Pertemuan Kedua

2.2K 241 74
                                    

Taehyung diam sambil memainkan telapak tangannya. Sementara itu, Yoongi yang duduk di sampingnya sibuk mengamati ponselnya padahal itu hanya alasan untuk menutupi kegugupannya. Sejujurnya, Yoongi tak siap bertemu Taehyung lagi setelah sekian lama. Meskipun kalau dipikirkan lagi, sepertinya ia tak akan pernah siap bahkan jika mereka bertemu lima puluh tahun lagi.

"Kudengar kau mendapat pekerjaan di sini."

"Iya."

"Bekerja di mana?"

"Sekolah bahasa."

"Oh."

Krik krik krik

Jangkrik yang di belahan dunia lain pun terdengar di tengah kebisuan keduanya.

"Appa!" teriak Sarang dari arah kamarnya.

"Appa di sini, Nak. Tidak perlu teriak," balas Yoongi kemudian meletakkan ponselnya di meja.

Taehyung dan Yoongi sama-sama melihat ke arah suara langkah kaki yang mendekat. Tak lama kemudian, muncullah Sarang dengan kaos putih bergambar pelangi dan celana jeans.

"Appa, aku pergi sekarang ya."

"Baiklah. Hati-hati ya."

"Oke, Appa." Sarang mencium pipi Yoongi sebelum melangkah ke arah Taehyung, tersenyum, dan melambaikan tangan. "Sampai jumpa, Paman Taehyung."

Taehyung membalas dengan senyuman yang sama persis.

"Sampai jumpa, Cantik. Selamat berenang."

Yoongi mengamati sekelilingnya saat Taehyung dan Sarang berinteraksi. Ia tak ingin ada orang yang mengamati dan menemukan kemiripan keduanya sebab di mata Yoongi, jelas-jelas putrinya itu mewarisi banyak kemiripan dengan pria di sampingnya.

"Min Yoongi."

Yoongi terkejut sebab suara Taehyung terdengar sangat dekat dengan telinganya.

"Apa?"

"Aku pamit ya."

"Ya."

Yoongi berdiri dan membuka pintu depan, seakan-akan ingin mendorong Taehyung segera keluar. Meskipun di dalam kepalanya memang itu yang Yoongi pikirkan.

"Terima kasih kau mau menemuiku hari ini."

"Ya."

"Kuharap akan ada kesempatan bertemu denganmu dan putrimu lagi."

Yoongi tak menanggapi kata-kata Taehyung, membuat Taehyung kecewa. Namun, sudahlah. Barangkali Yoongi memang tidak merasa nyaman di dekatnya.

Taehyung meninggalkan halaman keluarga Min dan menuju mobilnya yang terparkir dan menaikinya lalu menuju rumah orang tuanya. Ia menghabiskan waktu hingga malam hari di sana sambil mendengarkan cerita Sang Ibu atau menonton televisi bersama Sang Ayah tanpa sedikit pun melupakan pertemuannya dengan Yoongi dan gadis kecil yang memiliki senyum seperti dirinya.

"Apa boleh aku berharap Sarang adalah putriku?"

---

Beban kerja serta tanggung jawab Taehyung sebagai seorang Mayor bertambah. Ia perlu memperhatikan hal itu kemudian membahas hal lain dengan para perwira tinggi lalu memastikan beberapa hal yang berada di bawah wewenangnya berjalan dengan semestinya. Lelah tetapi sekali lagi, ia tak boleh mengeluh. Ini pilihannya sendiri.

Tok tok!

"Masuk!"

"Hormat, Pak. Kapten William Battye sudah tiba."

Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang