Rencana Mengungkapkan Cinta

20 3 0
                                    

Aku berbaring di tempat tidur dan menatap langit–langit kamarku. Bang Daru, bagaimana caraku mengungkapkan perasaan yang sudah menahun ini... Ketika aku di depanmu, aku kelu. Kata-kata dan suaraku seperti hilang. Aku pikir ketika kamu pergi meninggalkan sekolah kita maka aku pasti akan melupakanmu juga. Namun yang ada.., hatiku terus mencarimu dan menyimpan semua asa ini. 

Saat itu aku berjanji ditengah rasa kehilangan dan kesedihanku. Aku akan mengungkapkan perasaanku padamu, jika perasaan ini masih sama ketika kembali bertemu denganmu. Dan saat itu tiba, dan aku tak tahu bagaimana cara menepati janjiku. Mampukah aku berdiri di depanmu... Aku menarik nafasku panjang. Rasanya lelah sekali, aku menutup mataku. Saatnya istirahat, besok mungkin aku bisa menemukan cara untuk menepati janji.

                                                                       *****

Perkuliahan baru saja selesai, aku masih duduk di bangkuku. Izura sudah keluar dari ruang kuliah karena ada janji katanya. Aku menatap Bang Daru yang melangkah keluar dari ruang kuliah. Di pintu ruangan ada Bang Genta menunggu Bang Daru. Lalu mereka berjalan menjauh, menghilang dari pandanganku. Aku masih menatap pintu ruangan, dan tenggelam dalam lamunan. Aku tersadar dari lamunanku ketika Gilang temanku menepuk bahuku. Aku mengalihkan mataku dari pintu kepada Gilang. Gilang menatapku heran.

"Kamu kenapa?" tanyanya.

"Memang kenapa?" tanyaku kembali.

"Lah, aku justru nanya kamu. Kamu kenapa?" ucapnya.

"Hahhh..." ucapku masih belum mengerti. Gilang mendesah pelan lalu duduk di bangku di sebelahku.

"Kamu, aku sapa dari tadi nggak berespon. Hanya menatap kosong ke arah pintu. Ada apa?" ucapnya pelan sambil menatapku, aku diam.

"Ada masalah?" tanya Gilang lagi, aku mengangguk.

"Masalah apa?" tanya Gilang , aku diam sesaat lalu...

"Ayo, cerita aja ke aku. Siapa tau aku bisa bantu." ucapnya lagi.

"Mmm..." ucapku, Gilang menatapku menunggu apa yang akan aku katakan.

"R-H-S" ucapku.

"Apa?" tanya Gilang nggak paham.

"Rahasiaaa..." ucapku lalu tersenyum dan berdiri.

"Aku serius lo..." ucap Gilang.

"Sama aku juga, aku pergi dulu ya." ucapku lalu melangkah meninggalkan Gilang yang sepertinya mau protes tapi menahan diri. Aku tersenyum kecil.

                                                                                    *****

Bersambung...

Sudut HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang