Mau Dibawa Ke Mana?

1.9K 197 35
                                    

Yoongi menyadari telapak tangan Taehyung yang mengelus perutnya perlahan mulai naik. Tautan bibir keduanya pun menjadi tak sabaran dan semakin menuntut dipuaskan.

Erangan tertahan Yoongi akhirnya lolos setelah bibir Taehyung melepaskan bibir merahnya dan turun menuju dagu lalu leher.

"Engg...."

Jemari Taehyung di balik kemeja Yoongi keluar dan bergerak naik melepaskan dua kancing teratas dan bersiap membuka yang ketiga ketika musik lembut di belakang mereka tiba-tiba menghentak dengan volume keras.

Rompe, rompe, rompe (bien giulla'o)
Rompe, rompe, rompe (ese cuerpo ella lo)

Yoongi buru-buru menjauh, demikian pula Taehyung yang segera menyusurkan tangan di rambut pendeknya hanya supaya berhenti menyentuh pria di sampingnya itu.

"Ekhem! Su-sudah jam 21.00 ternyata. Aku...sebaiknya aku pulang."

Yoongi bangkit dan segera meraih ponsel dan memasukkannya ke dalam saku celana.

"Ekhem! Terima kasih untuk makan malamnya, Tae," ungkap Yoongi tanpa menatap Taehyung. "Aku pulang."

"Hemm. Hati-hati di jalan. Maaf, aku tidak mengantarmu."

"Tidak apa-apa."

Yoongi berbalik dan tergesa-gesa menuju pintu. Bukan karena ia tak menyukai Taehyung, tetapi jika ia tinggal lebih lama, Yoongi takut dirinya akan kembali menginginkan hal yang terjadi di dalam mobil ayah Taehyung dulu.

---

Esoknya, Taehyung berkendara menuju pangkalan Angkatan Laut dengan tubuh letih dan sedikit mengantuk. Ia tak dapat menyingkirkan bayangan ciumannya dan Yoongi yang membuatnya terjaga sepanjang malam dan hanya tidur selama satu setengah jam.

"Untungnya ini Sabtu. Cuma setengah hari," gumamnya sambil memasuki pangkalan.

Nafasnya dihembuskan dengan penuh beban kala melihat tumpukan beberapa dokumen di atas meja kerjanya.

"Mungkin harus sampai sore kali ini," lirihnya.

Ia pun mulai menyibukkan diri dengan tumpukan berkas tersebut dan larut di dalamnya hingga tak menyadari sebuah nomor yang berulang kali menghubunginya.

Taehyung baru beranjak dari kursinya saat jam makan siang sudah lewat. Ia meregangkan tubuh dan mencari benda persegi yang biasanya ia letakkan di saku.

"Di mana ya? Aku lupa."

Ia mengangkat berkas-berkas di atas meja namun belum melihatnya.

"Oh iya, masih di tas."

Ia membuka tasnya dan mengeluarkan ponselnya, menaikkan alis saat melihat nomor Yoongi yang menghubunginya berkali-kali.

"Hal-"

"Daddy? Kenapa tadi aku menelepon tidak diangkat?"

Senyum Taehyung terkembang otomatis.

"Maaf, Princess. Daddy bekerja dan terlalu fokus. Ada apa, Princess?"

"Daddy, boleh tidak kita jalan-jalan bertiga ke game center? Aku, Appa, dan Daddy."

"Boleh. Kapan ya enaknya?"

"Besok?"

"Baiklah, Princess. Appa sudah tahu?"

"Sudah. Tadi Appa yang memintaku bertanya pada Daddy."

"Baiklah, Princess."

"Daddy nanti ke sini, kan?"

"Pasti, Sayang."

Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang