Memilih Sesuatu yang Tidak Pasti

15 3 0
                                    

Perkuliahan selesai, setelah dosen keluar semua teman-teman berlomba keluar dari ruangan. Aku masih duduk di bangkuku, Izura yang duduk di sebelah kiriku berdiri. Aku melihat ke sebelah kananku Bang Daru masih belum bergerak.

"Dar..." suara dari pintu ruangan mengagetkan kami. Bang Genta sudah ada di depan pintu. Bang Genta berjalan mendekati kami.

"Ayo, teman-teman udah nunggu." ucap Bang Genta. Sepertinya Bang Daru mau pergi dengan teman-temannya. Bang Daru beranjak dari duduknya. Aku ikutan berdiri, Bang Daru melihatku.

"Pijar, aku ada kegiatan dengan teman-teman." ucapnya padaku, aku mengangguk.

"Pergi dulu ya, Pijar." ucap Bang Genta, aku tersenyum. Bang Daru dan Bang Genta berjalan keluar dari ruangan kuliah.

"Kamu ditinggal lagi..." ucap Izura, aku menoleh pada Izura. Izura masih melihat Bang Daru dan Bang Genta yang berjalan keluar ruangan.

"Bang Daru juga punya kehidupan sendiri, nggak harus bareng aku terus kan?" ucapku sambil meraih tasku dan berjalan ke luar ruangan. Izura mengikutiku.

"Tapi..., dia lebih sering bareng temannya dari pada bareng kamu." ucap Izura.

"Itu biasa, mereka udah seperti itu dari dulu." ucapku santai padahal hatiku pun setuju dengan perkataan Izura. Apa dayaku, teman-temannya lebih menarik dari pada aku.

"Pijar." Navya muncul di hadapan kami saat kami sudah di luar ruangan kuliah.

"Nav, kok nggak kasi tau mau kemari..." ucapku.

"Aku juga nggak ada rencana, tapi aku nemu ini di jalan." ucapnya sambil menunjuk ke sampingnya. Aku mengikuti arah tangan Navya, tak jauh dari kami Mattew duduk dengan santai.

"Haiii..." ucapnya, aku tersenyum.

"Kamu nemu terus mungut ya..." ucapku sambil kembali melihat ke Navya.

"Iya, kasihan. Jadi aku bawa kemari, siapa tau Kamu mau memeliharanya." ucap Navya.

"Nggak, ma kasih. Kamu aja yang melihara." tolakku, Navya menggeleng dengan wajah manyun.

"Heiii.., aku bukan piaraan." ucap Mattew sambil berdiri. Aku dan Navya tertawa.

"Nggak ada untungnya juga kalau kalian yang pelihara, bakalan puasa aku nggak makan-makan." ucapnya sambil mendekat ke kami.

"Atau kalian mau aku pelihara?" ucapnya dengan wajah genit.

"Ueekk... Malas..." ucapku dan Navya kompak lalu kami tertawa.

"Om banyak duit lo, kalian mau apa? Om pasti belikan. O ya, hari ini Om bawa mobil. Pijar nggak bakalan kepanasan lagi." ucapnya lagi dengan wajah mesum.

"Iss, jijik..." ucapku, Mattew memainkan matanya.

"Nav, tolong balikin lagi ke jalan di mana kamu nemu." ucapku pada Navya.

"Kita tinggalin di sini aja dia, kita pergi yuk" ucap Navya, aku mengangguk.

"Setuju..." ucapku sambil menarik tangan Izura yang menatap kami heran.

"Eits..." ucap Mattew dan memegang tangan Navya.

"Jangan lari dari, Om." ucapnya genit.

"Oke, tapi traktir makan ya..." ucap Navya berubah manis.

"Beres..." ucap Mattew.

"Tergoda juga kamu dengan Om ini." ucapku pada Navya.

"Aku lapar..." ucap Navya, aku tertawa.

Sudut HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang