part 3

105 20 7
                                    

Happy reading 💕

Pov Alika

Ini sudah hampir satu minggu aku menikah tepatnya lima hari. Kami menikah hanya perlu waktu satu minggu untuk berkenalan.Kami memilih menikah bukan keinginan dari kedua orang tua kami,itu keputusan kami.Karena kami takut akan fitnah dan kebablasan.Walaupun aku pikir ternyata kami belum siap memulai segalanya.Bahkan hingga kini kami belum melakukan apapun. Rasaku kepada devin sepertinya belum muncul. Devin aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya. Jika dia seperti ini terus aku yakin aku akan cepat mati, namun kulihat ada sisi hangat pada dirinya. Devin adalah seorang anak tunggal sama denganku namun memiliki banyak sekali sepupu. Mama dan papaku adalah teman karib bunda dan ayahnya devin, tetapi mereka sudah lama tidak bertemu terbilang aneh saat bertemu tepat saat kami telah dewasa namun rencana mereka awalnya bukan untuk menjodohkan kami tetapi hanya untuk menjalin persahabatan hingga ke anak - anaknya. Mungkin ini yang dinamakan jodoh dan kekuasaan allah. Aku tidak menyesali ini semua. Cukup bersama dia hingga maut memisahkan. Yahh walaupun aku belum mencintai devin Hehe.

~~~~

Devin merebahkan tubuhnya di sofa. Rasa lelah menghinggapinya. Alika duduk bersebelahan di samping devin, memainkan game di ponselnya. Saat alika tengah asik devin mengubah posisinya dan meletakkan kepalanya diatas paha alika. Shok dengan hal itu alika berhenti memainkan gamenya.

"Devin lo lagi ngpain?," tanya alika dengan posisinya saat ini.

"Nggak ngapa - ngapain kok,"ucap devin dengan santai.

"Maksud gue lo ngapain narok kepala lo diatas paha gue,"ucap alika menatap devin.

"Terserah gue la, kan lo istri gue, jadi bebas dong gue apain aja,"kata devin kemudian memeluk pinggang alika tetap dalam posisi itu.

"Devin tapi kan gue geli." alika menggeliat namun tak ber efek pada devin.

"Hahaha gitu aja lo geli, apalagi nanti kalo gue apa-apain," tawa devin memecah.

"Emang lo berani ngapa -ngapin gue, "tantang alika menyubit perut devin.

"Berani dong, kenapa gue harus takut, lagi pula kita kan cuma berdua " ujar devin sambil menyengir

"Awas aja kalo lo berani macem -macem," ancam alika.

"Siapin aja diri lo ntar malem ya," kata devin menegakkan tubuhnya menuju kamar mandi.

Alika hanya menggigit bibir bawahnya. Sungguh alika takut jika devin nekat, dia belum siap lagi pula dia masih haid.

Alika menangkupkan tangannya ke wajah. Dingin yang dia rasakan sekarang. Kenapa jantung rasanya kayak habis lari batin alika.

"Rileks alika, rileks," ucap alika dari tadi menenangkan dirinya

Devin yang mendengar itu hanya tertawa - tawa sendiri. Tambah gue kerjain lo kata devin dalam kamar mandi.

Alika lupa mengunci kamar. Sehingga dengan mudah devin masuk. Awalnya devin ingin meminta izin terlebih dahulu namun dia urungkan terpikirlah di benaknya untuk kembali mengerjai alika.

Tidak lama itu alika keluar dari kamar mandi hanya menggunakan selembar handuk. Sehingga paha dan bagian lehernya terlihat. Devin yang melihat itu hanya cengengesan dan tersenyum.

Sepertinya alika masih juga belum sadar, dia langsung membuka lemari untuk mengambil baju.

Saat berbalik baru dia melihat devin yang dengan santai duduk diranjang menatapnya dari atas hingga bawah.

"Argh devinnnnn," teriak alika melempar devin dengan bantal.

"Uhh sakit ka," gerutu devin.

"Devin keluar, nggak sopan banget masuk nggak minta izin, mana diam aja dari tadi." alika mendorong tubuh devin untuk keluar.

"Huh kok bisa si dia masuk, pasti nggak dikunci tadi," gerutu alika dia merasa malu seumur - umur belum ada cowok yang melihatnya tadi kecuali devin.

"Mangkanya lain kali pintunya dikunci, kalo bukan aku yang liat tadi beruntung banget tu cowok,"kata devin dari luar.

"Udah nggak usah diinget -inget," ucap alika masih dalam tempo yang marah

Alika langsung memakai bajunya, kemudian merapikan rambutnya. Hari sudah menjelang magrib.

"Alika gue boleh masuk nggak?," tanya devin meminta izin.

"Nggak boleh," kata alika dia masih malas bertemu dengan devin.

"Ka lo mau sholat bareng apa nggak?!," ujar devin

"Yaudah deh," ucap alika memberi izin.

" Gitu dong, dari tadi coba." Devin membuka pintu dan terpesona melihat alika yang telah memakai mukena

Subhanallah maha suci allah. Terimakasih tuhan telah mengirimkan sosok bidadari ini untukku. Dia terlihat sangat cantik saat ingin menghadap kepadamu ya allah. Dalam hati devin bersyukur telah dijodohkan dengan alika. Alika yang memang cantik tampak lebih cantik dengan balutan mukena bermotif bunga sakura.

Dilain itu juga amarah alika luntur melihat sosok devin yang lebih tampan menggunakan sarung, kopiah, dan baju kokonya itu.

Mereka saling melempar senyum dan tepat mata mereka bertemu, iris itu menyatu.

****

Jangan lupa vote and komen ya!
Selalu ditunggu 😘😊😆

Semoga yang udah berbaik hati mau baca, trus vote dan komen cerita ini masuk surga aminnnnn ya rabbal alaminnn

Makasih banyak ya

I love you myself
I love you all 😘😍💐

Kiss from husband (Completed √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang