Happy reading💕Devin mengernyitkan alisnya melihat kotak nasi yang selalu diberikan oleh salah satu mahasiswanya selama beberapa minggu terakhir ini.
Devin malah bingung rasanya ingin memakannya lagi atau tidak. Pasalnya ini hampir setiap hari mahasiswa itu memberikan kotak nasi itu, dengan alasan yang tidak jelas. Bukankah aneh.
Tapi karena demi tidak ingin mubazir devin memakannya. Rasanya begitu familiar dan enak. Diatasnya selalu dihias, bak makanan bekal yang sering dibawak anak seusia sd, terlihat lucu. Seulas senyum devin terangkat.
Dilain itu ada seseorang yang mengintip di muka pintu, melihat devin yang tengah tersenyum. Kemudian dia beralih pada ponselnya mengetikkan sesuatu lalu pergi meninggalkan ruangan.
~~~~~
Alika melirik jam yang bertengger di pergelangan tangannya. Dia sedang menunggu taksi di depan rumah. Akhirnya taksi yang ditunggu alika pun datang setelah menunggu sekitar delapan menit.
Alika mengenakan dress selutut dengan bagian tangannya yang panjang dibalut dengan highell yang tidak terlalu tinggi. Alika keliatan perfect walau tidak terlalu terkesan mewah.
Sekarang alika ingin bertemu dengan seseorang di sebuah kafe yang sering dia datangi bersama devin, ntah kenapa orang yang mengajaknya bertemu itu mengambil tempat ini. Alika membuang nafasnya pelan saat sudah melihat seseorang yang duduk di sebelah dinding kaca besar sambil sesekali mengesap minumannya.
"Hayy sayang,apa kabar?," tanyanya ketika melihat alika langsung dipeluk.
"Alhamdulillah baik kok bun," balas Alika sambil memaksakan sudut bibirnya untuk terangkat. Biasanya Alika tidak akan secanggung ini kepada orang yang tengah memeluknya itu tapi ntah kenapa rasanya sudah berbeda. Terasa asing.
" Duduk sayang,mau mau pesan apa?," ucapnya pada Alika melepaskan peluka untuk kembali duduk.
"Lika udah kenyang bun nggak usah," tutur Alika melirik orang didepannya itu.
"Yaudah pesan minum aja ya, macca latte kan." Yah orang di depan Alika ini sangat tahu kesukaan Alika karena anaknya sering bercerita, Alika sempat mengernyitkan alis pertanda bingung namun berikutnya dia mengangguk.
Orang yang di depan Alika itu kini menggenggam tangan Alika penuh kelembutan. Dia berusaha mengajak Alika berbicara dari hati ke hati. Dia juga mengutarakan perasaan devin malalui dirinya, semuanya tanpa terkecuali. Kecewanya devin, bahkan devin belum ingin bertemu dengannya.
"Bunda tau ini bukan sepenuhnya kesalahan kamu sayang." genggaman tangan itu semakin erat, apalagi melihat Alika kini terisak.
"Nggak bun ini kesalahan lika yang nggak bisa ngejaga cintanya devin hiks."
"Nggak sayang, bunda tau kamu itu gimana."
"Lika bingung harus gimana lagi bun." tangis Alika semakin pecah.
Mungkin banyak orang yang mengatakan ini hanya masalah sepele namun menurut mereka ini masalah tersulit.
~~~~~
Alika memutuskan untuk pulang sendiri, dia tidak ingin merepotkan bunda Devin untuk mengantarnya pulang.
"Alika," panggil seseorang yang tidak jauh dari Alika saat Alika sedang berjalan keluar kafe.
"Arell please jangan gangguin hidup gue lagi." Tepis Alika kasar dari pergelangan tangannya.
"Gue cuman mau perbaiki semuanya aja ka, Gue tau lo nggak bahagia hidup sama suami lo."
"Udah la rell, nggak cukup apa lo hancurin ini semua, tau apa lo tentang bahagianya gue hah," maki Alika dengan amarah, sudah cukup ini semua. Dia benci Arell benar - benar benci. Beruntungnya ada taksi yang lewat, akhirnya Alika bisa pergi dari arell.
"Ka dengerin gue dulu," mohon Arell berusaha menarik tangan Alika yang hendak masuk taksi, dengan sigap Alika menepisnya.
Tidak juga menyerah Arell mengambil mobilnya dan mengikuti Alika.
Setelah sampai dirumah Alika turun dan berlari dengan cepat menuju rumahnya.
Arell memarkirkan mobilnya terlebih dahulu di depan rumah alika baru menegejar Alika ke dalam. Mama Alika yang melihat anaknya itu berlari menuju lantai atas dengan terburu-buru mengernyit bingung dan langsung menoleh ke ujung pintu yang sudah ada Arell yang berdiri disana, mama Alika menggelengkan kepalanya.
"Tante please izinin Arell ketemu sama Alika, sebentar aja tante please," lirih Arell menangkupkan tangannya di depan wajahnya. Mama Alika hanya membuang nafas pelan, sebenarnya dia sudah tau jika Alika tidak mungkin akan mau bertemu Arell mengingat Alika yang tadi saja berlari menghindari arell.
"Yaudah kamu tunggu di sini sebentar ya, tante panggilin Alika." Sebelum mama Alika berlalu dia menyuruh Arell untuk duduk di ruang tamu.
Alika meletakkan kepalanya pada kedua lututnya yang dia lipat. Dia melihat kosong ke luar jendela yang terbuka, membiarkan rambutnya yang panjang dihantam oleh angin.
"Lika ada Arell di bawah, dia mau ketemu sama Lika katanya." Mendengar suara dari ambang pintu Alika membuang nafasnya yang lelah.
"Lika cuman mau ketemu sama Devin ma," teriak Alika dari dalam kamar. Yasudah lah ya mama Alika tidak dapat memaksa.
"Gimana tante lika mau kan ketemu sama Arell?."
*****
Hayyyyy maaf ya jarang update lagi sibuk sama event lomba cerpen diriku ini😯🙌
Thankyou so much ya yg udah rela nungguin ak update
Terus baca cerita aku ya!!
Jgn lupa tinggalkan jejak
Vote,coment ,and shareYg enough juga seru kok,itu kisah nyata yang dipoles lebih dramatis hahaha 😎😂😂😂
Ig : kha_widiaaka11
Follback dm aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss from husband (Completed √)
RomanceLebih dari siapapun yang tau aku mencintaimu hingga ke titik hatimu. Kalian tau sakit itu ketika dia pergi dan berlaku dingin.~Alika Venisya Salsabilah Aku akan terus mencintaimu hingga kamu dapat mencintaiku ~devin gara verdista ~ Cover by : Dewi...