2

20.2K 2.4K 720
                                    

..
..

Jgn salah lapak ya.

Yang mau next part di up besok mana suaranya ??

Makasih.
Happy reading.

.
.

.
.

"Apa yang terjadi ?!"
Pertanyaannya hanya dijawab dengan isakan Bunda yang makin terdengar.

Tau jika tidak akan mendapat jawaban berarti, Mark melihat pada ayahnya. Dan hanya mendapat gelengan kecil dengan matanya yang lelah yang kini memerah.

Mark membuang nafas kasar dan menumbangkan kakinya yang dari tadi dipaksa kuat untuk berlari dan menopang dirinya agar segera bisa lari ke rumah sakit tempat dimana keluarganya sekarang berada.

UGD benar-benar penuh. Tapi Mark tidak peduli dirinya berakhir terduduk dialas lantai yang dingin dengan bersandar pada dinding putih yang hampa.

Ia hanya menerawang menatap langit-langit dengan berdoa.

'Tolong selamatkan Min Hyung, Tuhan.'

Meski bergantung sepenuhnya pada doanya, ia seolah sudah kehilangan separuh nyawanya.

Keluarga mereka begitu damai dan bahagia sejauh ini. Min Hyung yang lebih senang dengan pelajaran umum, meminta disekolahkan di sekolah biasa, dan berhasil masuk ke sekolah unggulan.

Sedangkan Mark, harus dengan berat hati masuk ke sekolah khusus seni demi cita-citanya.

Bunda sosok yang penyayang dan selalu adil dalam membagi kasih sayang dan perhatiannya pada mereka. Mengurus rumah kecil mereka yang sederhana dan melayani suami yang setiap hari capek bekerja demi menghidupi mereka.

Kehidupan yang sederhana dengan kasih sayang berlimpah tidak pernah absen Mark ataupun Min Hyung rasakan.

Tidak pernah ada insiden berarti, kecuali hari ini.

Mark bergegas meninggalkan akademi seni-nya begitu mendapat kabar dari sang ayah, jika saudaranya mendapat musibah.

Min Hyung ditemukan sekarat di sebuah gang kecil dengan penuh luka dan darah.

Setitik air mata mengalir dari sudut mata Mark yang terpejam. Masih segar diingatannya ketika tadi pagi ia mencuri kaus kaki di dalam kamar saudaranya, dan dihadiahi sebuah pukulan kecil di meja makan yang diiringi tawa ayah dan bunda.

Padahal malam ini Min Hyung mengajak Mark untuk jalan-jalan ke mall dan menonton film kesukaan mereka.

Mark menghembuskan nafasnya kasar. Ia ingin marah. Ia tidak terima dengan keadaan ini. Andai saja dia masuk ke sekolah umum bersama Min Hyung, kakaknya itu tidak akan berakhir seperti sekarang.
Mark juga tidak terima kenapa Tuha tidak melindungi Min Hyung seperti biasanya. Kenapa Tuhan melewatka hari ini dan membuat Min Hyung berakhir di rumah sakit.

Tapi seolah tau jika anaknya akan menyalahkan keadaan pada Tuhan, bunda tiba-tiba memeluknya dan membuatnya hanya berakhir terisak lirih.

"Berikan doa untuk kakakmu banyak-banyak. Hanya Tuhan yang bisa menolongnya sekarang. Jangan menyalahkan siapapun."

Dan Mark hanya mengangguk kecil.
Ya. Keluarganya terlalu religius untuk sekedar menyalahkan Tuhan.

.
.
..
...
..
.
.

Haechan mengernyit menahan sakit di lutut kanannya ketika keluar dari ruangan Dokter Jungwoo, salah satu dokter langganannya, tentu saja ketika ia selesai mendapat siksaan dari sang ayah.

Kalimat Yuta-saem disekolah tadi berkelebat lagi dalam kepalanya. Kalimat yang mengatakan tidak masalah mendapat nilai 98, sebab dia masih menjadi yang terbaik di kelas, maupun diangkatan. Dia tetap juara 1.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang