22

3.3K 690 46
                                    

S

unoo menarik tangan Anna menuju ke lantai atas, dimana kamarnya berada. Gadis itu terus memasang wajah ketus hingga pintu kamar tertutup dan lampu dinyalakan.

Sunoo berjalan menuju meja belajarnya, mengambil laptop kemudian duduk di karpet bulu. Kantung plastik berisi cemilan Sunoo keluarkan semua hingga berserakan di sekitarnya. Sunoo menoleh pada Anna yang masih geming di tempat. Pemuda Kim berdecak sebal.

"Apa yang kau lakukan disana?" tanya Sunoo sedikit jengah.

Anna memutar bola mata malas. Dia menaruh kantung plastik yang ia bawa di bawah.

"Aku ingin tidur." Anna menghela napas. "Kenapa kau mengajakku kemari?" lanjutnya bertanya.

Sunoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal seraya menyengir lebar.

"Aku ingin menonton film, bersama Noona," ungkapnya hati-hati.

Anna mengerjapkan matanya beberapa kali. Apa Anna tidak salah dengar? Gadis itu menyunggingkan senyum. Menatap lawan bicaranya dengan nyalang.

"Kau bisa menonton sendiri," sahut si gadis kemudian membalikkan badannya.

"Noona!" rengek Sunoo kemudian beranjak dari tempatnya dan menarik tangan Anna. Pintu yang hendak terbuka Sunoo tutup kembali.

"Ayolah." Sunoo masih merengek. Wajahnya memelas saat bersitatap dengan Anna.

Gadis itu memicingkan mata. Dirinya sedikit berjinjit untuk menatap netra Sunoo sepenuhnya, mencari kebohongan atau maksud dalam mata rubah nya.

"Kenapa kau manja padaku?" tanya Anna penuh selidik.

Mata Sunoo sedikit melebar, dia melepaskan cengkeramannya di tangan Anna lantas mundur satu langkah.

Ugh! Sunoo juga tidak tahu sih sebetulnya. Dia hanya melakukan apa yang dirinya ingin lakukan. Apa mungkin Sunoo manja pada Anna karena ayahnya tidak ada?

Sunoo mengembuskan napas, lalu kembali menatap Anna. Tatapan itu sulit diartikan. Anna sendiri hanya diam, menunggu apa yang ingin Sunoo katakan.

"Maafkan aku," celetuknya terlihat menyesal.

Anna terkejut dalam diam. Gadis itu mendekat pada Sunoo dengan senyum jahil di bibirnya.

"Katakan sekali lagi?" pinta si gadis.

Sunoo menipiskan bibir. "Aku minta maaf atas segalanya. Jadi sekarang tolong temani aku nonton."

Anna menahan kedutan di bibirnya. Namun sayang, tawanya lepas begitu saja. Apa-apaan ini?! Jadi si rubah benar-benar akan berubah? Apa jika Sunoo menginginkan sesuatu dia akan manja dan merengek? Anna menghentikan tawanya. Sedangkan Sunoo menatap Anna dengan datar.

"Baiklah. Ayo!" jawab Anna pada akhirnya.

Sunoo tersenyum lebar. Lagi, dia menarik tangan Anna kemudian keduanya duduk bersampingan sambil menghadap layar laptop.

"Apa yang ingin kau tonton?"

Sunoo tidak menyahut, dia sibuk mencari-cari film yang akan ditonton. Merasa diabaikan, Anna pun mendengus kesal. Dia membuka bungkus cemilan kemudian memakannya.

"Tidak ada yang menarik," lirih Sunoo seraya melemaskan bahunya.

Jelas tidak ada yang menarik. Semua film yang ada di laptopnya sudah Sunoo tonton semua. Anna hanya melirik sekilas, acuh tak acuh. Lagipula ia agak kurang minat untuk sekedar menonton film.

Sunoo meraih permen jelly. Keduanya sibuk memakan cemilan, hingga beberapa menit lamanya hanya keheningan yang melanda.

Sunoo jadi teringat sesuatu, dia lantas menoleh pada Anna.

"Jadi ... kenapa kau menangis?" Sunoo penasaran. Tapi sepertinya Anna tidak suka dengan pertanyaan yang Sunoo lontarkan.

Raut wajahnya terlihat dingin tapi juga murung. Anna tidak mengindahkan pertanyaan Sunoo. Gadis itu malah memakan cemilan dengan rakus.

"Itu tidak penting," celetuk Anna.

"Tapi aku penasaran," sela Sunoo.

Anna menatap Sunoo tajam. Sungguh! Dia sangat benci jika hal itu diungkit-ungkit. Tapi beberapa detik kemudian, helaan napas panjang keluar dari mulut Anna. Gadis itu menunduk, jari-jarinya saling bertaut.

"Hidupku memuakkan," ungkap Anna pelan.

Air muka Sunoo berubah, tatapannya sulit diartikan. Laki-laki itu menggeser posisi duduknya, menghadap Anna.

"Hidupku juga memuakkan," kata Sunoo seraya tersenyum kecut.

Anna mengangkat wajahnya, bertemu tatap dengan Sunoo. Menurut Anna, apa yang membuat Sunoo muak dengan hidupnya yang jelas sangat mewah dan enak? Mempunyai ayah yang siap sedia selalu berada di sampingnya. Apa yang kurang?

"Aku merindukan ibuku, aku juga sering kesepian." Rasanya tenggorokan Sunoo tercekat saat mengingat ibunya.

Anna terenyuh. Dia hampir lupa dengan fakta bahwa Sunoo memang sudah ditinggalkan oleh ibunya.

Di saat orang lain sangat merindukan sang ibu, berbeda dengan dirinya yang malah membenci Cassandra. Rasa benci berhasil melingkupi hatinya. Hingga Anna mungkin menyia-nyiakan waktunya hanya untuk membenci Cassandra, padahal nyawa seseorang bisa melayang kapan saja bukan?

Anna mengepalkan kedua telapak tangannya.

"Aku membenci ibuku, dia sangat buruk," ucapnya nyaris seperti bisikan. Bibirnya gemetar, matanya merah menahan tangis.

Sunoo terkejut dalam diam. Dia mengembuskan napas pelan.

"Bukankah seburuk apapun orang tua, kita tetap harus menghormati dan menyayangi mereka?" Pertanyaannya tidak perlu Anna jawab, jelas Anna tau itu.

Gadis itu menunduk, kemudian bergumam, "tapi dia benar-benar buruk. Dia tidak pantas aku rindukan."

"Kau berbohong. Sebenci apapun seorang anak pada ibu, rasa sayang sekecil apapun pasti ada kan?" sanggah Sunoo.

Anna menggeleng, tidak menyetujui opini Sunoo namun dalam hati dirinya mengiyakan.

"Aku merindukan ayahku, dia sempurna seperti Seokjin. Tapi dia malah meninggalkan ku," lirihnya.

Sunoo mengembuskan napas lagi. Dia menepuk-nepuk bahu Anna pelan, guna memberi sedikit ketenangan, mungkin.

Anna mendongak, wajahnya merah padam dengan kedua pipi yang sudah basah oleh air mata.

"Bukankah kita ini remaja yang saling kehilangan orang yang kita sayang?"

Sunoo tidak menjawab. Dia masih diam, menatap mata bulat itu bergantian.

"Bukankah seharusnya kita saling melengkapi?" imbuh Anna pelan.

Dan keduanya diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

•••

Entah ini sudah jam berapa. Sepertinya sudah siang hari, karena cahaya matahari terlihat sepenuhnya menerobos masuk lewat gorden. Suara bel berbunyi. Merasa tidak ada sahutan, seseorang yang menekan bel rumah semakin brutal.

Terdengar samar-samar dalam telinga Anna yang masih terlelap. Gadis itu mengerutkan dahi dalam tidurnya. Ia membuka mata pelan-pelan.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah kaki. Dahinya mengernyit semakin dalam.

Tunggu! Kaki?! Hey! Apa-apaan ini!

Anna melebarkan matanya, seketika dirinya langsung terduduk. Gadis itu terperangah tidak percaya seraya menatap makhluk yang masih betah di alam mimpinya.

Astaga. Bisa-bisanya Anna menggunakan kaki Sunoo sebagai bantal. Anna masih ingat, mereka terlelap di karpet bulu setelah menonton konten asmr di laptop Sunoo.

Anna mengusap wajahnya kemudian beringsut menuju lantai bawah. Pasalnya suara bel itu terus berbunyi. Anna membuka pintu rumah, membuat dua pria itu bernapas lega.

Pria bersurai blonde itu menatap Anna dengan tatapan tajam. Nampak sekali dari wajahnya bahwa orang itu sangat kesal.

"Apa yang kau lakukan?"



-
-
-
TBC

babysitter ; sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang