Yoongi memperhatikan Taehyung yang masih menangis tanpa suara sambil tertunduk. Tangisan yang paling memilukan dibandingkan yang lain.
"Sudah, tidak apa-apa. Semua sudah terjadi, tidak bisa diubah."
Yoongi mengambil tisu dan menyodorkannya pada Taehyung.
"Terima kasih," ucap Taehyung dengan suara sengau.
"Sama-sama."
Taehyung mengeringkan air matanya dan menatap Yoongi sambil meremat-remat tisu.
"Taehyung-ah, kurasa kita sudah sama-sama menyakiti dan mendapat hukumannya. Sebelum ini, aku egois dan menjauhkan Sarang darimu. Sejauh mungkin. Karena kukira itu yang terbaik. Kami tidak membutuhkanmu. Salah besar, Tae. Sarang membutuhkan kedua orang tuanya."
Yoongi memberanikan diri menyatukan jemari mereka.
"Rasa sakitku belum sepenuhnya sembuh dan aku mungkin masih berpikir bahwa aku bisa membesarkan Sarang sendiri. Tapi jika aku harus menekannya demi putriku...putri kita, maka itu yang akan kulakukan."
Taehyung kembali menunduk dan menangis.
"Aku bingung bagaimana caranya meminta maaf padamu, pada Sarang. Aku tidak hadir dalam kehidupan kalian selama dua belas tahun. Aku mengatakan hal-hal buruk padamu padahal kau sudah berjuang mempertahankan dan membesarkan putri kita selama ini. Aku merasa malu dan sangat bodoh, Yoongi-ah."
Yoongi mengusap air mata Taehyung dan menangkup kedua pipinya.
"Kita harus berhenti menyalahkan. Ada banyak hal yang perlu kita lakukan tapi pertama, aku akan mengenalkanmu pada Sarang dan orang tuaku."
---
Taehyung langsung melupakan semua kesedihan dan rasa sakit di kepalanya setelah Yoongi mengatakan bahwa mereka akan menemui Sarang. Gadis kecil yang menyita perhatian Taehyung dan yang selalu ia harapkan menjadi anaknya. Harapannya terkabul, Sarang memang darah dagingnya.
"Aku gugup," ujar Taehyung saat mereka berkendara ke rumah orang tua Yoongi.
"Santai saja. Aku yakin Sarang akan menerimamu dengan baik."
"Kuharap begitu."
Tangan Taehyung gemetar kala mereka turun dari mobil dan melangkah menuju rumah keluarga Min. Wajahnya pun tampak sangat tegang hingga membuat Yoongi iba.
"Aku di sampingmu, oke?"
Taehyung menoleh dan berkata, "Terima kasih, Yoon."
Yoongi membuka pintu dan berseru, "Aku pulang!"
"Appaaaaa...." Suara teriakan kencang Sarang terdengar, membuat Yoongi mencatat dalam hati untuk menegur putrinya nanti.
"Oh? Paman Taehyung!" Sarang berlari mendekat dan melompat-lompat senang. Ia suka Paman Taehyung.
"Sarangie, Harabeoji dan Halmeoni di mana?"
"Di kamar."
"Appa mau memanggil Harabeoji dan Halmeoni dulu. Tolong temani Paman Taehyung ya."
"Siap, Appa! Ayo, Paman, temani aku nonton ya."
"Ayo."
Yoongi tersenyum menatap dua orang yang duduk di sofa dengan mata langsung terfokus pada acara animasi di televisi. Ia meninggalkan mereka lalu menuju kamar orang tuanya.
Tok tok!
"Eomma? Appa?"
Pintu terbuka dan menampakkan Sang Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Major Kim, Teacher Min
Roman d'amourKim Taehyung pertama kali bertemu dengan Min Yoongi saat ia pindah di tahun terakhirnya di SMA. Keduanya berteman dekat tanpa perasaan lebih. Murni hanya sebagai teman. Hingga sesuatu terjadi suatu malam di dalam mobil ayah Taehyung. TaeGi M-preg