Perempuan bergaun hitam dengan high heelss coklat itu menatap pintu lift tanpa minat. Dia lelah sejujurnya untuk menyempatkan diri datang ke acara itu. Pemotetannya baru saja selesai satu jam yang lalu, kemudian dia harus bersiap untuk ke acara pertemuan beberapa perusahaan yang diadakan papanya. Karina menghembuskan napasnya dengan berat hati. Ketika pintu lift terbuka, Karina keluar dengan tidak bertenaga.
Dia mendudukkan dirinya di salah satu meja kosong yang terlihat tidak ada yang menempati. Di depannya ada beberapa dessert yang terlihat menggoda. Ada cheesecake mini, pie, kue tart, redvelvet, dan masih banyak lagi. Karina mengambil salah satu cheesecake yang terlihat menggoda dimatanya. Perutnya terasa lapar, terakhir kali dia makan sebelum pemotretan itupun lima jam yang lalu. Banyak hal yang harus dia pakai hari ini makanya tidak sempat untuk makan sebelum sampai ke acara ini.
Ketika Karina mendudukkan dirinya kembali ke kursi, dia melihat papanya bersama dengan dua laki-laki dewasa dan satu orang pria. Laki-laki dewasa yang satu lebih tinggi tapi terlihat lebih muda yang satu agak lebih pendek tapi Karina tidak bisa melihat wajahnya dengan baik karena tertutup oleh tubuh laki-laki yang lebih tinggi.
Karina masih mengamati laki-laki itu sambil memakan cheesecakenya. Entah mengapa dia tidak bisa berpaling. Sepertinya aura laki-laki itu sangat kuat sampai mempu membuatnya terbengong menatap ke satu arah. Begitu si tubuh laki-laki yang lebih tinggi bergeser karena reflek ketika tertawa, Karina bisa melihatnya. Tampan. Sangat. Bahkan Karina terbengong dengan mulut yang menganga lebar menampilkan gigitan cheesecake yang belum dia kunyah.
Hidup Karina seolah berhenti begitu saja saat ini, tidak ada yang bergerak. Dia hanya terfokus pada sosok laki-laki yang baru diamatinya itu. Wajah kebule-bulean yang sedang tersenyum manis itu sangat menawan dimatanya. Karina tidak pernah seperti ini, baginya laki-laki yang dia temui tidak ada yang menarik sama sekali. Apa ini cinta pandangan pertama? Karina mengerjapkan matanya, tidak habis pikir dengan pikiran itu.
Begitu Karina kembali menatap laki-laki itu, mereka sudah tidak ada. Karina hanya melihat Papanya yang berjalan ke arahnya dengan senyuman lebar. Papanya pasti merindukannya, tentu. Apalagi Papanya tidak pulang ke Indonesia selama dua bulan kemarin. Jika bukan karena pekerjaan Karina, mungkin dia harus menunggu tiga bulan lagi untuk bertemu ayahnya.
Untuk laki-laki yangtadi? Karina tidak ingin memikirkannya. Lagipula mungkin laki-laki itu hanyamenjadi pemandangan indahnya untuk malam ini. Lupakan saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
With you ✓
Fanfiction[Completed] Kesan pertama yang dapat diambil dari seorang Jevano ketika pertama kali bertemu adalah laki-laki berparas tampan dengan aura dingin dan berwawasan luas, tapi sayangnya Jevano tidak peka. Tampannya Jevano itu lengkap, manis, ganteng, coo...