27

3.3K 617 65
                                    



Saat ujian sudah selesai, semua murid dapat bernapas dengan lega. Kelulusan akan diumumkan seminggu lagi, dan waktu tujuh hari itu banyak orang manfaatkan untuk berlibur bersama keluarga atau sekedar main dengan teman-teman mereka.

Kebetulan Edens Park sedang mengadakan diskon besar-besaran terkhusus untuk para murid dari seluruh sekolah.

Sunghoon memegang dua tiket di tangannya. Dia keluar dari mobil, memasuki apartemen dimana teman perempuannya tinggal.

Ini sudah hampir siang hari, tapi beberapa kali Sunghoon menekan bel orang dalam tidak menyahuti. Pemuda itu menghela napas. Dia menebak bahwa Anna masih sibuk di alam mimpinya.

Untung saja dia ingat kode unit Anna. Setelah memasukkan digit angka, Sunghoon masuk ke dalam.

Dia berdecak kesal ketika melihat Anna tertidur di lantai. Bekas jajanan dan cup mie berserakan di sekitarnya. Laptop pun masih menyala.

Sunghoon geleng-geleng kepala. Tidak mengerti lagi dengan kelakuan Anna.

Sunghoon berinisiatif untuk membereskan sampah-sampah plastik itu. Untung saja taman bermain itu buka hingga sore hari.

Selesai dengan kegiatannya, Sunghoon mengangkat tubuh Anna lantas dia tidurkan di sofa. Gadis itu sama sekali tidak terganggu. Tidurnya benar-benar seperti mayat.

Sunghoon menyentil dahi si gadis. Cukup keras. Hingga Anna meringis lantas terbangun dari tidurnya. Gadis itu langsung terduduk, Ia menatap Sunghoon sengit.

"Dasar pengganggu!" bentak Anna kesal.

Sunghoon tidak peduli. Dia menunjukkan dua tiket pada Anna. Gadis itu mengembuskan napas. Ia menggeleng tanda tak mau ikut.

Sunghoon mengerutkan kening. "Kenapa?"

Anna menggigiti bibir bawahnya, matanya bergerak gugup.

"Aku, sakit," jawabnya dengan cengengesan.

Sunghoon menempelkan punggung tangannya di dahi si gadis. Anna langsung menepisnya. Sakit yang ia maksud bukanlah disana.

"Sunghoon ini masalah wanita. Kau mengerti kan?" Anna memelas. Tangannya mengusap perutnya yang mulai merasakan kram.

Sunghoon mengerti. Mendadak dia salah tingkah. Pemuda itu berdeham.

"Apa masalahnya?" tanyanya polos, "jika kita bersenang-senang maka sakitnya akan hilang."

Anna mendelik tajam. Tidak setuju dengan opini yang Sunghoon lontarkan.

Semudah itu dia berucap?!

Gadis itu memukul kepala Sunghoon, si empunya meringis kesakitan.

"Kau tidak akan pernah merasakannya karena kau bukan wanita!" bentaknya. Gadis itu hendak memukul Sunghoon lagi namun si laki-laki menangkap tangannya dengan mudah.

"Baiklah. Kalau begitu, apa yang ingin kau lakukan?" Sunghoon menyerah. Sia-sia dia mengantri untuk mendapatkan tiket dari pagi hari jika akhirnya terbuang dengan sayang.

Mata Anna berbinar. Sudah kebiasaan jika dirinya sedang datang bulan Sunghoon akan menjadi babu untuknya.

Iya,

babu.

Anna memegangi perutnya erat, wajahnya ia buat seperti sedang kesakitan. Sunghoon menyadari dramanya namun dia hanya diam dengan raut wajah malas.

"Sakit. Aku tidak bisa kemana-mana," cicitnya pelan.

Sunghoon mendengus pelan. Dia mengerti dengan perkataan singkat namun penuh makna itu. Sunghoon menggendong tubuh Anna, si gadis tersenyum penuh kemenangan.

babysitter ; sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang