Bonchap

5K 507 34
                                    

Eakk
Msih ada 1.

Happy reading

.
.
.
.
.
Haechan terdiam menyaksikan sosok yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya melalui pantulan cermin meja rias. Walaupun beberapa waktu terakhir sosok serupa selalu bersamanya, tapi ia mengenali aroma ini. Aroma yang sedikit berbeda dengan Min Hyung.

“Mark...?”
Bersamaan dengan itu Haechan berbalik dan mendapati sosok yang sekarang sedang berusaha mengatur nafasnya tersebut.

Rasanya Haechan sudah lama sekali tidak bertemu dengan Mark. Hingga saat ini ia sedang berhalusinasi melihat sosoknya.

Haechan beranjak berdiri dan berbalik. Sedikit kesulitan dengan postur tubuhnya yang kini lebih tambun dan sesuatu yang mulai tumbuh dalam perutnya. Haechan tertawa canggung dengan mengibaskan tangannya di depan wajahnya sendiri.

“Maaf Hyungie. Kurasa aku berhalusinasi lagi. Kenapa kau datang cukup siang ? Aku kelaparan dan menghabiskan dua gelas susu vanilla yang tidak enak itu. Kemana sarapanku ? Bunda mengatakan akan membawakan sup daging. Aku sudah lapar sekali. Kau mau aku di infus lagi dan anakku tidak cukup gizi karna aku tidak memberinya asupan makanan yang baik ? Jika dia lahir nanti dan bertanya, aku akan menyalahkan paman Hyungie nya. Siap-siap saja kau akan ditendang olehnya.”
Haechan mulai berceloteh. Entahlah. Ia juga tidak mengerti. Sejak menyadari dirinya hamil, perubahan suasana hati juga diiringi dengan perubahan kebiasaan. Haechan jadi semakin cerewet. Dan untungnya Min Hyung dengan sabar dan telaten merawatnya. Kadang dia merasa benar-benar sangat lemas, sampai tahap ia tidak bertenaga dan menolak semua yang masuk ke tubuhnya.

Ketimpangan emosi sudah berdampak padanya sekali. Setelah di infus waktu itu, Haechan menyadari jika ia tidak bisa terus menerus terpuruk. Ia tidak ingin mengikuti suasana hatinya yang buruk. Hidupnya tetap harus berjalan bukan, walaupun  tanpa Mark tentu saja. Terlebih sekarang seorang  jagoan kecil mulai berkembang dan tumbuh dalam tubuhnya. Ia ingin menikmati masa-masa itu.

“Cepatlah, mana sup ku ?” Haechan berjalan melewati sosok yang dia pikir adalah Min Hyung itu untuk keluar dari kamar. Tapi langkahnya terhenti sesaat dan nafasnya tercekat.
Aroma itu ...
Bau Mark. Feromon kesukaannya menyeruak begitu kentara.

Belum sadar dari keterkejutannya, Mark membawa Haechan dalam pelukannya. Dekapan kuat dan erat. Ingin Haechan mengelak dan mengatakan ia sedang berhalusinasi lagi. Tapi aroma itu, tatapannya dan juga poin penting, Min Hyung tidak pernah memeluknya.

“Mark ?” Hanya itu yang mampu dikatakan mulut Haechan dengan suara bergetar. Apa ia sedang bermimpi ? Haechan rasa karna hamil, ia tidur terlalu miring. Ia sangat berharap ini hanya mimpi saja. Tapi berharap juga jika ini adalah nyata.

“Kau curang.”
Mark bisa merasakan setitik hangat jatuh mengenai lengannya yang tengan mendekap pundak Haechan. Pundak yang sama, yang kini mulai bergetar karna isakannya.

“Kau curang Haechan. Kau tidak bisa memiliki anak ini sendirian. Dia benihku.”
Sebuah pukulan mengenai lengan Mark beriringan dengan tawa kecil yang berusaha sama-sama mereka sembunyikan. Haechan berbalik, dan kini 100 % meyakini jika Mark lah, yang kini sedang berdiri di depannya.

Haechan berhambur dalam dekapan nyaman yang selalu dia sukai. Air matanya entah kenapa tidak bisa berhenti untuk saat ini walaupun dia sangat ingin menghentikannya. Entahlah. Mungkin karna perubahan suasana hatinya juga.

“Kenapa kau pulang, dasar bodoh ?!”
Tangan Haechan bergerak brutas di punggung Mark dengan memukulnya sekuat tenaga yang dia bisa.
Ia masih tidak menyangka jika sosok yang dia peluk saat ini adalah Mark. Sungguh.

Pelukan itu semakin erat. Bahkan Haechan sudah kehilangan rasa laparnya. Mereka sama-sama menyalurkan rasa rindu yang anehnya malah membuat mereka berlinangan air mata. Ada rasa haru yang tercampur di dalamnya.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang