Kim Ilwoo

695 89 32
                                    

"Kau pulang duluan ya. Tidak usah menungguku," ujar Ilwoo pada kembarannya sebelum berlari ke luar kelas.

"Ha? Apa?"

Minwoo berdecak kesal sebab ternyata ia bertanya pada angin karena Ilwoo sudah lebih dulu menghilang.

"Mau ke mana Ilwoo?"

"Tidak tahu."

Ilwoo berdiri di depan kelas yang berada persis di sebelah kelasnya dan mengamati targetnya. Saat ia melihat guru yang berada di kelas tersebut keluar, ia melangkah masuk. Beberapa siswa bingung melihatnya karena Kim Ilwoo tidak pernah menginjakkan kaki di ruangan tersebut.

"Lee Jungshin!"

Siswa yang dipanggil menoleh ke arah pintu dan sontak terkejut.

"Kau yang namanya Lee Jungshin, kan?" tanya Ilwoo saat berada dua meter di depan siswa tinggi tersebut.

"I-iya. Kenapa?"

"Duduk," perintah Ilwoo yang langsung dituruti Jungshin. "Yang lain, bisa keluar kalau sudah selesai."

Lee Jungshin meremat tali tas punggungnya. Ia gugup setengah mati sebab Kim Ilwoo berada di jarak yang sangat dekat dengannya.

"Katakan padaku, Lee Jungshin-ssi, apa kau suka parfum beraroma vanila?"

"Eh? Itu...itu kenapa memangnya?"

"Hanya ingin tahu." Ilwoo bersedekap sambil bersandar di meja di depan Jungshin. Ia lalu mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah siswa tersebut. "Karena kurasa parfummu memang beraroma vanila."

Jungshin meneguk ludah dengan perasaan tak menentu.

"Apa kau sekarang sedang menyukai seseorang, Lee Jungshin-ssi?"

"Itu...aku tidak akan mengatakannya."

"Hemm. Benar juga. Kita tidak saling kenal, kan? Tidak mungkin kau tiba-tiba berbagi rahasia denganku."

Ilwoo mengambil sesuatu dari saku celananya.

"Apa kau pernah lihat jam tangan seperti ini?" Ilwoo mengenakan jam analog tersebut di tangan kirinya. "Cocok tidak kalau kupakai?"

Jungshin melirik dari sudut matanya. Sudut-sudut bibirnya terasa berkedut dan sepertinya ia akan menangis sebentar lagi.

"Kau belum menjawabku, Lee Jungshin-ssi. Cocok tidak?"

"Iya. Cocok."

"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku suka warna hitam?"

Jungshin terdiam. Air matanya mulai menetes satu per satu.

"Tas punggungmu dan jaket yang sering kau pakai semuanya hitam," jawabnya dengan suara bergetar. 

Ilwoo menatap siswa yang masih menunduk itu lalu mengulurkan tangan untuk mengusap air mata di pipi Jungshin dan mengangkat wajah pemuda tersebut ke arahnya.

"Kau berhasil membuatku penasaran, Lee Jungshin-ssi. Dan kau juga telah mencuri ciuman dariku tanpa izin sebanyak dua kali. Kau harus dihukum."

Jungshin memucat.

"Kau harus berkencan denganku akhir minggu ini."

---

Hari Sabtu tepat pukul 17.00, Ilwoo memasuki sebuah rumah makan Jepang yang berlokasi di salah satu mall. Ia memperhatikan sekeliling dam menemukan seorang pemuda berambut pendek dengan sweater abu-abu tengah menatapnya dan mengangkat tangan malu-malu.

"Lucu," gumam Ilwoo.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang