Eh, Apa?

1.9K 260 38
                                    

"Tae, kamu mau jadi tentara seperti Paman Kim?" tanya Yoongi suatu hari saat dirinya, Taehyung, dan Jungkook tengah makan siang di kantin sekolah.

"Hemm. Sejak kecil itu keinginanku."

"Memangnya di keluarga Hyung banyak yang jadi tentara?"

"Tidak juga. Hanya Abeoji dan sepupunya."

"Tapi kalau jadi tentara bisa kelihatan keren seperti Paman Kim, aku juga mau," ungkap Jungkook.

"Kau itu kalau mau seperti Paman Kim masih jauh tahu?"

"Kan yang penting punya cita-cita, Hyung. Memangnya Hyung mau jadi apa?"

Yoongi mengangkat bahu.

"Memangnya harus tahu dari sekarang?"

"Tidak juga. Tapi bagus kalau sudah tahu supaya tidak buang-buang waktu," timpal Jungkook.

Yoongi tampak berpikir. Jujur, ia belum pernah memikirkan keinginannya. Mau menjadi seperti orang tuanyakah? Atau, melakukan sesuatu yang benar-benar berbeda?

"Sudah. Makan dulu." Tepukan pelan Taehyung di lengannya segera mengembalikan kesadaran Yoongi. "Tidak usah dipikirkan sekarang."

---

"Appa, dulu Appa punya cita-cita apa?" tanya Yoongi saat menemani Sang Ayah memeriksa persediaan barang di toko.

"Kenapa tiba-tiba tanya begitu?"

"Ingin tahu saja."

Tuan Min memasukkan beberapa angka ke dalam catatannya sebelum menjawab, "Waktu kecil sempat ingin menjadi pilot. Cita-cita standar. Tapi waktu SMA berubah. Inginnya bekerja di bank. Tapi kenyataannya mencari pekerjaan itu tidak selalu mudah. Akhirnya memilih buka toko saja."

Yoongi mengangguk paham.

"Kau mau menjadi apa?"

"Tidak tahu. Kemarin Taehyung bilang mau masuk tentara terus Jungkook bilang juga mau begitu karena Paman Kim keren. Mereka sudah tahu yang mereka mau, kenapa aku tidak?"

"Bukan tidak, tapi belum." Ayah Yoongi berbalik menuju tumpukan kotak minuman ringan. "Di SMA kan belajar banyak ilmu, wajar kalau belum bisa memutuskan. Berbeda dengan anak-anak di sekolah kejuruan. Ilmunya sudah lebih jelas."

"Kenapa dulu aku tidak masuk sekolah kejuruan saja ya?"

"Memangnya kau tertarik?"

"Tidak hehehe...."

"Memilih sesuatu, apapun itu, tidak perlu mengikuti orang lain. Dipikirkan sendiri baik-baik. Bertanya pada yang lain boleh. Tapi jangan jadikan pendapat orang sebagai patokan."

"Hemm...Appa, kalau aku tidak meneruskan usaha ini, apa Appa dan Eomma kecewa?"

"Tentu saja tidak. Dengar ya, setiap orang tua berharap anaknya menjadi lebih daripada mereka. Lebih pintar, lebih berhasil, lebih baik, atau lebih kaya. Kalau memang jalanmu tidak menjadi pemilik toko ini, terus Appa dan Eomma harus memaksanya? Yang ada usaha ini bangkrut."

"Yoongi-ah," panggil ibunya dari arah belakang.

"Iya, Eomma?"

"Dicari Taehyung."

"Ya, Eomma. Sebentar."

"Sudah sana. Appa bisa sendiri melakukan ini."

"Baik, Appa."

Yoongi keluar dari gudang dan melihat Taehyung tengah mengobrol dengan ibunya.

"Oi, Kim Taehyung."

Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang