Suka
Vote + comment + follow
Happy reading!!"Oy! Oy! Asahi!"
Laki-laki berambut putih itu menoleh ke belakang, menatap orang yang memanggilnya barusan dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.
Sungwon, dia berlari kecil menghampiri Asahi. Mereka sudah pulang sekolah dari tadi. Hanya saja Asahi dan Sungwon memiliki jam ekskul dulu.
"Apa kau mau ikut bermain ke rumah Doyoung?" tanya Sungwon mengajak.
Memanglah, rumah Doyoung sudah seperti basecamp bagi mereka. Berhubung kedua orang tuanya tidak ada. Mereka jadi bebas berada disana.
Asahi nampak berpikir, dia mulai melangkahkan kakinya diikuti oleh Sungwon di sampingnya.
"Apa semua orang ada disana?"
Sungwon mengangguk. "Heeseung, Sunoo, Yoshi sudah berada disana. Minkyu dan Sunghoon sedang dalam perjalanan, " jelasnya.
Asahi mengangguk. "Ayo!"
Kedua remaja itu pun mempercepat langkahnya. Mereka menuju halte, menunggu bus disana. Sembari menunggu, Sungwon tak henti-hentinya berceloteh. Asahi hanya menyimak, sesekali dia bergumam, mengangguk. Definisi irit bicara Asahi tuh.
Laki-laki berambut putih itu mengernyit tipis. Dia melirik kesana-kemari. Entah hanya perasaannya saja atau memang iya, Asahi rasa mereka sedang diperhatikan. Namun, disini tidak ada siapa-siapa.
"Sungwon, apa kau merasa ada seseorang yang memperhatikan bahkan mengikuti kita?" Asahi bertanya dengan pelan.
Sungwon berhenti berceloteh. Dia menggeleng.
"Aku tidak merasakan apa-apa," sahutnya.
Asahi mengangguk pelan. Bus pun datang, mereka segera naik lalu duduk di kursi yang kosong. Tidak banyak penumpang di bus ini. Hanya ada seorang pria berjas hitam serta wanita paruh baya yang membawa banyak belanjaan.
Tepat pukul tujuh malam, mereka sampai di rumah Doyoung. Suara musik melantun terdengar begitu nyaring dari dalam rumah bercorak putih itu. Asahi dan Sungwon segera masuk ke dalam. Dan tanpa mereka ketahui, sedari tadi memang ada orang yang membuntuti mereka.
"Mereka berada di rumah salah satu teman Sunoo. Aku tidak menemukan gerak-gerik ambigu dari mereka,"
"Hm, baiklah."
Pria bersurai blonde itu menutup telepon. Dia pergi dari pelataran rumah tersebut.
Lee Jeno. Dia sudah mulai bertugas hari ini.
•••
"Kim Sunoo ayahmu sudah berangkat pagi-pagi sekali, dia bilang ada urusan mendadak di kantor jadi dia_"
Celotehan ku terhenti. Tubuhku membeku kala mendapat tatapan tajam dan dingin dari Sunoo. Dia masih terduduk di atas ranjang, piyama biru bercorak rubah masih bertengger di tubuhnya. Hhh padahal ini sudah pagi, tapi anak itu masih belum siap-siap.
"Lancang sekali." Laki-laki itu mendesis. "Siapa yang mengizinkan mu masuk ke dalam kamarku?" tanyanya dingin.
Aku menelan ludah dengan kasar. Mataku mengerjap beberapa kali. Jujur saja, aku sedikit takut dan ngeri dengan sikap Sunoo yang seperti ini. Namun sebisa mungkin aku menetralkan raut wajahku.
"Kenapa?" Aku melipat kedua lengan di dada. "Seokjin bilang aku boleh keluar masuk ke kamarmu dengan bebas. Dia menyuruhku untuk membangunkan mu, memastikan kau makan dengan baik, memastikan kau pulang tepat sebelum pukul delapan malam, memastikan kau tidur dengan nyenyak. Cih, bayi besar menyebalkan!" tutur ku sarkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter ; sunoo ✓
FanfictionAku hanya menjalankan pekerjaan ku sebagai seorang babysitter. Tapi, anak yang aku asuh bukan sosok bayi kecil menggemaskan, melainkan bayi besar yang manja dan sedikit nakal. Well, aku cukup menyukai pekerjaan ini- atau mungkin manyukai orangnya. J...