3

83 30 3
                                    

Vadia kebangun ditengah malam karena haus, dirinya langsung menuju ke dapur. dirinya dikejutkan dengan Sinta yang sedang berdiri dibelakangnya. "Kamu ngapain?" Tanya Vadia sambil mengelus dadanya

"Haus, kamu?" Tanyanya balik.

"sama" jawab Vadia singkat. Setelah menghilangkan rasa hausnya mereka kembali ke kamar, namun langkahnya terhenti ketika mendengar ada yang sedang berbicara.

"Aku yakin pasti dua gadis ini yang bisa membuka pintu Parapata" Sinta dan Vadia sontak terkejut.

"Tapi dijelaskan delapan orang bangsawan yang membukanya!" Keduanya saling debat hingga Bangchan menengahi mereka berdua.

"Teori ini ada banyak, kita juga tidak tau mana yang benar" putus Lee Know.
Sinta dan Vadia saling pandang lalu keluar dari dapur menuju ruang tengah. mereka semua kaget dengan kedatangan dua gadis itu.

"Kalian tau soal Parapata?" Tanya Vadia langsung. Mereka berdelapan diam tidak ada yang menjawab. Yang mereka ketahui Parapata adalah legenda yang hanya diketahui oleh darah bangwasan dan puteri kerajaan, namun gadis biasa dengan rumah pondok sederhana ini mengetahui nya? Waw, apa yang sebenernya terjadi.

"Kalian tau juga?" Han balik nanya.
Sinta dan Vadia mengangguk sebagai jawaban. "Aduh, ada apa lagi ini!" Han menghembuskan napasnya lelah lalu bersandar pada kursi kayu yang dirinya duduki.

"Oke, tunggu sebentar" Vadia berjalan, menuju kamar lalu mengambil buku yang tebal yang tadi. "Ini kalian kan?" Tanya Vadia sambil menunjuk ke buku tepat di delapan orang bangsawan tanpa wajah itu. Mereka semua masih diam belum ada yang berbicara "kalian semua bisu?" Tanya sinta kesal. Lee Know langsung menatap sinis kearah Sinta.

"Seharusnya iya itu kami" Changbin menjawab ragu. Vadia mengerutkan dahinya "maksudnya seharusnya?" Tanya Vadia.

"Tapi teori lain menjelaskan Hanya Kerikil diantara emaslah yang bisa masuk" jawabnya  " dan aku masih tidak mengerti maksudnya" sambungnya.

"Jadi sebenernya kalian anak bangsawan yang tersesat karena mencari Parapata?" Tanya Vadia membuat semuanya bungkam, jelas. Pertanyaan Vadia tepat sasaran

"i-iya" jawab semuanya ragu. Dugaan nya benar tidak pernah salah. Dua gadis itu tersenyum puas.

"Lalu mengapa kalian sampai tersesat, seharusnya bangsawan kaya kalian punya petanya." Tanya Vadia penasaran. "Kami punya, namun dihilangkan oleh seungmin" jawab bangchan sambil menatap seungmin kesal. "Aku tidak sengaja" jawab seungmin membela diri.

"Tunggu,kalian tahu dari mana?" Tanya Hyunjin. Vadia melihat Hyunjin "bukan urusan kamu" jawabnya. Hyunjin bengong mendengar jawabannya.

"Jangan bilang kalian punya petanya" tuding Ayen. Dua gadis itu mengangguk membenarkan. "Hah?" Jawab delapan pemuda itu kompak. Tidak percaya dengan jawabannya

"Kalian berbohong?" Gadis gadis itu menggeleng kan kepalanya.

"Lalu dimana? kenapa tidak memberi tahu kami!" Ucap Han. Bangchan memukul  bahu Han yang tepat di sampingnya. Pertanyaan bodoh.

"Siapa kalian? Untuk apa aku memberitahu peta itu pada orang asing" jawab Vadia sarkas. " Itu urusan kalian bukan urusan kami" sambung Sinta.
Benar itu urusan mereka bukan urusan dua gadis cantik itu. 

Lee know menatap kedua gadis  itu
" Berikan petanya, dan kalian akan mendapatkan apa yang kalian mau " ucapan nya serius dan tidak main main.

"Tidak!" Jawab Sinta. Lalu mata Lee know  menatap kearah Vadia dan Vadia menggelengkan kepalanya.

"Kalian tahu bukan, peta Parapata bukan peta sembarangan dan pemiliknya pun bukan orang asal." Jelas Vadia

"Tapi kenapa kalian punya petanya, kalian bukan anak bangsawan dan bukan puteri kerajaan" ucap changbin, ada nada kesal didalamnya.

"Benar, kita bukan anak bangsawan ataupun puteri kerajaan.kami hanya gadis desa biasa. Namun peta itu salah satu warisan yang diberikan oleh orang tua aku, dan buku tebal itu adalah pentunjuk yang diberikan oleh orang tua Vadia, jadi kami tidak bisa asal beri" Jelas Sinta panjang lebar.

"Tapi, jika kalian ingin kerja sama kalian akan sampai ke Parapata" ucap Vadia membuat semuanya memandang kearahnya. "Va, aku tidak setuju" tolak Sinta cepat. Vadia menatap ke arah Sinta memohon "Cuma ini caranya" bujuknya.

"Antarkan kami ke kabut tebal" ucap Vadia.

"Kamu Gila? Tidak ada bisa kembali dari kabut tebal. Dan sampai sekarang pun tidak ada yang tahu ada apa dibalik kabut tebal itu." Ucap Bangchan terkejut, bukan Bangchan saja tapi semuanya.

"Kamu punya petanya kan?" Tanya Vadia

"Ini maksud kamu?" Ayen memegang selembar kertas, iya itu petanya yang mereka cari cari sampai sekarang.

"Antarkan kami ke kabut tebal dan kami akan antarkan kalian ke Parapata" Ucap Sinta. Vadia menengok ke Sinta lalu tersenyum. "Bagaimana?" Sambungnya.

Mereka semua saling tatapan, bingung harus bagaimana. Mereka masih ragu tapi mereka harus ke Parapata.

"Kalian mengincar emas itu bukan?" Tanya Sinta lagi. " Kalian tau kan ancaman yang mencari Parapata apa?" Sambungnya.

"Kita tidak mengincar emas, kita hanya...." Ucapan Hyunjin terhenti ketika Bangchan melihat kearahnya.

"Kita sepakat, besok pagi kita bersiap siap" ucap Bangchan memutuskan sepihak. Saudara saudaranya hanya diam mengikuti ucapan pemuda yang paling tua. Sinta dan Vadia senyum puas

"Baiklah, kalian sebaiknya tidur" ucap Vadia setelah itu mereka berdua kembali kekamar.

Pikiran mereka semua sama, mencari jawaban atas semua teori yang ada dibuku. namun mereka semua belum menyadari bahwa mereka satu tujuan.

Mereka semua masih terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang mereka alami barusan.

Vadia dan Sinta masih bergulat dengan pikirannya.

"Setelah satu tahun dengan kejadian hari itu, haruskah kita berperang lagi?" Tanya Vadia, dirinya tidak yakin apa yang akan dilakukannya besok.

Sinta mendekat kerah Vadia mengusap usap bahunya " aku yakin kita bisa, jangan nyerah dong. kita akan mencari tahu" kalimat itu memang menenangkan, namun itu tidak berhasil menenangkan pikiran Vadia, dirinya terlalu gampang panik dan gampang kepikiran.

The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang