12

3.6K 700 35
                                    

Suka
Vote + comment + follow
Happy reading!!











Gadis bersurai panjang itu berjalan sendirian di trotoar. Hari ini dia tidak naik bus. Bukan apa-apa, kaki kecilnya hanya ingin jalan-jalan saja. Udara pagi terlalu berharga untuk Anna lewatkan. Gadis itu membuka kertas yang sedari tadi ia pegang. Kertas tersebut berisi hal-hal yang yang semalam Seokjin bilang padanya.

Pastikan Sunoo sarapan jika aku berangkat lebih pagi. Dia tidak suka makan sendiri di bawah, jadi antarkan saja ke kamarnya.

Jika aku lembur atau pulang larut, pastikan Sunoo pulang tidak begitu malam. Paling lambat pukul delapan malam.

Jika dia belum bangun tidur, cepat bangunkan, dia sering terlambat karena telat bangun pagi.

Pastikan dia meminum obatnya.


Hanya itu hal pentingnya. Sengaja Anna catat agar tidak lupa. Yaa, meskipun dia belum pikun, ada baiknya jaga-jaga kan?

Hanya sedikit memang, tapi benar-benar menyusahkan jika orang yang ia asuh adalah Kim Sunoo. Laki-laki itu keras kepala. Oh, sungguh! Ini belum genap seminggu tapi rasanya Anna sudah tidak sanggup.

Omong-omong soal obat, Anna jadi penasaran. Sunoo sakit apa? Ah, tidak! Dia tidak peduli, hanya penasaran. Garis bawahi hanya penasaran.

Gadis itu menghentikan langkahnya. Astaga! Tadi pagi Sunoo tidak sarapan dan minum obat. Bukankah hal tersebut akan berakibat buruk, mungkin? Sepertinya dia harus benar-benar memperhatikan bocah itu.

"Kim Anna."

Gadis itu terperanjat, matanya melirik kesana-kemari untuk mencari sumber suara. Senyumnya terbit kala melihat laki-laki ber name tag Cha Junho berhenti di sampingnya lengkap dengan sepeda yang sering ia pakai.

"Junho?"

Laki-laki itu tersenyum samar.

"Mau menumpang?" tawarnya dengan suara pelan seperti biasa.

Kedua alis Anna terangkat, ia tersenyum canggung.

"Apa boleh? Ah, tumben kau mengajakku."

Junho menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hanya kebetulan."

Anna tergelak. Gadis itu mengiyakan ajakan Junho. Ingat! Anna tidak suka membuang hal yang gratis. Ia menghampiri Junho, kedua tangannya memegang pundak si bintang kelas ketika ia menaiki sepeda.

Junho mulai mengayuh sepedanya. Anna mengeratkan pegangan di bahu si laki-laki. Wajahnya agak pucat. Jujur, sebenarnya Anna takut jatuh atau kecelakaan. Dia jarang naik sepeda. Hhh boro-boro main sepeda, sedari kecil ia dikurung di rumah.

Namun sepertinya Anna tidak perlu khawatir, karena Junho begitu cekatan dan menikmati perjalanannya. Laki-laki itu terus memasang senyum, anak-anak rambutnya tersapu oleh angin.

Tidak ada yang bicara diantara keduanya. Karena merasa bosan, akhirnya Anna bersuara.

"Junho?"

Yang dipanggil bergumam sebagai sahutan.

"Apa kau menyukaiku?" celetuk Anna.

Sepeda tiba-tiba berhenti mendadak. Gadis itu terpekik kaget.

"Yak! Cha Junho!" Anna memukul bahunya.

Laki-laki bermarga Cha itu menoleh ke belakang, menengadah ke atas untuk menatap Anna. Raut wajahnya terlihat ketus, alisnya tertekuk.

"Kenapa kau bilang hal seperti itu?" ucapnya terdengar seperti rengekan?

babysitter ; sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang