Suka
Vote + comment + follow
Happy reading!!Hanya ingin tenggelam ke lubang hitam tak berdasar, hanya ingin lenyap untuk sementara. Begitulah yang Anna inginkan saat ini. Rasa malu atas kejadian beberapa menit yang lalu membuat Anna bingung harus menaruh wajahnya di mana.
Kejadian yang menurut Anna lancang dan memalukan itu terus terbayang-bayang di benaknya. Bisa-bisanya dirinya memeluk Sunoo bahkan menangis di hadapannya.
Anna menggigiti kukunya gusar, bola matanya melirik kesana-kemari. Dirinya terus bergerak gelisah dalam posisinya. Omong-omong, Anna berbaring di sofa dengan memunggungi Sunoo. Selimut rumah sakit yang selama ini Sunoo gunakan menyelimuti setengah tubuhnya.
Sunoo yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Anna yang membuatnya muak pun akhirnya buka suara.
"Kenapa kau terus bergerak? Itu benar-benar membuatku muak!" bentaknya jengah.
Anna terhenyak. Dia menautkan alis tajam, mendudukkan posisinya lantas menatap Sunoo dengan tatapan tajam.
"Jangan mempersulit hidup! Jika kau muak melihatku, maka buta kan saja matamu itu! Dan aku benar-benar benci jika kau menatapku dengan tatapan seperti itu," balasnya sarkas.
Sunoo membuang muka ke arah lain, melipat lengannya di dada. Merasa tertangkap basah karena terus memperhatikan si gadis. Diam-diam Anna mengulas senyum miring.
Terdengar suara gemuruh petir diluar, tak berapa lama hujan pun turun dengan deras. Jeno sendiri belum menunjukkan batang hidungnya. Hal itu membuat Anna mendadak gelisah. Takut Jeno sudah mengadukan kejadian kemarin pada Seokjin.
Anna mendecih. Memaki dirinya sendiri yang dengan bodohnya malah membuang kesempatan. Anna tidak sembarang dalam pilihannya ini. Dirinya merasa iba pada Sunoo, mengingat perkataannya beberapa menit yang lalu.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu. Tapi aku senang kau datang. Aku sangat kesepian."
Ucapan yang tersirat kesedihan dalam sorot matanya itu menyimpan banyak hal yang Anna tidak ketahui.
Kecewa itu adalah hal yang tidak patut untuk dimaafkan secara sukarela. Seokjin adalah sosok ayah yang baik. Anna tidak mau Seokjin kecewa pada anaknya.
Itu menyakitkan!
Anna pernah merasakan hal itu. Dirinya yang sungguh percaya dan menyayangi sang ibu malah dikecewakan dengan fakta yang Cassandra sembunyikan di belakang Anna dan ayahnya.
Cassandra berkhianat sejak awal.
Disini, posisi Anna dan Seokjin hampir sama. Dibodohi oleh orang yang dipercaya dan disayangi, dan berakhir dikecewakan.
Kesan positif tentang orang itu seketika runtuh saat tahu kebenarannya.
Seokjin terlalu berharga untuk merasakan kecewa. Entahlah, Anna mungkin sedang merindukan ayahnya hingga peduli dan iba pada Seokjin.
"Apa kau merasa senang sekarang?"
Nada sarkas tersirat dalam pertanyaan yang Sunoo lontarkan. Anna mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menatap Sunoo dengan tatapan bingung. Sunoo balas menatap Anna, tajam namun terlihat sendu.
"Secara tidak sengaja kita berniat saling menjatuhkan. Bukankah ini kesempatan bagimu untuk bertindak?" imbuhnya sinis.
"Omong kosong apa yang kau bicarakan!" Gadis itu berdilah. Membuang muka seraya melipat kedua lengannya di dada. Merasa tidak tertarik dengan pembicaraan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter ; sunoo ✓
FanfictionAku hanya menjalankan pekerjaan ku sebagai seorang babysitter. Tapi, anak yang aku asuh bukan sosok bayi kecil menggemaskan, melainkan bayi besar yang manja dan sedikit nakal. Well, aku cukup menyukai pekerjaan ini- atau mungkin manyukai orangnya. J...