"Acara makan malam itu mungkin spesial, kau harus berpenampilan bagus."
Itu komentar Junho tentang ajakan Seokjin pada Anna. Mereka berdua tidak sengaja bertemu di Cafe iLios— saat itu Anna mampir ke sana dan bertemu dengan Junho yang sedang bekerja. Alhasil, keduanya mengobrol setelah Junho selesai dengan urusannya.
Anna menopang dagu, memikirkan perkataan Junho.
"Menurutku itu akan biasa-biasa saja, toh kita hanya makan kan?"
Benar juga sih. Tapi pencitraan itu kan harus.
"Oke, nevermind. Sekarang aku ingin bertanya padamu." Anna melipat kedua lengannya lalu ditaruh di atas meja, menatap Junho sepenuhnya.
Junho yang penasaran pun sigap memasang telinga, raut wajahnya nampak minat mendengarkan.
"Kuliah atau bekerja?"
Oh! Perihal itu. Junho menghela napas. Dia nampak malas membahasnya, kentara dari raut wajahnya yang tiba-tiba muram.
"Bekerja sambil kuliah, mungkin?" jawabnya.
Anna berdecak pelan.
"Hey! Kau itu ahli dalam segala hal. Aku yakin, kau akan diterima— tapi tunggu." Anna menjeda kalimatnya, dahinya mengerut dalam. "Bagaimana dengan beasiswa? Kau pasti dapat kan?"
Junho terkesiap mendengar penuturan gadis itu. Dia berdeham lalu bergerak gelisah dalam duduknya. Anak polos seperti dia memang tidak ahli dalam menyembunyikan sesuatu.
"Aku ... tidak mendapatkannya." Junho menyengir kaku.
Anna mengembuskan napas pelan. Tanpa di perpanjang pun ia sudah tahu kemana arah jawaban Junho. Padahal si laki-laki Cha itu memiliki prestasi yang baik. Yeah, beasiswa nya di lempar ke orang lain.
Anna tersenyum kecil. Dia berdiri lalu menghampiri Junho, menepuk-nepuk bahunya pelan.
"Keputusan ada di tanganmu. Aku harus pergi," katanya.
Junho mengangguk, dia menatap punggung Anna hingga hilang di balik pintu.
~~
Jika dipikir-pikir, perkataan Junho ada benarnya juga. Tidak mungkin kan dia datang ke rumah Seokjin dengan pakaian compang-camping?
Anna memutuskan untuk pergi ke mall terdekat. Ia berjalan mengitari dress yang ada di sana. Sebetulnya ia agak bingung dalam memilih dan menyesuaikan dress yang cocok dengannya.
Oh, sungguh. Ia jarang menghadiri acara-acara— apapun jenisnya.
"Menurutku dress hitam itu cocok untukmu."
Anna berjengit, dia menoleh ke samping. Laki-laki bersurai merah menatap tanpa ekspresi padanya.
Oh! Tampan sekali!
Tampilannya memang agak urakan, tapi justru itu memprovokasi wajahnya yang tampan di luar nalar. Anna tak berkedip dibuatnya, mulutnya menganga tanpa sadar.
Laki-laki itu menjentikkan jarinya di depan wajah Anna. Layaknya di sihir, Anna kembali ke kesadarannya.
"Hai!" Anna tersenyum kaku.
Laki-laki itu tidak menyahut. Dia meraih dress hitam selutut bercorak polkadot dengan lengan panjang itu lalu memberikannya pada Anna.
"Aku pikir kau membutuhkan rekomendasi."
Setelah berujar demikian, si surai merah pergi sambil memasukkan kedua lengannya ke saku jeans robek-robeknya.
Anna geming. Matanya masih memerhatikan orang tadi hingga hilang dari pandangan. Gadis itu mengerjap. Dia menggeleng lalu pergi ke tempat ganti baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter ; sunoo ✓
FanfictionAku hanya menjalankan pekerjaan ku sebagai seorang babysitter. Tapi, anak yang aku asuh bukan sosok bayi kecil menggemaskan, melainkan bayi besar yang manja dan sedikit nakal. Well, aku cukup menyukai pekerjaan ini- atau mungkin manyukai orangnya. J...