10

1.3K 156 40
                                    

"Kali ini aku tidak akan terburu-buru menagih―" Ucapan Kai masih sangatlah membekas dipikiran yang sedang paranoid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kali ini aku tidak akan terburu-buru menagih―" Ucapan Kai masih sangatlah membekas dipikiran yang sedang paranoid. "Pikirkanlah, aku tahu kau punya tindakan tepat menutupi kerusakan dengan caramu sendiri, aku akan menunggu sambil mencari cara lain menyerangmu."

Jennie tak bisa melakukan apapun selain mengurangi rasa gugup berlebihan di depan semua orang seperti tidak pernah ada masalah yang terjadi. Ia ingin hari ini cepat berakhir meskipun masih tujuh jam perlu dilewati.

"Itupun jika bisa, kau yakin?" Seutas simpul pada senyuman itu sungguh memuakan. Kim brengsek Jongin beraninya kau.

"Unnie yakin tidak sakit? Apa Jongin itu menyakitimu?" Lisa khawatir setelah kedatangan Jennie ia nampak berubah pucat pasi dan lebih memilih menyembunyikan tangannya yang bergetar di dalam saku jaket kala gadis berdarah Thailand tersebut curiga.

Dia mengerutkan kening, hal janggal lain adalah Jongin tak nampak lagi dalam pengelihatannya.

"Nope, dia tidak melakukan apapun." Namun Jennie kelihatan buruk dalam memberikan kesan Lisa yang mana sudah mengenalnya lebih dari enam tahun. Lisa ingin tahu jika Jennie mengizinkan akan tetapi dirinya tidak bisa berbuat banyak kalau si Kim ini tak memberikan permisi.

Dia akan berusaha diam selagi kenyataannya kakaknya itu lebih suka memecahkan masalah sendiri, ia akan menaikan bendera putih dihadapan anggota jika suatu saat masalahnya belum selesai. Kesimpulannya Jennie akan speak up dengan sendirinya, mau bagaimanapun gadis itu tidak akan memendamnya lama-lama.

"Apa kau mau pulang?" Tawarnya, Lisa masih belum memberi tahu manager oppanya kalau Jennie mendadak sakit.

"Bagaimana dengan Jisoo unnie?"

"Dia akan baik-baik saja sendirian. Kau masih saja perduli pada orang lain tanpa berkaca. Aku panggil oppa untuk mengantar kita kembali." Lisa baru mau melangkahkan kakinya pergi ketika Jennie menyentuh lengan tersebut agar berhenti. "Aku bisa pulang sendiri menggunakan taksi, kau tetap disini temani Jisoo dan―" Jennie mengeheningkan diri sebentar.

"― Bogum-mu, tentu saja. Aku yang akan berbicara pada oppa."

.

Firasatnya semakin bertambah gelisah dalam perjalanan menuju asrama ―tadinya― sebelum ia memutuskan mengganti arah ke daerah Hannam-dong Village yang masih berdekatan dengan perusahaan dan asrama gadis itu. Jennie rela membayar argo taksinya lebih mahal daripada yang seharusnya demi memutar untuk memastikan sesuatu amat sangat penting.

Apakah Yoongi mencintainya? Sampai dia tidak menyadari begitu terganggungnya Jennie hidup belakangan ini?

Apakah jika mereka diterjang ombak hubungan ini masih akan terus bertahan?

Apakah dia bahkan sebenarnya perduli?

Pergi ke apartemen Yoongi adalah jalan sempurna untuk mendapatkan lelaki itu yang sejak siang katanya memang ada disana meninggalkan studio. Tumben? memang tumben.

𝗗𝗢𝗡'𝗧 𝗕𝗘 𝗢𝗩𝗕𝗜𝗢𝗨𝗦.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang