semi ending

3.3K 628 93
                                    

1500+ words, happy reading!












Sunoo berlari keluar dari rumah. Tidak peduli dengan teriakan Seokjin, tidak peduli saat ini sudah larut malam. Untung saja hujan sudah berhenti.

Dengan perasaan campur aduk, Sunoo berlari sepanjang jalan trotoar. Bulir keringat membasahi wajah dan lehernya.

Dia terus berlari, mengabaikan rasa pusing di kepalanya. Saat ini yang dia pikirkan hanya Anna.

Marah, kecewa dan sedih bercampur menjadi satu.

Dia tidak menyangka bahwa Anna akan menyembunyikan hal ini darinya.

Menyembunyikan atau memang tidak memberitahu?

Sunoo terpekik kaget ketika tubuhnya terhuyung dan jatuh ke tumpukan barang rongsokan berupa bahan-bahan dari besi dan stenles. Ada orang mabuk yang tak sengaja menabrak dia barusan.

Sunoo meringis ketika merasakan cairan membasahi lehernya. Rasa perih pun muncul. Sunoo menyentuh lehernya dengan jemarinya.

Darah.

Sial. Dia terluka akibat tergores dengan salah satu benda rongsokan itu.

Sunoo mendesah frustasi. Dengan tertatih dia bangkit dari posisinya. Kembali berlari menuju apartemen yang Anna tinggali.

Kerah baju Sunoo sudah ternodai oleh darah. Beberapa orang menatapnya heran saat Sunoo berlarian seperti orang idiot di lobi apartemen. Laki-laki itu segera menaiki lift. Dia tersenyum lega ketika lorong menuju unit Anna sudah di depan mata.

Sunoo memencet bel dengan brutal. Butuh waktu lama untuk Anna membuka pintu, Sunoo sendiri masih sibuk menetralkan napas seraya masih setia memencet bel.

Pintu terbuka. Wajah kantuk Anna melotot seketika saat melihat keadaan Sunoo yang berantakan. Sedangkan si laki-laki hanya diam. Mata rubah nya menatap sendu pada Anna. Napasnya masih memburu dengan wajah memerah.

Jangan lupakan baju kaosnya yang ternodai darah.

Anna menutup mulutnya ketika sadar ada luka memanjang di leher Sunoo. Rasa khawatir kentara sekali di wajah Anna.

Gadis itu menarik Sunoo untuk masuk ke dalam.

"Apa yang kau lakukan!" Alih-alih bertanya gadis itu malah membentak.

Sunoo tidak menjawab. Tatapannya malah semakin sendu. Anna memijit pelipisnya jengah. Ia mendudukkan Sunoo di sofa, lantas dirinya mengambil kotak p3k.

Luka di leher Sunoo ia bersihkan dengan alkohol. Si pemuda tidak meringis sama sekali. Dia sibuk memperhatikan Anna dari bawah.

Anna melirik sekilas pada Sunoo. Ia heran kenapa Sunoo terus menatapnya dengan tatapan menyebalkan itu.

Si gadis sedikit menunduk untuk melihat dengan jelas luka di leher Sunoo. Ringisan pelan keluar dari mulut Anna. Ia seolah bisa merasakan betapa perihnya luka itu.

Kegiatan terakhir adalah memberikan luka itu plester. Anna cukup handal dalam hal ini, setidaknya ilmu saat dirinya mengikuti ekstrakurikuler kesehatan ada gunanya juga.

"Selesai," gumamnya.

Sunoo meraih pinggang si gadis, memeluknya kemudian meletakkan pipi di perutnya. Anna berdiri dengan kaku. Ia menelan ludah dengan susah payah. Gadis itu menatap surai Sunoo heran dan bingung.

Ada apa ini? Astaga tolong jantungnya berdebar!

Namun Anna mengesampingkan itu untuk sekarang. Ia merasakan hangat di perutnya. Si gadis menyentuh lengan Sunoo.

babysitter ; sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang