𝐍𝐎𝐓𝐄:
𝐏𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐢𝐧𝐢 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐠𝐮𝐞 𝐲𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐩𝐥𝐨𝐭𝐧𝐲𝐚?
𝘄𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴
𝗰𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝗶𝗻𝗶 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗮𝗻𝗱𝗮 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗺𝗯𝗮𝗸 𝘀𝗲𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴
𝗽𝗮𝘀𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮 𝗴𝘂𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗴𝗶𝗴𝗶𝘁 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮 𝗸𝗲𝗸 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗷𝗮𝗺𝗯𝗮𝗸
ᵇᵉ ᶰᶤᶜᵉ ᵗᵒ ᵐᵉ
RINGGG RINGG RINGG
RINGG
RINGG RINGG
Pagi itu kembali datang, sinar mentari melongok masuk melalui celah curtain yang tertutup hampir rapat. Air Conditioner bersuara halus, dinginnya ruangan tidak membuat mereka mengigil walaupun musim gugur sudah datang.
"Unnie, alarm mu." Seseorang membalikan bantalnya agar menutupi seluruh wajahnya. Yang berada di sebelahnya masih tidak bergeming. "Unnie, matikan ponselmu." Ujarnya mengerang masih merasa polusi suara itu mengganggu tidurnya.
Sebuah tangan menggerayangi meja yang berada di sebelah tempat tidurnya, meraih benda pintar itu dan sekilas membuka mata karena ingin mengusap matikan alarm. Namun yang terlihat adalah tombol angkat dan abaikan. Dalam keadaan setengah sadar gadis itu menggeser ikon hijau dan menempelkan pada telinga.
"Haㅡ"
"Lee Dabin, kau dimana?!" Saat mendengar bentakan itu, Dabin langsung menjauhkan ponselnya dengan meringis sambil melihat dengan jelas nama siapa yang tertera disana.
Sajangnim.
"S-sa-jangnim? Aku berada di asra-ma." Segera dirinya terlonjak bangun mendapati siapa yang tertera pada ID Callernya. Entah kenapa dia duduk bersimpuh di atas tempat tidurnya.
"Kau baru bangun?"
"Y-ya-"
"Bagus, datang ke gedung perusahaan sekarang dalam 15 menit sebelum aku membuat kacauan di asrama-mu."
𝐌𝐄𝐌𝐁𝐄𝐑 𝐃𝐀𝐑𝐈 𝐆𝐈𝐑𝐋 𝐆𝐑𝐔𝐏 𝐈𝐍𝐈 𝐓𝐄𝐑𝐉𝐄𝐑𝐀𝐓 𝐊𝐄 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐊𝐀𝐒𝐔𝐒 𝐏𝐄𝐍𝐈𝐏𝐔𝐀𝐍