Happy reading 💕Alika tak henti-hentinya menangis sejak turun dari mobil tadi. Begitu juga dengan Bunda Devin sedangkan Bila menahan tangisnya agar tak pecah, jika Bila ikutan menangis lantas siapa yang harus memenangkan Bunda dan Alika.
Mereka semua berjalan menuju ruangan yang berada dipojokkan. Baru saja Alika tadi mendapat pesan dari sang polisi yang membawa suaminya itu.
"Selamat siang nyonya Devin," sapa seorang polisi yang telah menyadari bahwa mereka dari kalangan atas.
"Siang pak, bagaimana bisa suami saya terluka seperti ini?" tanya Alika dengan tidak begitu sabar, air matanya sudah diseka agar tak memalukan.
Dokter di dalam masih sibuk memeriksa kondisi Devin, belum tau jelas apakah lukanya mengalami pendarahan hebat dan harus di operasi atau bagaimana.
"Pak Arell dan tuan Devin berkelahi, namun tidak disangka anak buah pak Arell ikut membantu dan salah satu dari mereka menusuk bagian perut tuan Devin," tutur polisi bercerita panjang agar mereka mendapat kejelasan.
"Saya minta beri hukuman yang sepadan kepada mereka pak!" perintah Alika begitu tegas.
"Baiklah nyonya."
Setelah itu dokter keluar dengan beberapa perawat di belakangnya, sementara perawat pergi berlalu. Dokter kemudian menyampaikan perihal kesehatan Devin.
"Untung saja tusukannya tidak terlalu dalam dan tidak mengenai bagian yang fatal namun kondisi psikis yang dialami pak Devin menyebabkan tubuhnya begitu lemah," ucapnya tersenyum sedikit.
"Alhamdulillah." mereka berujar begitu kompak tetapi terselip juga nada kesedihan.
Seusai dokter menjelaskan panjang lebar, dia pun kembali ke ruangannya. Sementara Alika bersama Bunda dan Bila menemui Devin. Di dalam ruangan serba putih ini Devin terbaring lemah di kasurnya. Wajah tampan Devin begitu pucat, bibir merahnya tampak abu-abu. Alika segera duduk di sisi Devin menggenggam erat tangan suaminya.
Seperti tau apa yang dirasakan menantu kesayangannya, Bunda Devin mengajak Bila untuk keluar dengan alibi ingin mencari makanan. Kini di dalam ruangan itu hanya mereka berdua diisi dengan kesunyian pekat. Aroma maskulin di tubuh Devin masih terasa, Alika sangat begitu bersalah. Semua ini adalah salahnya jika saja Dia dengan tegas memperingati Arell mungkin kejadiannya tidak seperti ini.
Alika terus saja menangis, dalam hatinya hanya ada nama Devin tak lebih. Alika menatap nanar wajah Devin bak mayat hidup itu. Rasa lelah membebani hati dan tubuh Alika.
Sejenak Alika menyentuh bibir tipis Devin. Bibir itu yang setiap pagi menciumnya. Alika berdiri sedikit untuk menjangkau wajah Devin, dengan lembut dan perlahan Alika mencium bibir Devin, cukup lama tanpa sambutan namun.
"Aku mencintaimu," ucap Alika di akhir ciumannya seraya memegang dada bidang Devin. Kursi yang berada di sisi Devin itu yang menjadi tempat Alika tidur semalaman ini dengan tangannya yang memeluk Devin dari samping.
Pukul 01:23 dini hari Devin bangun dari tidur seharian panjangnya. Masih mengfokuskan penglihatan mata Devin menyapu seisi ruangan ini. Dimanakah Dia batinnya berucap seraya mengingat kejadian siang tadi, kemudian Dia merasakan pelukan hangat yang dirindukannya, Alika dengan mata tertutup berseder disisi kanannya.
"Lika," ucapnya dalam hati. Ia mengelus puncak kepala Alika penuh kasih sayang, namun sepertinya ada yang aneh pada rasa dibibirnya. Baru saja Devin akan menyentuh bibirnya Alika menggeliat.
"Devin, jangan tinggalin Lika please," ucap Alika mengigau, air matanya jatuh membasahi bulu mata lentiknya, tangannya pun dipererat seolah takut akan ditinggalkan.
"Lika janji nggak akan buat Devin marah lagi hikss." masih dengan mengigau kali ini Alika menangis cukup dalam. Devin yang melihat itu pun merasa bersalah.
"Jangan nangis sayang, Devin akan terus disini kok," balas Devin mengusap puncak kepala Alika lembut berusaha menenangkannya, sebenarnya Devin tidak begitu mengerti apa yang dialami Alika.
"Janji ya Devin nggak akan pergi," keluh Alika lagi masih dalam tidur, tangisnya sudah cukup mereda. Ntahlah mengapa Alika seperti ini.
"Janji...." Setelah mendengar itu Alika kembali tertidur pulas, mungkin ia sedang mengalami mimpi buruk.
Guyssss thankyou so much
I love my self
Ingat cintai diri sendiri dulu baru mencintai orang lain 🤗👍👍👍👍Suasana hatiku sedang rapuh tolong tinggalkan jejak vote, komen dan share
Sejelek atau sebagus apapun cerita orang mohon untuk hargai karena mereka menulis bukan hanya menggunakan jari, namun juga menggunakan hati dan otak.
Salam kasih dari putri bumi rafflesia
Khaka lara or Widia AriskaPenulis Indonesia author yang tak tentu update
Minal Aidzin walfaizin mohon maaf lahir dan batin guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss from husband (Completed √)
RomanceLebih dari siapapun yang tau aku mencintaimu hingga ke titik hatimu. Kalian tau sakit itu ketika dia pergi dan berlaku dingin.~Alika Venisya Salsabilah Aku akan terus mencintaimu hingga kamu dapat mencintaiku ~devin gara verdista ~ Cover by : Dewi...