Happy reading 💕
Dini pagi akhirnya pesawat yang membawa Alika dan Devin tiba di airport Tokyo Narita setelah menempuh waktu kurang lebih tujuh jam dua puluh menit dari bandara Soekarno-Hatta.
Alika yang masih mengantuk kian susah untuk dibangunkan menuju hotel, alhasil Devin dengan sabar menggendong Alika yang beratnya telah dua kali lipat dari berat badan sebelumnya.
Barang-barang yang seabrek itu sudah dimasukkan ke dalam bagasi oleh anak buah Devin. Honeymoon kali ini sepertinya akan melelahkan Devin sepanjang hari, tak hanya itu Devin telah mengambil cuti tiga bulan hanya demi menuruti keinginan istrinya.
Di dalam perjalanan menuju hotel, Alika tak lepas melepas pelukan pada Devin. Sudah sejak tadi Devin berusaha melepaskan pelukan yang hampir membunuhnya itu pasalnya terlalu erat dan mencekik.
"Sayang bangun dulu dong," ucap Devin menepuk-nepuk pipi Alika dengan pelan.
"Uhm nggak mau," balas Alika begitu manja sebari geleng-geleng kepala tidak jelas. Untung saja sopir yang membawa mereka itu tidak dapat berbahasa Indonesia, jika tidak bisa mengganggu kenyamanan orang lain sekali.
Dua puluh menit telah berlalu, mereka sampai di hotel yang akan menjadi tempat mereka selama di tokyo. Lantai paling atas adalah letak kamar yang dituju Devin dengan susah payah sebab harus menggendong Alika seperti bayi manja. Empat koper pun mengiringi dari belakang dengan dibawa oleh dua bodyguard yang khusus untuk Devin.
Nafas Devin seolah tercekat ketika keluar dari lift lantai paling atas hotel the prince park tower tokyo, kini Devin menuju kamar nomor 319 yang berada di ujung ruangan. Setelah memasuki id card pintu terbuka menampilkan ruangan yang sangat luas, lengkap dengan sofa, tv ukuran besar bahkan ada pula mini barnya.
Devin langsung saja mencari kamar yang berada di sebelah kiri, spring bed ukuran king size memenuhi ruangan dengan latar sakura. Belum lagi keindahan yang langsung terhampar di jendela kamar langsung mengarah ke menara Tokyo. Dengan perlahan dan sabar Devin meletakkan Alika, setelah itu keluar dan mengantar bodyguard yang telah membantunya tadi.
Tak berselang lama, baru hendak menjajakan kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Alika sudah memanggil namanya kembali.
"Devin ...," ucap Alika serak seraya menangis dengan mata tertutup. Devin yang cemas pun langsung mengecup kening Alika untuk menenangkannya.
"Sayang tenang ya jangan nangis," balas Devin mengelus puncak kepalanya sambil terus mengecup kening Alika. Sungguh Devin tidak mengerti dengan apa yang dialami Alika.
"Jangan tinggalin Alika lagi," ucap Alika meracau matanya masih tertutup rapat rupanya Alika mengigau. Hati Devin pun berdesir mendengarnya, tidak dapat dipercaya ternyata kejadian kemarin membuat Alika trauma hingga terbawa ke alam bawah sadar.
Devin pun masih setia memeluk Alika, ia yang ingin membersihkan badan tadi Devin urungkan. Devin ikut berbaring dan menidurkan Alika lagi, tangan Alika pun tak ingin lepas dari pinggangnya.
Rasa takut kehilangan pada kekasih halal itu memang lebih kuat dari pasangan biasa. Karena nama mereka sudah di pasangkan di langit, maka tidak mudah untuk jatuh sendirian.
🌻🌻🌻Pukul 7.45 waktu tokyo. Alika meregangkan tubuhnya kemudian meraba tempat tidur sebelahnya sudah tidak ada sosok Devin. Alika langsung membuka mata dan ingin menangis kembali tidak mendapatkan keberadaan Devin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss from husband (Completed √)
RomansaLebih dari siapapun yang tau aku mencintaimu hingga ke titik hatimu. Kalian tau sakit itu ketika dia pergi dan berlaku dingin.~Alika Venisya Salsabilah Aku akan terus mencintaimu hingga kamu dapat mencintaiku ~devin gara verdista ~ Cover by : Dewi...