Kim Minwoo

873 100 17
                                    

Kim Minwoo, 26 tahun

Kim Minwoo sibuk menatap rancangan di depannya. Kepalanya pusing karena selama 24 jam terakhir harus mengubah rancangannya sebanyak tiga kali sebab kliennya selalu merasa ada yang kurang tanpa memberi tahu bagian yang mana.

Minwoo yang bekerja sebagai arsitek muda di Teakwood Construction adalah salah satu arsitek muda yang sedang naik daun sehingga banyak orang ingin menggunakan jasanya. Tentu saja membuat pundi-pundi uangnya mengalir lancar. Namun, kali ini sepertinya tidak semudah biasanya.

"Minwoo-ssi, ayo ikut. Kami mau ke kedai soju," ajak Tuan Lee, atasannya.

"Rancangannya belum selesai, Sajangnim."

Tuan Lee mendekat dan menepuk pundaknya.

"Istirahat sebentar. Masih ada 48 jam lebih sebelum presentasi. Kau sudah lembur sejak kemarin. Siapa tahu ada ilham setelah ini. Oke?"

Minwoo mengangguk. Ia butuh penyegaran.

"Baiklah, Sajangnim."

Akhirnya, malam itu Minwoo bersama lima teman kerja dan Tuan Lee menghabiskan berbotol-botol soju hingga mabuk. Hanya menyisakan satu orang yang masih sadar, yaitu Kim Namjoo, perancang interior di Teakwood Construction.

Namjoo menggeleng menatap tujuh orang yang teler di depannya.

"Benar-benar luar biasa! Aku harus minta kenaikan gaji kalau begini terus," gerutu perempuan muda tersebut.

Ia menghubungi sopir pengganti untuk mengantar Tuan Lee pulang kemudian menghentikan lima taksi untuk lima orang teman sekantornya. Dan yang terakhir...Kim Minwoo.

"Kenapa juga selalu bertemu dengan playboy brengsek satu ini?"

Namjoo menghela nafas kesal lalu membantu Minwoo berdiri. Hal yang tidak mudah mengingat tubuh tinggi pemuda tersebut cukup berat untuk dirinya yang mungil.

"Dosamu pasti banyak sampai kau seberat ini," gerutunya.

Ia memapah Minwoo perlahan menuju mobilnya yang terparkir satu blok dari kedai soju yang mereka datangi. Tanpa rasa bersalah, ia mendorong pelan tubuh Minwoo hingga berbaring di jok belakang lalu memasukkan kaki panjangnya.

"Hah, badanku pegal gara-gara Si Brengsek ini!"

Namjoo memijat bahu dan lengannya lalu duduk di kursi pengemudi. Ia memperhatikan Minwoo yang mendengkur sambil meracaukan hal tak jelas.

"Di mana rumahnya ya? Kenapa aku tidak pernah tahu?"

Namjoo berbalik dan memasukkan tangan ke saku celana jeans Minwoo, mencari dompetnya.

"Ah, ini dia!"

Ia mengambil tanda pengenal Minwoo dan membaca alamatnya.

"Tidak terlalu jauh dari sini."

Ia meletakkan dompet pria mabuk itu di sampingnya kemudian melajukan kendaraan menuju kompleks apartemen Minwoo. Setelah sampai, barulah Namjoo merasa bodoh.

"Yang mana apartemennya?" Ia memperhatikan gedung tinggi di depannya. "Aish! Menyusahkan saja!"

Namjoo menggoyang-goyangkan tubuh bongsor Minwoo sambil memanggilnya.

"Hei, Kim Minwoo! Bangun! Apartemenmu yang mana? Hei!"

Namjoo mencoba beberapa kali namun Si Playboy Brengsek itu terus saja tidur, bahkan dengkurannya semakin keras.

"Kau menyebalkan!" Namjoo memukul lengan Minwoo kencang yang sama sekali tak berpengaruh.

"Kalau kuturunkan dia di tempat parkir ini dan kutinggal pulang, aku bersalah tidak ya?"

Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang