Taehyung memiliki hobi baru sekarang, yaitu mengagumi perut Yoongi yang mulai membuncit dan memanjakannya. Ia melewatkan kehamilan pertama suaminya tersebut bertahun-tahun lalu dan kali ini, ia berniat menjadi suami siaga sejak awal kehamilan.
"Tae, aku ma-"
"Mau apa, Sayang? Minum? Cemilan?"
"Bukan."
"Atau mau ke kamar kecil?"
Yoongi menatap Taehyung datar.
"Aku cuma mau bilang bahwa aku mau membicarakan sesuatu padamu."
"Oh? Baiklah. Ada apa, Sayang?" Taehyung berbaring menghadap Yoongi.
"Aku berpikir untuk berhenti bekerja sebelum anak-anak lahir. Rasanya tidak tega kalau meminta orang tua kita atau mencari pengasuh untuk menjaga mereka."
Taehyung tersenyum. Ia mengusap lembut kepala Yoongi.
"Sejujurnya aku juga berpikir begitu. Aku tidak mengatakannya padamu karena aku ingin keputusan apapun yang kau buat, berasal dari pertimbanganmu sendiri."
Yoongi mengangguk.
"Terima kasih."
Maka, keesokan harinya ia menemui Direktur Jang dan menyampaikan niatnya. Atasannya dapat mengerti alasan Yoongi memilih berhenti meskipun ia menyayangkannya. Sebab orang sekompeten Yoongi tidak mudah ditemukan.
"Pihak manajemen akan merapatkan siapa yang layak mengisi posisi Direktur Akademik. Jika tidak keberatan, pada bulan terakhirmu di sini, bisa kau melatih dan mendampingi penggantimu?"
"Tentu saja, Direktur Jang."
Jang Kiha tersenyum.
"Jika kau berniat kembali mengajar, kabari aku ya. Aku akan dengan senang hati menerimamu lagi."
"Terima kasih, Direktur Jang."
---
Di usia kandungan yang memasuki bulan kedelapan, Yoongi masih giat bekerja. Ia menulikan telinga pada orang-orang yang selalu memintanya duduk manis dan menawarkan bantuan.
"Sekali lagi," Yoongi mengusak rambutnya frustrasi, "aku itu hamil, bukan sekarat. Aku juga sudah memperhitungkan semuanya sebelum melakukan sesuatu. Ya, Tuhan! Aku cuma berjalan dari ruanganku ke dapur."
Yoongi menggerutu sambil berjalan kembali ke ruangannya. Sementara itu, dua staf yang melihatnya memasang wajah takut namun langsung terkikik pelan setelah Yoongi menjauh.
"Direktur Min malah kelihatan imut sekali dengan muka menahan kesal."
"Aaaa beruntung sekali Mayor Kim bisa memilikinya."
"Hei, memangnya kau bisa memikat Direktur Min seandainya Beliau belum menikah?"
"Ck! Pasti bisa."
"Tidak akan bisa," ujar seseorang, membuat keduanya terkejut setengah mati.
"Eh...Mayor Kim rupanya. Mau menjemput Direktur Min, kan? Silakan, Mayor Kim. Saya permisi dulu."
"Ehehehe saya juga, Mayor Kim."
Kedua staf laki-laki itu langsung terbirit-birit karena tatapan dingin Taehyung.
"Berani sekali mereka," gerutu Taehyung.
Sang Mayor melanjutkan langkahnya dan mengetuk pintu kaca, membuat Yoongi mendongak lalu tersenyum manis.
"Sudah siap, Sayang?"
"Hemm. Sebentar ya. Aku matikan laptop."
Taehyung mengamati Yoongi yang tetap terlihat gesit dan lincah. Tak sampai satu menit, mereka berdua telah bergandengan tangan menuju kendaraan milik Taehyung dan menuju rumah sakit untuk memeriksa kandungan Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Major Kim, Teacher Min
DragosteKim Taehyung pertama kali bertemu dengan Min Yoongi saat ia pindah di tahun terakhirnya di SMA. Keduanya berteman dekat tanpa perasaan lebih. Murni hanya sebagai teman. Hingga sesuatu terjadi suatu malam di dalam mobil ayah Taehyung. TaeGi M-preg