Aegi Kesayangan

2.2K 251 45
                                    

Yoongi turun dari bus yang ia naiki untuk berangkat ke kampus. Ia memilih untuk mengambil program diploma Bahasa Mandarin yang akan ditempuhnya selama empat semester.  Ia menjadi satu-satunya mahasiswa dari Korea. Meskipun begitu, di kelasnya juga ada mahasiswa dari Amerika, Thailand, dan bahkan Fiji.

“Ni hao!” sapa salah satu temannya yang bernama Sally.

“Ni hao! Kau terlihat segar pagi ini.”

“Mungkin karena aku tidur dua belas jam kemarin. Aku main tenis dan setelahnya badanku pegal semua. Sampai rumah langsung tidur.”

Yoongi terkekeh. Ia ingat bahwa temannya yang berasal dari Fiji ini sangat suka tenis.

“Bagaimana Si Kecil?” Sally mengusap lembut perut Yoongi yang mulai menonjol di bulan keempat kehamilan. “Sudah tahu jenis kelaminnya?”

“Dia sehat. Aku ke dokter dua hari lalu dan katanya bayiku perempuan.”

Sally menepuk tangannya dua kali. Menurut Sally, orang Fiji akan melakukannya setiap kali mendengar kabar baik.

“Eeeiiii senangnya!” Perempuan yang seumur Yoongi itu menatap ke arah perut Yoongi dengan senyum cerah. “Eh, tunggu sebentar. Kau akan melahirkan kira-kira lima bulan lagi. Sebelum atau sesudah ujian?”

Yoongi meringis.

“Harapanku sesudah ujian tapi perkiraan lahirnya di minggu ujian. Semoga aku bisa menyelesaikan ujian dulu sebelum melahirkan.”

“Semoga begitu ya. Aku tidak sabar menunggu. Anakmu pasti menggemaskan!”

Yoongi sekali lagi merasa beruntung. Orang-orang di lingkarannya sangat baik dan memberinya dukungan.

“Aku juga tidak sabar,” ungkap Yoongi.

---

“Aku pulang."

"Yoongi-ah, cepat ke sini!" panggil Chaeyoung.

"Ada apa, Bi?"

"Tara! Lucu sekali, kan? Bibi melihatnya tadi dan tidak kuat kalau harus membiarkannya di toko. Jadi Bibi membelinya untuk Aegi."

Chaeyoung menunjukkan sebuah jaket rajut untuk bayi berwarna putih dengan tudung bermotif kupu-kupu merah jambu yang dibordir.

"Oooo cantik sekali!" Yoongi membekap mulutnya dengan telapak tangan. Seperti bibinya, ia sering tak kuasa menahan godaan barang-barang lucu dan imut untuk bayinya. Meskipun Yoongi lebih dapat menahan, mengingat uang sakunya terbatas. "Tapi, Bi, minggu lalu Bibi sudah membeli jumper oranye untuk Aegi. Barang miliknya sudah banyak."

"Iya juga ya." Chaeyoung terkekeh. "Bibi sangat senang sampai-sampai mau membeli semuanya."

"Terima kasih banyak, Bi. Tapi mungkin kita perlu menunggu sampai Aegi lahir sebelum membeli barang-barang lagi."

"Kau benar, Sayang." Chaeyoung mengusap kepala Yoongi. "Tapi, aku masih boleh membelikanmu sesuatu, kan?"

"Tentu saja asal tidak merepotkan Bibi."

Chaeyoung memeluk lengan keponakannya.

"Tidak pernah merepotkan."

---

Sementara itu, di tempat berbeda, seorang siswa Akademi Angkatan Laut Republik Korea tengah menyusun pakaian di dalam lemarinya. Tubuhnya lelah bukan kepalang setelah berlatih seharian. Selain itu, perutnya terasa sebah beberapa kali tanpa ia ketahui jelas sebabnya. Namun, karena masuk ke Akademi Militer merupakan pilihan yang ia buat sendiri dalam keadaan sadar, ia tak berhak protes.

Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang