22

7.3K 998 418
                                    

Jangan salah lapak.

Yg bilang pusing sm plot-twins nya, harap bersabar. Bentar lagi kelar.

Happy reading.

.

..

...

..

.


Haechan bisa merasakan seseorang naik ke atas ranjangnya pelan-pelan lalu melingkarkan tangan ke perutnya dari belakang.

Tidak perlu menengok, Haechan tau itu Mark.

Feromon kesukaannya tercium lebih meruak karna Haechan tau Mark sibuk mencari renjun sejak pulang sekolah.

Jangankan mandi, Mark hanya mengganti seragam atasnya dengan kemeja lengan pendek, dan tetap memakai celana sekolahnya.

Meski feromon Mark mengusak fokus Haechan dan memancing hasratnya bergejolak, Haechan sedang tidak berminat untuk itu. Ia kehilangan dirinya sendiri saat ini.

Bahkan, walaupun ia sudah berbaring di ranjang tidur Mark yang tidak selebar ranjang di rumahnya, ia tidak kunjung menutup matanya ketika Bunda keluar dari kamar setelah menemaninya.

Mark menyamankan posisinya dengan mendekap Haechan, menggeser kepala laki-laki itu membuat tangannya menjadi bantalannya yang baru. Mark tau Haechan belum tidur. Ia tidak akan mudah tidur dengan keadaan Renjun yang masih belum diketahui keberadaannya seperti saat ini.

Apa lagi kepulangannya dalam diam seperti sekarang.

Mata Haechan melihat sekilas pada jam digital di nakas. Pukul 2 dini hari. Kepulangan Mark dengan diam, menjadi tanda jika pencariannya nihil untuk hari ini.

Tapi Haechan tentu tidak dapat menyalahkan Mark. Entah itu ayah Mark, atau ayahnya sendiri, atau pihak kepolisian, sudah berusaha mencari Renjun. Sedangkan dirinya ?  Hanya termenung dalam diam diselingi sela-sela tangisan.

"Sorry, aku masih belum menemukannya." Ucap Mark dengan sebuah kecupan di rambut belakang Haechan, yang tak berapa lama disusul dengan setitik air mata yang jatuh dari indra pengelihatan Haechan.

"Besok aku akan mencarinya lagi. Seseorang melihat sebuah mobil hitam dengan pengendara yang mencurigakan. Polisi sedang memeriksa rekaman cctv untuk mengetahuinya bersama ayah dan Johnny. Karna itu aku disuruh pulang terlebih dahulu. Lagi pula, aku masih anak kecil untuk mereka."

Kalimat Mark hanya di dengar oleh Haechan, tapi tidak dapat dicerna di dalam kepala. Semua hal terasa mengabur dalam pikirannya.

Sebuah kecupan kembali di dapatkan Haechan, sebelum Mark menggeser tubuhnya agar Haechan berbalik dengan posisi menghadapnya. Laki-laki itu mendekap Haechan semakin erat dengan posisi ini.

Sebuah senyuman kecil berhasil tertarik disudut bibir Haechan.

"Kau bau." Ucapnya yang membuat Mark reflek melepaskan dekapannya dengan ekspresi sedikit terkejut.

"Benarkah ?  Apa sebau itu ? Kupikir kau suka bau keringatku. Kalau begitu aku akan mandi dulu."

Mark baru saja bergerak untuk turun dari ranjang sebelum Haechan sudah menahan tangannya terlebih dahulu.

"Tidak apa. Aku suka baumu."
Dan berakhirlah Mark mendekap Haechan lagi.

"Aku lelah." Lirih Haechan. Yang tentu saja Mark mengerti apa yang membuat laki-laki itu kelelahan.

Sedang diluar sana. Di dekat pintu kamar yang tidak tertutup sempurna. Seorang laki-laki terduduk dilantai dengan mata menerawang menatap langit-langit rumah yang tidak bisa ia lihat itu.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang