24. TITIK TERPASRAH

1.8K 219 43
                                    

Hay readers, apa kabar?
Inget yah kalo kamu lagi butuh seseorang dan gada satu orang pun yang ada untuk kamu, masih ada Allah kan, curhat semua nya ke Allah.
Hati kamu pasti jauh lebih tenang deh
Semangat ✨
Happy reading 💗
________________&______________


~•.☘️🍁☘️.•~

Semua orang sedang merasa sangat cemas memikirkan keadaan Fauza, 2 jam bukan lah waktu yang sebentar bukan? Di tambah suhu ruangan itu mencapai absolute zero.

"Tenang Ar, semua nya pasti baik-baik aja kok," ucap Revan yang memberikan semangat pada Arka.

"Gimana bisa baik sementara gw sendiri yang paling paham tentang keadaan Fauza," sahut Arka.

"Lo jangan pesimis gini dong, sejak kapan Lo jadi gini? Mana jiwa-jiwa ketua geng motor Lo?" Tanya Gilang.

"Gw bukan siapa-siapa tanpa Fauza," jawab Arka yang membuat semua nya terdiam.

"Dengerin gw Ar, dari pada Lo kayak gini, mending Lo berdoa buat keselamatan Fauza," ucap Glen.

"Yaudah gw ke masjid dulu yah, nanti kalo ada kabar tentang Fauza kasih tau gw," ujar Arka yang langsung pergi ke masjid.

"Oke Ar hati-hati Lo," ujar Revan dan Arka pun tak mendengarkan ucapan sahabatnya itu.

"Kasian gw ngeliat Arka begini, dia gk pernah kayak gini sebelumnya," ucap Gilang.

"Pasti dia takut banget kehilangan Fauza," ujar Gilang.

"Jelas lah, cinta nya begitu besar ke Fauza, siapa pun pasti gk mau kehilangan orang yang dia sayang, tapi pasti ini berat banget buat Arka karena yang kita tau dia cuman punya Fauza, setelah sekalian lama hidup nya gelap dan semenjak ada Fauza hidup nya jauh lebih berwarna," ujar Glen.

"Pakar cinta sedang berbicara guys, tapi bener si yang Lo bilang Glen," ujar Revan.

"Tumben banget Lo bener," sahut Gilang.

"Shut! Diam kalian mending ikut berdoa," ujar Glen dan yang lain nya pun menurut.

"Gw takut banget seriusan, 2 jam itu waktu yang lama banget woy," ucap April.

"Iya kan semoga semua nya baik-baik aja yah," sahut Ayu.

"Aamiin ya Allah," ucap Rahma.

Semua orang sangat menghawatirkan keadaan Fauza, terlebih lagi kedua orang tua nya.

"Pah gimana ini, mamah takut," ujar Sarah yang gemetar.

Erik pun menggenggam tangan istrinya itu. "Kita berdoa aja buat Fauza mah, udah jangan panik gini yah," ujar Erik yang menarik Sarah kedalam pelukannya.

"Rangga udah ngasih tau Oma, Oma sama Opa langsung berangkat ke indo setelah denger berita ini," ujar Rangga.

"Bagus lah kalo emang gitu," sahut Erik.

"Iya pah,"

Sementara itu di ruangan Fauza telah di tangani oleh dokter terbaik, keadaan Fauza yang sangat parah membuat mereka sedikit menyerah.

Fauza memiliki alergi dingin, dan dia juga berada di dalam ruangan yang dingin selama berjam-jam tak mudah bagi nya masih bisa selamat dari hal itu.

Entahlah semua obat yang dokter berikan tidak mau bekerja pada tubuh Fauza, mungkin semua itu di sebabkan karena dingin nya suhu tubuh Fauza.

"Bagaimana ini dok? Pasien sama sekali tak merespon obat yang kita berikan," ujar suster.

"Tetap berusaha untuk membuat nya bisa tersadar meskipun kemungkinan nya hanya 0,1%" ucap dokter.

ARFA (Arka Fauza) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang