4

15.4K 2K 1K
                                    


Jangan salah lapak.

Happy reading.

.
.
.

Warning ⚠️ 18+ 🔞
Mari berdosa bersamaku 🔞
Eak 🌚
*sedikit scene. Dikittttt bngt

.
..
...
..
.

"Hai."

Haechan memautkan kedua alisnya.
Pasalnya ini hari libur dan Haechan sedang berolahraga di taman dekat rumahnya, tapi ia bisa melihat Mark berdiri tepat di depannya saat ini, dengan sebuah senyuman lebar.

"Aku tidak sengaja melihatmu dari sana. Ternyata rumah kita di satu lingkungan ya. Tidak kusangka."

Mark tersenyum dengan polos lalu mensejajarkan langkahnya dengan langkah Haechan yang terlihat gelisah dan bergegas pergi.

"Ada apa Haechan ? Kenapa kau buru-buru per..."

"STOP !!"

Mark terkejut dan ikut menghentikan langkahnya ketika Haechan berteriak padanya.
Wajah laki-laki itu memerah, dan nafasnya memburu, tapi Haechan malah berusaha untuk menutupi hidung dan mulutnya, sekilas seperti orang yang menahan muntah.

"Ak..aku ada urusan. Pergilah. Aku har..rus pulang."

Kalimat terbata Haechan kemudian disusul dengan laki-laki tan yang manis itu pergi dengan lari tergesanya.

Mark hanya memperhatikan punggung itu menjauh, dengan perlahan membuka topeng yang terpasang di wajahnya.

Ekspresinya berubah datar. Dengan sebuah amarah dan ambisi yang berkobar di matanya. Beberapa hari ini, dia cukup muak berpura-pura tersenyum bodoh dan ramah dengan Haechan. Mendekatinya untuk mengetahui sesuatu yang sangat infin dia ketahui.

Tapi Haechan bersikap sangat biasa saja.

'Aku tau kau juga sedang berpura-pura.'

Tapi kemarin dia memikirkan sesuatu yang aneh menurutnya. Haechan terlihat terlalu menjauh darinya apa bila ia dalam kondisi berkeringat.

Dan, reaksi tubuhnya yang gelisah dengan sedikit gemetar selalu menjadi ciri khas yang Mark tangkap.

Awalnya Mark pikir, dia tidak menyukai aroma tubuh orang lain, tapi setelah dilihat-lihat, Mark merasa Haechan bereaksi seperti itu ketika di dekatnya.

Karna itu, Mark mencoba mencaritahu di internet, apa mungkin seseorang bisa memiliki fobia atau alergi terhadap bau tubuh orang-orang tertentu.

"Kau tau, kurasa feromonmu membuat dia mabuk."

"Maksudmu ?"

Mark menyipitkan matanya memperhatikan Jeno, sahabatnya, yang sedang merakut miniatur mobil diatas meja belajar Mark. Beberapa hari lalu.

Mark menceritakan hal itu pada Jeno. Walaupun sekarang mereka beda sekolah, Jeno masih selalu mampir ke rumah Mark untuk sekedar merusuh.

Atau jika tidak, melakukan hal sia-sia dengan membongkar minuatur mobil di kamar Mark, lalu merangkainya kembali.

"Aku pernah membaca jurnal orang-orang kurang kerjaan yang mencoba mencaritahu kenapa wanita suka mencium bau pasangannya."

"Tidakkah kau harusnya berkaca Jeno ?" Mark menatap sinis yang kemudian berganti pada miniatur di atas meja, tapi dibalas cengiran smile eyes khas Jeno yang lucu.

"Kufikir dia menyukaimu karna feromon dari tubuhmu." Lanjut Jeno yang masih belum dipahami Mark.

Jeno menarik nafas sejenak untuk memulai penjelasan ilmiahnya.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang