Happy reading 💕Baca pakek hati ya guys karena Aku nulisnya bukan hanya pakek ketikkan tapi juga hati, biar fellnya dapat.
Kita mungkin tidak ditakdirkan menjadi sepasang merpati, tapi setidaknya kita pernah bersama. Dari pagi hingga tertidurnya malam, banyak memori yang kita rangkai pada akhirnya akan pergi terbawa semesta.
"Alika ...," ucap Devin dari jauh melihat Alika terbaring lemah dipenuhi alat medis. Hanya ada suara monitor yang bergerak menandakan kalau jantung Alika masih berdetak.
Hanya ada raganya yang masih di sini tidak dengan jiwanya. Devin berjalan menuju kursi di samping Alika. Menggenggam erat tangannya lalu menumpahkan tangis yang ditahannya sejak tadi.
"Sayang i'm so sorry," ucap Devin mencium tangan Alika.
"Aku nggak tau kalau kejadiannya akan seperti ini."
"Aku nggak bisa lindungi Kamu, Aku bodoh."
"Kamu tau apa yang membuatku kemarin khawatir, karena Aku takut akan kehilangan Kamu dan benar terjadi. Aku kehilangan sosok Alika, sedangkan yang ada didepanku kini hanya raganya saja." Cairan bening sudah membasahi baju Devin.
Terus saja Devin menangis menceritakan semua yang sudah mereka lalui, sakit, sesak dan menderita itulah yang dialami Devin saat ini.
Kadang semesta memang punya skenarionya sendiri, mau sehebat apapun manusia merencanakan semesta akan tetap pada takdirnya.
Devin tidak pernah tau sampai dimana cerita mereka akan mendapatkan endingnya, pun dengan akhir sad ending atau happy ending, namun Devin terus berusaha mendapatkan akhir yang bahagia yang kalau dilihat sekarang adalah akhir yang menyedihkan.
Sudah hampir satu bulan Devin tidak beranjak dari ruangan serba putih ini, alat medis seakan mengingatkannya jika tidak ada tanda-tanda kesembuhan pada raga Alika. Tidak ada respon sedikitpun dari cerita dan kalimat yang terlontar dari mulut Devin.
"Kamu tau apa yang membuatku terus melupakan banyak hal? Karena Aku paling benci mengingat kejadian yang bahkan Aku sangat kecewa sebab itu semua menyesakkan. Tapi saat Aku sudah bersama Kamu, Aku harus tidak boleh melupakan apa yang berhubungan dengan kamu." Devin menulis di buku diary Alika yang sempat Ia beli di Jepang kemarin.
"Lika Aku mencintai Kamu bahkan sejak kita untuk pertama kalinya dikenalkan pada umur 10 tahun, Aku meminta pada Tuhan supaya dijodohkan sama Kamu." Devin terus saja bercerita menggenggam tangan Alika penuh air mata.
Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada melihat orang yang dicintai tidak dapat bergerak seperti biasanya, tidak ada suara yang meramaikan rumah. Tidak ada celoteh bawelnya atau senyum dari wajahnya.
Devin merasa benar-benar sangat kecewa pada dirinya yang tidak dapat menjaga Alika, seandainya bisa Devin ingin menggantikan posisi Alika saat ini. Pasti Alika merasakan kesakitan, dipenuhi alat-alat yang bahkan Alika sangat takut menyetuhnya. Alika tidak suka rumah sakit, tempat paling menyedihkan yang isinya ada dua kemungkinan pulang ke rumah atau pulang ke sisi Tuhan, dan Alika takut itu.
"Sayang Kamu pulang dulu yuk, istirahat dulu. Biar Mama yang jagain Alika," ucap Bunda Devin mengelus bahu Devin.
Bunda dan Mama Alika sedari tadi pun menunggu di luar, keadaan yang seperti ini membuat mereka semua merasa kehilangan. Yang bahkan Bila pun terus menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss from husband (Completed √)
RomanceLebih dari siapapun yang tau aku mencintaimu hingga ke titik hatimu. Kalian tau sakit itu ketika dia pergi dan berlaku dingin.~Alika Venisya Salsabilah Aku akan terus mencintaimu hingga kamu dapat mencintaiku ~devin gara verdista ~ Cover by : Dewi...