part 22

48 6 0
                                    

               Happy reading 💕

Seorang gadis tengah berlari terbirit - birit seperti dikejar anjing di tengah salju yang sedang turun. Bukan anjing yang mengejarnya melainkan seorang pria tampan berwajah khas negeri terbit matahari.

Ntah mengapa dia menghindari pria setampan itu. Jika saja alika yang mengalaminya mungkin saja dia sudah mencair dikejar cogan akut,bukan berlari tapi memeluknya, kapan lagi bukan seperti ini .

Namun seperti hal yang terpikirkan belum tentu apa yang sedang terjadi pada saat ini .

Cewek itu tengah menghindar dari pacarnya yang begitu haus akan dirinya,menit sebelumnya dia mengajak cewek itu menghabiskan waktu bersama bercumbu dengannya di apartemen sang pria menuangkan nafsunya yang telah mencapai klimaks.

Cewek ini tidak ingin,awalnya dia hanya akan mengira jika pacarnya ingin mengajak dia bermain dan maraton film saja di apartemen.

Dia tidak tahu sampai kapan dia akan berlari,ini sudah sangat jauh dia berlari. Deru napasnya tersengal sengal kehabisan oksigen. Tapi pria itu tetap saja mengejarnya tak henti-henti.

Jalanan begitu sepi,dia tidak yakin ada yang akan menolongnya. Meskipun itu dia tidak ingin kembali lagi pada pacarnya yang tidak jauh berlari dibelakangnya. Ini tentang harga diri,mungkin saja disini hanya segelintir yang masih murni sepertinya.

Saat tiba di persimpangan,tangannya ditarik oleh sebuah tangan yang ada digang sebelah kanannya.

Ntah dia tidak tau tangan pemilik siapa itu,yang pasti itu bukan tangan pacarnya karena dia yakin pacarnya jauh berada dibelakangnya.

Deru nafas mereka sangat terdengar jelas di keduanya. Cewek itu membuka matanya setelah tadi ditarik secara paksa.

Refleks matanya melebar ketika melihat seseorang yang ada didepannya ini,yang sedang menatapnya.

Cewek itu benar-benar bingung bagaimana bisa pria yang selama ini menghantuinya tiba - tiba ada disini. Kadang dia bingung dengan tuhan,dia sudah sejauh mungkin melupakan pria yang pernah dia sayangi itu sampai kesini.

Namun dengan mudah tuhan mempertemukan dia dengannya kembali. Dalam situasi ini dia hanya akan berterima kasih pada orang ini,walau bagaimanapun juga dia yang telah menyelamatkannya dari pria bajingan itu.

Sekarang mereka tengah berjalan setelah adu tatap - tatapan yang menghabiskan beberapa menit kerinduan yang mengganjal beberapa tahun.

" Itu pacar lo tadi? " Tanya pria itu tanpa memalingkan muka pada orang yang ditanya nya

" Iya " dia menghembuskan nafas pelan dan menjawabnya kecewa

" Kenapa lo lari dari dia " Tanyanya lagi tetap berjalan lurus kedepan. Cewek itu hanya diam.

" Kok dia " Kata pria itu kemudian melihat kearah cewek itu dengan sebelah alis terangkat

" Dia mau ngelecehin gue "

" Brengsek,dasar bajingan " Makinya sambil mengepal tangannya,raut wajahnya berubah marah. Pikiran cewek itu melambung tinggi.

Mengapa pria ini begitu marah pada pacarnya. Apakah karena mereka berteman. Rasanya jika hanya rasa pertemanan tidak mungkin akan semarah ini. Ntahlah dia tidak mengerti,tetapi dia menyukai dipedulikan seperti ini.

Sudah lama sekali dia tidak melihat ekspresi itu.

" Lo kenapa ada disini? " Tanya cewek itu melihat orang yang ditanya nya

" Ngurusin perusahaan papa " Ucapnya seolah enggan membahas hal ini

" Akhirnya lo nurut juga sama papa lo " kekeh cewek itu tersenyum menampilkan giginya yang rapi

" Terpaksa " Ucapnya datar " Dari mana lo kenal cowok brengsek itu " Sambungnya lagi membahas yang tadi. Sebenarnya cewek itu tidak ingin lagi membahas hal menjijikkan itu.

" Di kafe,awalnya gue nambrak orang dan orang itu marah - marah,kemudian dia datang menyelamatkan gue,kita jalan beberapa minggu sampai kita pacaran " Dengan terpaksa cewek itu menceritakan semua itu,dia tidak ingin lagi pria ini membahasnya.

Mereka terus berjalan sedari tadi sampai mereka tiba pada sebuah bangunan mewah. Mereka manaiki lift menuju lantai tujuh. Setelah pintu lift terbuka mereka berjalan menuju apartemen pria itu.

Ruangan apartemen itu didominasi oleh warna abu - abu. Cewek itu tidak tau harus masuk atau bagaimana.

" Lo nggak mau masuk na " Ucap pria itu yang telah masuk duluan. Cewek itu hanya diam di ambang pintu,dia masih trauma dengan kejadian dia barusan.

" Disini lebih aman dari pada lo sama pacar lo " Cibir pria itu. Sindirannya mulai keluar .

" Gue nggak akan ngapa - ngapain lo,cepat masuk " Suruh pria itu balik lagi ke pintu,cewek itu akhirnya menurut masuk.

Beni membuatkan kina teh khas jepang atau yang biasa disebut
matcha dan membuatkannya makanan. Sejujurnya batin kina menderita dalam moment seperti ini. Dimana disini hanya ada kina dan beni,berdua saja.

Untuk menghindari pacarnya untuk sementara kina tinggal di apartemen beni. Setelah perdebatan yang cukup panjang. Masalahnya bukan dirinya keberatan tapi hatinya yang semakin akan rapuh. Dengan perhatian yang selalu saja diberikan beni. Perhatian kecil namun terasa manis.

                         *****

Terimakasih banyak semuanya
Sudah mau baca cerita ini sejauh ini.

Part ini khusus beni dan kina

Jangan lupa vote and coment ya

Kiss from husband (Completed √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang