5

15K 2.1K 683
                                    

Jangan salah lapak.

HEH VOTE YE ANJERRR. KOMEN JUGA. JGN DIEM AEE

ga. canda by. wkwkwkkw

Happy reading

.
..
...
..
.

Mark kembali ke kelas dengan gusar, ia melewatkan satu jam pelajaran Yuta-saem. Sehingga guru keseniannya itu menegurnya ketika masuk.

"Kemana saja kau Mark ? Dan ada apa dengan bibirmu ?"

Semua orang melihat pada Mark. Bibir Mark agak membengkak dengan ada sedikit sobekan disana. Beberapa orang terlihat heran, karna di jam olahraga sebelumnya bibir Mark dalam keadaan baik-baik saja.

Mark refleks memegang bibirnya. Tidak berusaha menutupi, karna toh percuma saja. Semua orang sudah tau.

Harga diri Mark seakan terluka saat ini. Ia berniat ingin mempermainkan Haechan, tapi malah berakhir dengan pelecehan yang dia terima.

Ekor matanya menelisik tajam pada Haechan dikursinya yang menatapnya datar.

"Aku terjatuh tadi Saem, dan aku ke UKS untuk mengobatinya." Ucap Mark yang kemudian beranjak duduk ke kursinya.

Ketika Mark lewat, lagi-lagi Haechan harus menghela nafas berat dengan mata terpejam.
Pasalnya, walaupun haechan yakin jika Mark telah mandi tadi, ia masih bisa mencium bau tubuh Mark yang memabukkannya itu bercampur dengan bau segar sabun.

'Tahan Haechan. Kau bisa memakannya lagi nanti.'

Ketika Mark duduk. Ia tidak sengaja memperhatikan tulisan di papan.

Ada pembagian kelompok, satu tim berisi dua orang. Mata Mark langsung mencari keberadaan namanya dengan sedikit khawatir.

Dan benar saja, ia satu kelompok dengan Haechan.

"Apa itu Saem ?" Tanyanya.

"Oh. Ini pembagian kelompok tugas seni lukis untuk pekan depan. Tema bebas tapi akan mendapat poin lebih jika objek lukismu adalah partner-mu sendiri." Jelas Yuta-saem.

"Maksudku, kenapa harus dengan Haechan ?" Nada bicara Mark yang terdengar tidak seneng membuat beberapa orang melihat padanya dengan heran.

Ini pertama kalinya Mark bersuara seperti itu, terlebih ia terdengar sangat keberatan. Ia padahal terlihat selalu tertarik dengan Haechan.

Yuta-saem juga menyadari perubahan intonasi bicara Mark. Karna Yuta-saem juga tau jika Mark selama ini terlihat sangat tertarik dengan Haechan.

Lalu tadi ketika Haechan mengajukan diri sebagai partner lukis Mark, Yuta-saem mengiyakan saja tanpa rasa curiga.

Tapi Kemudian Yuta-saem mengambil kesimpulan dangkal sendiri, mungkin Mark dan Haechan sedang bertengkar. Dan alasan Haechan meminta satu kelompok dengan Mark, karna ingin memperbaikinya. Melukis membutuhkan waktu lama bukan ?! Waktu itulah yang akan dimanfaatkan oleh Haechan.

"Kurasa kalian partner yang tepat. Haechan memiliki tangan yang bagus dalam melukis dan kau tentu memiliki jiwa seni yang sama. Bukankah akan bagus jika kita mengadu keterampilan lukis kalian berdua, kau menggambar Haecan dan Haechan menggambar mu."

Dan, ya, pada kenyataannya pemikiran itu tidak sepenuhnya salah, Haechan memang berniat memanfaatkan waktu itu untuk berduaan dengan Mark.

Toh. sekarang ia tidak perlu berpura-pura lagi di depan Mark. Mark sudah tau, terlebih tentang candu Haechan pada bau tubuhnya. Haechan jadi lebih leluasa untuk menikmatinya.

"Cih, aku tidak bisa menggambar iblis." Ucap Mark lirih dengan cukup pelan. Tapi berhasil di dengar baik oleh Haechan.

Sebuah smirk kecil tercetak di bibir Haechan kala mendengarnya.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang