Hama Pengganggu

1.3K 184 40
                                    

Setelah ulang tahun Si Kembar yang ke-12, Taehyung memperhatikan bahwa Yoongi menjadi lebih pendiam. Beberapa kali ia mengajaknya berbicara namun suaminya itu hanya menjawab seperlunya dan lebih sering mengatakan bahwa ia merasa lelah dan mengantuk. Meskipun Taehyung tahu bahwa Yoongi sama sekali tak tidur setelah berada di kamar.

Keanehan lainnya adalah Yoongi selalu berusaha menyembunyikan ponselnya. Sebelumnya, ia selalu meletakkan ponsel begitu saja di atas nakas atau meja dapur dan tidak terlalu peduli jika keluarganya membuka dan memainkan ponselnya. Namun belakangan ini, Yoongi selalu meletakkan ponsel di dalam saku celana dan bahkan di bawah bantal saat tidur.

"Ada apa, Sayang?" batin Taehyung sambil menatap wajah Yoongi yang tengah tertidur.

---

Yoongi bangun seperti biasa. Ia memperhatikan wajah tampan Taehyung yang masih terlelap dan tersenyum sesaat sebelum senyumannya lenyap.

"Aku mencintaimu, Tae. Kuharap kau selalu yakin padaku."

Ia bangkit dengan hati-hati agar tak mengusik suaminya kemudian menuju kamar mandi setelah mengambil ponselnya di bawah bantal. Kemudian ia meninggalkan kamar tidur dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Tanpa ia ketahui, Taehyung mendengar dengan jelas perkataannya dan menghela nafas sambil menatap langit-langit.

"Ada apa sebenarnya?"

---

"Apa kau bisa menjemput Minwoo dan Ilwoo di sekolah nanti sore?" tanya Yoongi saat membantu Taehyung mengenakan seragam.

"Sepertinya bisa. Apa kau ada kelas mendadak hari ini?" tanya Taehyung merujuk pada kegiatan Yoongi yang memutuskan kembali menjadi seorang pengajar di kantor yang lama meskipun hanya tiga hari seminggu.

"Aku...perlu pergi ke suatu tempat sesudah kelas. Mungkin tidak sempat menjemput mereka."

"Apa aku tidak boleh tahu kau mau ke mana?"

Yoongi menggigit bibirnya.

"Aku akan memberitahumu." Ia mengangkat wajah menatap mata Taehyung. "Tapi tidak sekarang."

Rahang Taehyung mengeras. Ia tak ingin berpikir yang aneh-aneh. Tetapi gelagat Yoongi yang berbeda dari biasanya sungguh membuatnya ragu.

"Ya sudah."

Taehyung melangkah ke luar kamar tanpa mendaratkan kecupan di kening dan bibir Yoongi seperti biasa.

"Aku berangkat." Taehyung berkata tanpa menoleh ke arah suaminya ataupun menghentikan langkahnya.

Yoongi merasa sedih. Tetapi, ia sendirilah yang membuat Taehyung bersikap begitu.

"Maaf, Tae."

Sore harinya setelah selesai mengajar, Yoongi melajukan mobilnya menuju sebuah tempat. Sesudah memarkir kendaraannya, ia memasuki bangunan berdinding batu bata merah dengan berbagai pajangan bertema pantai. Ia melihat sekitarnya dan tampaklah seorang pria yang tersenyum lebar dan melambaikan tangan ke arahnya. Yoongi mendekat tanpa mencoba bermanis-manis.

"Selamat sore, Min Ssaem. Terlihat sangat mempesona seperti biasa."

"Hentikan basa-basinya. Apa yang ingin Anda sampaikan?"

Pria tersebut terkekeh.

"Sangat to the point seperti biasa. Saya suka sekali."

"Dengar ya, kalau hanya basa-basi, saya pulang sekarang."

"Tunggu sebentar, Min Ssaem." Pria tersebut menahan tangan Yoongi dan langsung ia tepis. "Duduk dulu, Min Ssaem."

Yoongi duduk dan mencoba meredakan amarahnya.

Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang