih dari cukup -baginya, kata Yoongi sih biasa saja- sangat ingin tahu sampai mana proses mereka bekerja dan matanya punya mata menggoda, genit pada Yoongi dan macam-macam.
Sewaktu Jennie bertanya kepada Yoongi kenapa temannya pecicilan begitu, eh pecicilan kan? Demi delapan kaki gurita, ternyata ada yang sudah curi start lebih dahulu!
"Aku pernah bilang padanya kalau aku suka."
"Demi dewa Neptunus, mati saja aku." Jennie terkaget-kaget dapat pengakuan itu dilanda gelisah sampai 7 turunan.
"Ya aku bilang aku suka bukan sedang memacari." Kata dia yang sedang makan ramyun gelasan, memegang sumpit di kanan lalu menekan tombol mulai atau berhenti di sebelah kiri.
Karna waktu itu Jennie sedang menjajal suaranya di depan microphone, ia sempat berdecih di depan benda tersebut. "Kenapa tidak bilang padaku dulu?" Suaranya bergema-gema. Bayangkan saja jika ruangan itu bisa bocor, sudah sampai beruang kutub utara mungkin berita kencan mereka.
"Terpojok Jennie, terpojok." Karna waktu itu Yoongi lama-lama kesal dia jadi banyak diam saja daripada semakin kena semprot. Yah, tidak tahu saja apa yang waktu itu terjadi lalu bagaimana perasaannya.
Ia kira sewaktu ia meminta izin memberi tahu pada ibunya kalau ia sedang berkencan -sampai sekarang belum tahu siapa namanya- itu adalah suatu langkah awal publikasi secara pelan-pelan agar ia bisa pergi ke Italia dan jadi tamengnya jikalau perusahaan mengendus jejak, walaupun sama saja sih dirinya yang curang lebih dulu. Tapi, Hey! Jennie benar-benar tidak menyebut nama, siapa, kerja apa, orang mana dan lain-lain, itu juga biar tidak ditanya terus-menerus soal Song Minho yang lagi apa, masih sering bertemu atau tidak, kenapa tidak diajak ke rumah lagi bak ibunya yang masih galau ketimbang anaknya ini.