Her company give her anything but still It's too hectic for Jennie to stand alone. Ada perasaan dimana ia terlalu antusias bekerja demi memberi pertunjukan setimpal kepada fans-fansnya yang telah menunggu hari itu tiba sampai ia lupa mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru.Jennie melihat segelintir lampu oranye bergantung di bawah plafon ruang latihan yang entah mengapa terlalu silau untuk matanya bisa memberi rangsangan atau mungkin karna ia sedang memakai kacamata optik? Uhm sepertinya bukan karna itu. Ia berkeringat seperti sedang terbakar namun ia masih harus melanjutkan choreo paling tidak sampai lagu ini habis. Oh sial, kenapa tubuhnya tiba-tiba meronta gini, semakin lama ia menahannya semakin aneh perutnya bereaksi. Jennie ingin memuntahkan sesuatu, tolong, isi perutnya sudah hampir naik ke tenggorokan.
"Unnie kau kenapa?" Lisa jadi orang pertama yang sadar karna tiba-tiba gerakan menari kakaknya itu tertinggal dan ia mulai terdiam memegangi perutnya dari kaca besar.
"Tunggu sebentar." Ia menaruh satu telapak tangan di mulut antisipasi kemudian lari ke toilet yang ada di ujung area basement. Memuntahkan air bening di wastfel, tidak banyak tapi entah kenapa rasanya ia ingin muntah terus-terusan sampai tiada sisa. Ia belum makan hari ini karna diet ketat makanya tidak ada yang bisa dimuntahkan selain air.
Tuhan, 5 hari sebelum konser ia begini?! Grupnya bahkan baru pemanasan dan akan rehearsal di tempat konser nanti sore tapi ia sudah mengacaukan hari? Bagaimana ini?
"Unnie..." Lisa juga menjadi orang pertama yang berhasil menyusul ke toilet wanita sambil terengah-engah memegang kedua lutut. "Jennie unnie kau kenapa?!"
"T-tidak tahu." Ia terus menerus membasuh mulutnya, berpikir kenapa ia bisa begini tapi tidak bisa karna pikirannya terlalu kalut.
"Kau mau ke rumah sakit? Ayo Unnie, aku akan bilang ke men—" Sebelum gadis Thailand itu selesai berbicara, Jisoo dan Chaeyoung menyusul dengan wajah panik, khawatir.
"Jennie? Kau baik-baik saja?"
"Unnie kau sakit?"
Dari sana ketika Jennie mendengar suara anggotanya yang begitu cepat, ia tak bisa menangkapnya secara cermat karna pengelihatannya seperti mulai berputar dan sedikir blur yang membuat berdirinya sedikit oleng, lemas dan tanpa perlu meminta bantuan Chaeyoung dan Jisoo mereka sudah menangkap Jennie yang akan terjatuh.
"Lis, telfon menejermu, suruh dia siapkan mobil!" Jisoo berseru lantang di hadapan Lisa yang tiba-tiba kebingungan. "Dan panggil menejerku, jangan panggil Shinae." Dan sejak kala itu, anggota Blackpink tahu hubungan Jennie serta Shinae sedang berada di jalan berbatu.
"Ponselku ada di tas.."
"Ambil di kantung celanaku cepat."
Jennie masih sadar ia sedang dimana dan bersama siapa, matanya bahkan masih bisa melihat Lisa yang berdiri gemetaran sambil menelfon para menejer. Kakinya selemas jell-o yang pernah ia makan di sekolah sampai tak bisa menahan beban tubuhnya sendiri, merangkak pun pasti tidak bisa.