6

13.6K 2K 666
                                    

Jangan salah lapak. Ok ?!!

WOIII, VOTE & COMMENT ANJROTT !! ADA AKHLAK NOH BEGONO, DIEM-DIEM BAE ?! HA !!!! CAPEK NGETIK NYA SET*N !!!

g.g, canda by. ga ngegas kok. Hehehe 

happy reading ya.

..
.
..

(flashback)

Mark membuka pintu kamar Min Hyung perlahan. Takut membangunkan laki-laki itu. Ia masuk, berjalan sedikit mengendap, lalu duduk di sisi ranjang.

Ia mengamati saudaranya itu. Sebuah sakit kembali terasa. Tubuh itu meringkuk lemas di sisi kasur dengan pipi yang semakin tirus dan kelopak mata bawah yang kian menghitam.

Meskipun matanya memejam menandakan dia tidur, ada sejuta kecamuk di dalam hatinya.

Mark ? Jangan tanya. Dia juga.

Tangan Mark bergerak menyingkirkan poni Min Hyung dari keningnya agar ia bisa leluasa melihat sosok cermin dari dirinya itu.

Lemahnya hati Mark membuat dia semakin bimbang saat ini. Apa yang dia saksikan tadi sore dengan kedua matanya langsung membuatnya menaruh simpati.

Tapi seharusnya terlepas dari apapun yang dilalui Haechan, dia tidak punya hak untuk menyakiti Min Hyung, sejauh Mark belum tau apa kesalahan yang sudah Min Hyung lakukan.

Tapi Min Hyung bukan tipe orang yang akan menyakiti orang lain. Bahkan mengusir lalat yang hinggap dimakanannya saja tidak pernah dia lakukan.

"Kasian. Lalat itu lapar, dan dia sudah berusaha mencari makanannya, apa aku harus membuat dia kehilangan rezekinya ? Aku bisa memakan yang lain."
Ucapnya kala itu.

"Hae...haechan !! M...maaf. Maafkan aku !! A..aku tidak ak..kan melakukannya lagi."

Lagi, Min Hyung meracau dalam tidurnya dengan gelisah & berkeringat dingin. Mark menepuk-nepuk dada Min Hyung untuk memenangkannya.

Mark mengurut pelipisnya beberapa saat setelah Min Hyung kembali tenang.

Pikirannya menjadi dua sisi mata koin yang berbeda. Dan Mark tidak tau dia harus memilih yang mana.

"Saudaraku lebih penting dari pada music."

Kalimat itu terngiang begitu saja. Mark bahkan menanggalkan cita-citanya, harapannya, untuk masuk ke perguruan tinggi seni demi sang kakak. Atau setidaknya demi mengganti mata kakaknya.

Tapi ia tiba-tiba lemah ketika melihat bagaimana kerasnya tamparan dan jampakan yang diberikan seorang laki-laki dominan itu kepada Haechan.

Terlepas dari itu. Dibeberapa sekon pemikirannya yang bertengkar, ada sebuah hasutan hitam terselip di dalamnya.

Cukup mudah bukan untuk memanfaatkan Renjun sebagai aksi balas dendamnya. Tapi...

'Bukankah itu terlalu pecundang Mark ?!'

Mark membaringkan dirinya disamping sang kakak. Kemudian memeluk Min Hyung dan menyamankan posisinya disana.

"Apa yang harus aku lakukan Hyung-i ?" Bisik Mark sebelum menyusul Min Hyung ke alam mimpi mereka masing-masing.

.
..
... (Flashback End)
..
.

Setelah Mark melemparkan bungkusan obat salep dan vitamin yang dibelinya di apotek tadi, Mark dengan langkah percaya diri mendatangi Renjun sebelum Haechan dengan ekspresi ketakutan menghentikan langkahnya.

"A..apa yang kau lakukan ?"

Mark cukup terkejut dengan ekspresi itu. Ini pertama kalinya Haechan berekspresi senyata ini.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang