12

41 22 1
                                    

FLASHBACK ON

Seminggu sebelumnya

Keluarga Bangsawan sedang mengadakan makan siang keluarga, semua sajian mewah terpampang dimeja makan yang panjang itu. Dari ujung ke ujung meja diisi Raja Dan Ratu serta delapan Pangeran Istana, mereka duduk berhadapan. Dengan gaya makan yang elegan dan rapi khas gaya bangsawannya. Sesekali keluarga hangat itu bercanda.

" Mataku tiba tiba berubah warna, yah?!" ucap Ayen menatap sang Raja disela sela obrolan ringan mereka. Sang Raja bingung dengan ucapan anak terakhir nya.

" Berubah bagaimana?"

"Terkadang mataku hitam, dan disaat keadaan ku sedang tidak normal mataku biru". Sang Raja mengerti maksudnya lalu tersenyum simpul

" Kau keturunan nenek dari bundamu, darah nenek dari bundamu itu memiliki mata yang seperti itu " jelas Raja semuanya menyimak ucapannya. Ayen baru ingin berucap namun Han menyelanya

" Aku ingin memiliki ilmu Sihir " ucap Han tiba tiba. Semua menatap Han. "Berikan aku ilmu itu yah" sambungnya

" Untuk apa?" Tanya Lee Know bingung

"Iya untuk apa, sayang?" Tanya Ratu lembut

" Hanya ingin berjaga jaga, tidak akan ku salah gunakan" Jelas Han meyakinkan kedua orang tuanya

" Apa kau yakin dengan yang kau ucapkan, Han?" Tanya Lee Know ragu

"Tentu" jawabnya yakin

"Ayah tidak yakin jika kau diberikan itu Han, kamu masih muda untuk mempunyai ilmu sihir" jelas Raja membuat Han menghembuskan napasnya

Han belum putus asa "Maka dari itu yah, izinkan aku belajar menggunakannya"

"Tidak Han ! " tolak Raja

"Kenapa?"

"Kau belum bisa mengendalikannya Han, bagaimana jika kau lepas kendali kau bisa melukai siapa saja!"

"Aku bisa yah, kalian saja yang tidak percaya dengan ku!" Bentak Han refleks, dirinya kecewa dan kesal. Suasana meja makan kali ini panas karena perdebatan kecil antara anak dan orang tua. Saudara Saudaranya yang lain hanya diam tidak ada yang berani bicara. Hingga bunda mereka sang Ratu angkat bicara.

"Han, sayang, dengerin bunda ya, kekuatan sihir bukan hal yang mudah untuk dimiliki. Jika kamu sudah bisa mengendalikan pikiran mu Bunda yakin kamu akan mempunyai ilmu itu dengan sendirinya" jelas Ratu lembut. Han menoleh ke sang bunda yang tepat disampingnya lalu tersenyum. Sang Ratu mengelus pipi gempil Han lembut, membuat kenyamanan yang diinginkan semuanya.

Merasa anak dan ibu itu diperhatikan Ratu menatap ke arah putra putranya "Kalian lihat apa? Lanjutkan makannya sayang" ucap Ratu ke anak anaknya, semuanya melanjutkan makannya.

••••

Han berjalan sendiri ke arah hutan sambil menikmati udara sejuk sore hari ini. Dirinya masih memikirkan larangan Raja yang tidak membolehkan dirinya memiliki ilmu sihir. namun ucapan Ratu sedikit membingungkan, bagaimana kekuatan sihir bisa muncul sendiri tanpa dorongan.

Han melihat sekelilingnya dengan tersenyum kalimat yang diucapkan Sang Ratu selalu menenangkannya walaupun tidak sepenuhnya.

Seorang wanita sedang bicara dengan mahkluk besar yang mengerikan membuat Han maju mendekatinya dengan waspada

"Kau tidak apa apa nyonya?" Tanya Han pada wanita itu. Han terkejut ketika hewan itu bangun lalu mengaung besar

"Tidak apa apa Zouwu, dia bukan musuh kita. Tapi tim kita selanjutnya" ucap wanita itu membuat Han bingung.

"Tidak apa apa tuan, aku Yeji" wanita itu memperkenalkan diri

"Aku Han" wanita itu tersenyum

"Kau ingin memiliki ilmu sihir tuan?" Tanya wanita itu sontak Han terkejut mendengar nya. Han menautkan alisnya

"Ahh, maaf tuan aku membaca pikiran mu" Han diam mendengarnya.

"Aku punya kerja sama yang bagus untukmu Tuan Han" ucap Yeji mengelus elus Zouwu

"Kerja sama?" Tanya Han menautkan alisnya

"Ya, kerja sama". Yeji mengerluarkan Foto, Gadis Cantik rambut sebahu dengan gaun desa nya sedang tertawa lepas terdapat didalam foto itu dengan jelas. lalu memberikan foto itu ke Han.

" Siapa Gadis ini ?" Tanya Han sambil melihat Gadis didalam foto itu. Dirinya terpanah melihat wajah cantiknya.

" Namanya Vadia, gadis desa biasa, orang tua nya salah satu pelayan istana " jelas Yeji

"Apa gadis ini tinggal didesa ini?" Tanya Han

"Tidak, dirinya tinggal bersama sahabatnya. Jauh dari sini "

"Temukan gadis itu lalu bawa dia ke Bintang Biru, maka aku akan memberi mu ilmu sihir yang kau inginkan" tawaran Yeji membuat Han terkejut

"Apa kau yakin?" Tanya Han, Yeji mengangguk

"Aku tidak pernah bermain main dengan Ucapan ku "

" Akan kau apakan Gadis ini jika sudah ditemukan? "

"Gadis itu sangat lemah, dia mempunyai kekuatan melihat kejadian yang akan datang . Aku ingin mengambilnya ketika bintang biru tiba" jelas Yeji

Han memandang Yeji memicing, Yeji yang dipandang pun mengerti maksudnya " Tidak Tuan, aku tidak akan membunuhnya. Aku hanya ingin kekuatannya setelah itu aku akan kembalikan kepada orang tuanya"  Han diam tidak menjawab beberapa saat

"Bagaimana Tuan Han? Menggiurkan bukan?" Tanya Yeji, Han masih menimbang tawaran tersebut. Tidak sulit baginya hanya mencari Gadis itu lalu dirinya akan memiliki ilmu yang dirinya mau. Han menatap Yeji

"Baiklah, aku terima tawaranmu" ucap Han yakin, Yeji  tersenyum memandang Han. Yeji mengeluarkan peta tempat Vadia tinggal

"Jika kau gagal menemukannya, maka kau akan menerima akibatnya, bukan kau saja namun saudara saudaramu juga" ucap Yeji

"Kau tahu latar belakangku nyonya?"

"Tentu Tuan Han, siapa yang tidak tahu tentang kerajaan lumos yang hangat dan damai ini" ucap Yeji sinis sambil menaikkan Zouwu

" kalau begitu maka aku tidak akan gagal dan kau tidak akan berurusan dengan Saudara saudaraku" ucap Han. Yeji tersenyum miring lalu pergi meninggalkan Han sendiri. Han cukup berani untuk mengambil kerja sama dengan wanita yang dirinya bahkan baru ditemuinya. Dirinya ceroboh tidak mencari tahu latar belakang nya, asal dirinya dapatkan apa yang dirinya mau maka semua jalan dirinya ambil.

Han memandang foto gadis itu ada rasa bersalah ketika mengingat kerja sama itu.

"Gadis yang cantik, tapi maaf aku harus mengorbankanmu untuk keinginan ku"

Han menyimpan foto itu disaku belakang celananya lalu dirinya pergi melanjutkan perjalanan nya tanpa rasa curiga dengan wanita bernama Yeji itu.

Yeji memandang Han dari ketinggian itu lalu tersenyum miring " Pangeran bodoh, apa dia tidak curiga dengan ku?!" Zouwu mengaung seperti menjawab ucapan Yeji.

The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang