Sudah dua minggu semenjak kepulangan mereka kini Vadia dan Sinta kembali menjalankan rutinitas nya yaitu, memetik bunga lalu menjualnya. Orang tua mereka tidak lagi menjadi pelayan istana, Raja dan Ratu membuatkan Toko Roti dipasar desa sebagai tanda permintaan maaf. Rose dan Jasmine tidak meminta itu semua, namun Ratu memaksa akhirnya mereka sepakat untuk berhenti jadi pelayan Istana dan berjualan di Pasar.
Vadia dan Sinta berjalan jalan di danau, mereka merindukan momen ini, keduanya sangat bahagia. sesekali mereka tertawa dan main kejar kejaran. Sampai sampai mereka tidak menyadari sekumpulan pemuda sedang menatapnya sambil tersenyum.
" Tingkah mereka tidak pernah berubah "
" Cantiknya juga " ucap pemuda itu tanpa sadar membuat yang lainnya tertawa.
" Hampiri mereka? " Tanya pemuda itu masih menatap kedua gadis yang sedang tertawa. Mereka semua mengangguk lalu berjalan menghampiri kedua gadis cantik itu.
" VADIAA!!!! "
Vadia tertawa saat berhasil mengerjai Sinta, sudah lama sekali dirinya tidak jahil. Sinta terdiam melihat kearah belakang Vadia membuat Vadia mengerutkan dahinya. " Kenapa? " Lalu Sinta menunjuk ke belakang, sontak Vadia memutar badannya.
Gaun dan rambutnya yang tergerai dibiarkan diterpa angin membuat muka cantiknya terhalang. Vadia tersenyum manis kearah kedelapan Pangeran itu.
" Kalian... " Ucapnya, Pangeran pangeran itu tersenyum hangat
" Ada yang mau dibicarakan " ucap Bangchan, kedua gadis itu menautkan alisnya dan saling pandang
Ayen mendekati Sinta lalu menarik tangannya kemudian Ayen membawa Sinta pergi entah kemana. Vadia hanya menatap Sinta yang pergi bersama Ayen.
" Ada apa sih?" Tanya Vadia bingung
" Han ingin bicara " ucap Hyunjin sambil mendorong tubuh Han untuk mendekati Vadia. Han berjalan kearah Vadia lalu menarik tangannya dan ikut pergi juga. Kelima Saudara Han hanya memandang kepergiannya tanpa banyak bicara.
•~•~•
" Ayen, sakit, lepaskan!! " Sinta menghempaskan tangan Ayen pada pergelangan tangannya. Wajah Sinta cemberut sambil memijat tangannya yang sedikit memerah.
" Maaf "
" Kenapa kita ke sini? Terus Vadia bagaimana? " Tanya Sinta sedikit meninggikan suaranya. Ayen tidak mengubris pertanyaan Sinta, malahan Ayen mendekati Sinta membuat jarak mereka semakin menipis.
Sinta sontak mundur namun sialnya belakang dirinya adalah pohon, jadilah dirinya terkunci pada tubuh Ayen.
" K-kamu mau ngapain? " Tanya Sinta panik mencoba tidak menatap mata Ayen. Jarak mereka benar benar dekat saat ini sampai Sinta bisa merasakan hembusan nafas Ayen.
" Kamu takut? " Tanya Ayen dengan nada mengejek matanya mencoba menatap mata gadis didepannya
" Siapa bilang? Kamu jangan macam macam !" suara gadis itu terdengar takut, matanya mencoba dialihkan kearah lain
" Kalau kamu berani, kenapa mata aku tidak ditatap? " Jantung Sinta berpacu lebih cepat. Dirinya sudah panas dingin. Tangan Ayen berada di kedua sisi kepalanya membuat ia semakin panik.
Sinta menatap mata Ayen dengan perlahan, dirinya masih ragu. Mata Ayen persis didepan wajahnya. Wajahnya sangat tampan dengan rahang yang kokoh, bibir yang pink alami, hidung yang mancung dan bola mata yang indah.
Huhhh sangat sempurna.
Sinta menatap setiap inci wajah Ayen, lelaki ini ciptaan Tuhan yang sangat sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓
Teen Fictionbook #1 " Gadis yang lahir di Bintang Biru memiliki sifat yang emosional dan susah mengendalikan amarahnya, maka itu yang sangat ditunggu tunggu saat Bintang Biru muncul". "Kekuatan itu menjadi penyebab utama terbesar untuk memiliki kekuatan yang le...