8

12.4K 1.8K 624
                                    

Jan salah lapak. Okey

Happy reading.
Jan lupa vote dan Comment

.
..
...
..
.

Mark masuk ke kamarnya dengan membanting pintu dengan kesal. Tapi sedetik kemudian dia sadar dengan sang kakak yang ada di kamar sebelah.

Ia bergegas membuka pintu kembali dan masuk ke kamar kakaknya. Ia bernafas lega ketika sang kakak tidak ada disana.

Entah kenapa, akhir-akhir ini, Min Hyung sangat sensitif dengan bunyi-bunyian berlebihan yang ia dengar.

Semisal bunyi daun jendela yang dipermainkan angin, bunyi gelas yang terjatuh dalam bak wastafel, bunyi sendok yang terjatuh saat di ruang makan.

Hal-hal sederhana itu dapat membuat seraut mendung di wajah Min Hyung semakin terlihat pekat. Menurutnya, orang rumah sedang kesal, dan itu ditujukan pada dirinya.

Padahal tidak seperti itu.

Semenjak Min Hyung pulang dari rumah sakit dan sedikit demi sedikit mulai menerima jika ia tidak dapat melihat lagi, ia selalu mengucap maaf kepada semua orang.

"Maaf ya Mark, jika aku merepotkanmu."

"Maaf ya Bunda, sekarang Min Hyung hanya jadi beban"

"Maaf ya Ayah, Min Hyung sudah tidak berguna sebagai anak."

dan maaf-maaf yang lain.

Mark sangat lelah menanggapi permintaan demi permintaan yang diucapkan Min Hyung dengan mata yang berkaca-kaca dan berakhir dengan menangis.

Walaupun Mark sudah bersikeras tidak ada yang berubah dari keluarga mereka terhadap Min Hyung. Perlakuan atau kasih sayang dan apapun itu.

Bunda, wanita berhati lembut itu hanya bisa menangis ketika Mark berusaha mengatakan hal-hal yang objektif kepada Min Hyung yang menganggap dirinya adalah beban baru di rumah mereka.

Ayah jarang berada di rumah tentu saja, pekerjaan tidak bisa ia tinggalkan dengan mudah demi mengurusi bagaimana kacaunya rumah jika Min Hyung sudah berada di fase *merasa merepotkan*.

Mark yang benar-benar mengambil seluruh otoriter di rumah untuk dia tangani jika ayah tidak ada. Tapi ketika setiap ia pulang sekolah, ia selalu menjumpai Min Hyung yang bersikeras jika dirinya menyusahkan dan menjadi beban. Hal itu seringkali membuat telinga Mark juga ikut memanas.

Tapi saat ini, kembarannya itu tidak berada di kamar. Mungkin Bunda sedang mengajaknya duduk duduk di teras belakang menikmati pemandangan sore.

Oh.

Tidak.

Tidak. Bukan pemandangan sore. Tapi suasana dan udara sore.

Mark kembali ke kamarnya sendiri dan mengunci pintunya. Hal yang sangat jarang ia lakukan, atau ia akan berakhir dengan dimarahi oleh Min Hyung.

Tapi ia butuh melakukannya dibeberapa kondisi. Seperti saat ini semisal.

Mark sangat marah.

Ia bisa merasakan bagian kepalanya menjadi sangat panas. Dan ia menggacak-acak rambutnya dengan kesal.

"Apa kau marah Mark ?"

Mark hampir saja melompat karna terkejut ketika ternyata Min Hyung sedang tertidur dengan berselimut di atad ranjangnya.

Sebagian wajahnya keluar dari dalam selimut sekedar untuk memastikan bunyi apa yang ia dengar.

"T..tidak. aku tidak marah padamu Hyung-i. Tidak."
Mark duduk di tepi ranjang dan memegangi tangan sang kakak.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang