Ekstra Part 2

34 13 0
                                    

" Bagaimana hubungan kamu dengan gadis itu? " Ucap Raja menatap Ayen, pemuda itu mengalihkan tatapannya dari buku buku didepannya. " Baik "

" Kapan mau merencanakan pernikahannya?" Pertanyaan simple yang membuat Ayen gugup dan senam jantung.

" Ayah mengizinkan aku menikah dengan gadis yang bukan dari darah bangsawan? " Raja menatap putra terakhirnya lalu mengangguk sebagai jawaban.

" Ayah tidak keberatan, kedua gadis itu adalah gadis yang baik. Ayah sangat kenal dengan latar belakang keluarga mereka. Walaupun bukan dari darah bangsawan. Ayah tidak melarang anak anak ayah untuk menikah dengan siapapun asalkan dia anak baik. " Ayen tersenyum sambil memandang sang Raja.

" Bunda juga tidak melarang " ucap Ratu tiba tiba membuat keduanya sontak menengok

" Yang penting kamu bahagia, tapi bunda tidak setuju kalau kamu menikah secepat ini, bunda ingin kamu mempersiapkan segalanya dahulu. Jika sudah siap kamu boleh menikah. " Ucap Ratu memandang anak terakhirnya lalu mengecup puncak kepalanya. Ayen tersenyum hangat keluarga ini adalah keluarga yang sangat harmonis dan nyaman, peraturan disini beda dengan peraturan kerajaan kerajaan lain yang ketat dan terlalu mengikuti nenek moyang dan adat.

Bangchan mengendarai kuda putihnya menuju hutan, tangannya sangat lihai mengendarai kuda tersebut, namanya Berry.

Tujuan Bangchan bukan untuk sekedar jalan jalan, kali ini tujuannya ingin menghampiri Vadia dirinya ingin berbincang ringan dengan gadis cantik itu. Sudah cukup lama mereka tidak bertemu semenjak didanau.

Bangchan menarik tali pada kuda itu sehingga kuda itu berhenti, pemuda itu menajamkan penglihatan matanya menatap gadis dengan gaun soft pink sedang memetik bunga seorang diri. Sesekali gadis itu tersenyum jika potongan bunganya rapih dan pas. Bangchan turun dari kudanya dan mengikat Berry disalah satu pohon, lalu dirinya meghampiri gadis cantik itu.

Rambutnya dikuncir setengah dengan pita, warna rambut hitam dan sedikit silver menambah kecantikkannya. Tubuh gadis itu membelakangi Bangchan sehingga gadis itu tidak menyadari keberadaannya.

" Permisi nona, apakah kamu tau arah menuju kabut tebal? "

Vadia membalikkan badannya menatap Bangchan dengan senyuman manisnya lalu terkekeh kecil. Senyuman Vadia sangat mempengaruhi hati Bangchan.

" Kamu ngapain disini? "

" Menghampiri kamu "

" Aku? " Tanya Vadia sambil menunjuk dirinya sendiri, Bangchan tersenyum lalu mengangguk. " Raja menyuruh aku kesana ya?"

" Tidak "

Vadia mengerutkan keningnya. " Lalu? "

" Rindu kamu, mungkin? " Vadia terdiam Bangchan bicara seperti itu, membuat Bangchan tertawa melihat ekspresi lucu Vadia.

•~•~•~•~

Mereka berdua jalan jalan, Berry dibiarkan dikebun bunga tadi. Keduanya berjalan santai sambil menikmati sore hari yang sejuk ini, iringan langkahnya terpadu suara kicauan burung dan daun daun yang diterpa angin.

Vadia menengok ke arah Bangchan membuat pemuda itu ikut menengok .  " Kamu jadi pergi ke kerajaan Ratu ? ". Pemuda itu sedikit terkejut mendengar pertanyaan Vadia.

" Kamu masih ingat ?" Vadia mengangguk

" Tidak jadi, Raja berubah pikiran ", Vadia tersenyum mendengarnya.

" Akupun tidak setuju " Bangchan mengerutkan dahinya

" Kenapa tidak setuju? Kan aku yang pergi "

The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang