Jeno terpaksa datang di sela-sela kesibukannya bermain peran. Wajahnya sudah tertekuk begitu sampai di butik tempat Ajun memesan baju pernikahannya. Jangankan melihat pernikahan, melihat bajunya saja Jeno malas. Lagipula Jeno sudah malas dengan romansa percintaan yang baginya sangat membuang waktu.
Jeno diantarkan untuk duduk di ruang tunggu. Dia masih misuh-misuh tidak jelas ketika mengirim pesan pada Vaniel. Laki-laki itu juga sedang pusing dengan tunangannya yang lagi merajuk. Jeno menutup ponselnya karena Vaniel sangat cerewet. Lagipula Jeno tidak pernah menghadapi perempuan yang sedang marah. Maklum saja karena Karina dulu tidak pernah meributkan sesuatu sekalipun bagaimana dirinya ketika sibuk dengan olimpiade dan tidak punya banyak waktu.
Jeno menggeleng pelan. Bisa-bisanya dia malah mengingat kisah masa lalu itu. Dia juga terkejut ketika mendapati layar di depannya terbuka. Menampilkan perempuan bergaun pink tua lurus yang memperlihatkan bahu dan lekuk tubuhnya. Perempuan yang sama yang baru saja ada di pikirannya. Dia terkejut sekaligus terpukau. Tubuh ramping Karina yang kurus itu tertutup dengan gaun cantik. Tanpa sadar Jeno berdiri, melangkah ke arah Karina dan memegang lengan Karina. Benar-benar nyata.
Cr. owner
Melihat wajah tidak percaya Jeno membuat Karina tertawa kecil dan mengelus rambut Jeno yang terasa kaku. Mungkin karena hair spray yang tadi digunakan penata riasnya untuk syuting tadi. "Aku nyata Jeno."
Jeno memundurkan dirinya dan kembali bersikap dingin seperti biasanya. Dia lalu masuk ke dalam untuk mengambil tuxedonya. Sebelumnya dia melihat beberapa pasang gaun untuk brides maid. Ada satu yang menarik perhatiannya. Dia lalu memanggil pelayan dan menyuruhnya untuk mengganti gaun Karina. Baginya yang dia pilih itu lebih cocok. Lebih tertutup dan tidak mengumbar lekuk tubuh Karina. Jeno tidak suka.
***
Setelah mencoba setelah toxedonya Jeno menghubungi Vaniel. Dia harus ada di tempat syuting. Dua jam lagi waktu istirahatnya habis. Jeno sebenarnya terpaksa berada di butik ini. Dia tidak ingin pergi tapi Vaniel mendorongnya masuk ke mobil dan mengantarnya. Jika tidak bisa-bisa Vaniel kena marah Ajun karena membiarkan rencananya rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
With you ✓
Fanfiction[Completed] Kesan pertama yang dapat diambil dari seorang Jevano ketika pertama kali bertemu adalah laki-laki berparas tampan dengan aura dingin dan berwawasan luas, tapi sayangnya Jevano tidak peka. Tampannya Jevano itu lengkap, manis, ganteng, coo...