Dia yang Muncul Kembali

36 3 0
                                    


Waktu kembali membawaku berlari... Hingga akhirnya aku ada di sini. Masa SMA-ku sudah berlalu setahun yang lalu kini aku seorang mahasiswi semester tiga. Hanya satu yang tak bisa berlalu dibawa waktu, perasaanku pada Bang Daru. Aku berjuang masuk ke kampus ini berharap aku akan bertemu dengannya lagi, namun... Aku tak menemukannya...

Aku berjalan keluar dari kantor sekretariat jurusanku. Aku melangkah menuju ruang kuliahku hari ini.

"Pijar..." suara Izura memanggilku, aku menoleh. Izura berlari kecil mendekatiku.

"Baru datang?" tanyaku setelah Izura sampai di dekatku.

"Iya, ayo ke ruang kuliah..." ucap Izura sambil menggandeng lenganku. Izura adalah teman akrabku di kampus. Izura cewek manis yang ceria. Berbeda dengan Navya yang sedikit tomboy, Izura feminim. Kalau mereka bertemu, mereka suka saling mengkritik dan aku hanya menatap mereka geli. Izura sudah masuk ke dalam persahabatanku dengan Navya. Sekarang kami suka jalan bertiga.

Dari jauh kami melihat ruang kuliah sudah ramai. Aku dan Izura bergegas masuk ke ruangan. Saat di ruangan, kami melihat bangku belakang sudah terisi hanya tinggal bangku depan yang kosong. Aku dan Izura mau tak mau harus duduk di bangku paling depan. Suasana ruang kuliah terdengar bising dengan obrolan para mahasiswa. Saat aku melihat bangku depan, aku terpaku pada bangku depan paling ujung. Seorang cowok duduk sambil membaca buku. Sosoknya tak asing bagiku, benarkah itu dia? Jantungku berdetak kencang.

"Pijar..." Izura menarik tanganku dan menuntunku duduk di bangku. Mataku masih menatap dia, Bang Daru. Kenapa dia bisa ada di sini?

"Pijar, kamu kenapa? Kamu melihat apa?" ucap Izura, sambil melihat arah pandanganku.

"O..., cowok itu. Dia senior kita, katanya dia baru selesai cuti kuliah." ucap Izura, cuti kuliah? Karena itu aku tidak bisa menemukannya selama ini? Kenapa dia cuti kuliah?

"Pijar, Pak Dion sudah masuk." Bisik Izura, aku masih belum bisa mengalihkan pandanganku darinya. Izura menarik lenganku mengingatkanku. Aku akhirnya mengalihkan mataku dari Bang Daru dan menatap ke depan. Pak Dion sudah mulai perkuliahannya. Aku masih belum fokus, Bang Daru di sini? Di ruangan ini? Aku melirik ke arahnya lagi. Dia menatap ke depan fokus pada perkuliahan dari Pak Dion. Aku kembali berusaha fokus pada kuliah Pak Dion tapi aku gagal. Sampai kuliah selesai, aku tak mengerti sedikit pun apa yang di sampaikan Pak Dion tadi. Pak Dion keluar ruangan, di susul teman-teman yang lain. Aku masih duduk di bangkuku. Setelah ruangan sepi, Bang Daru bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruangan. Aku bangkit berdiri dan mengikuti Bang Daru dari belakang, menatap punggungnya. Izura bingung melihat sikapku.

"Pijar, kamu kenapa? Dari tadi kayak nggak fokus dan ini kita mau ke mana?" tanyanya heran. Aku nggak mengubris Izura, aku hanya ingin terus menatap sosok itu. Langkahku berhenti saat ada seorang cewek yang mendekati Bang Daru dan tersenyum manis padanya. Siapa cewek itu? Bang Daru meladeni obrolannya.

"Pijar..." ucap Izura. Bang Daru ngobrol dengan cewek itu kemudian mereka berjalan berdampingan. Aku tetap diam di tempatku, perasaan seperti apa ini? Aku merasa semakin jauh darinya.

"Pijar..." Izura menguncang lenganku, aku menoleh padanya.

"Kamu kenapa?" ucapnya khawatir.

"Dia..., dia Bang Daru..." ucapku, ekspresi wajah Izura berubah dari heran menjadi kaget.

"Bang Daru? Bang Daru yang itu..." ucap Izura tanpa melanjutkan perkataannya. Aku mengangguk lalu membalikkan tubuhku dan berjalan, Izura menjejeri langkahku.

"Kenapa kamu nggak menyapanya?" tanya Izura.

"Dia tidak mengenalku." ucapku sambil terus berjalan, berbagai pikiran muncul di otakku.

"Tapi dia kan seniormu..." ucap Izura.

"Iya. Tapi dia tidak pernah menganggap aku ada, Izura." ucapku lagi, Izura diam. Izura tidak berkata apa pun padaku lagi, sepertinya dia tahu saat ini aku tak ingin banyak bicara. Ini benar-benar mengejutkan bagiku. Dia muncul kembali di hadapanku. Kami berjalan dalam diam menuju gerbang kampus. Kuliah hari ini sudah selesai, aku memutuskan untuk pulang.

                                                                                                  ***

Bersambung...

Sudut HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang