21

33 18 2
                                    

Yeji membantu Han menopong tubuh Vadia yang pingsan untuk dibawa ke Bintang Biru menggunakan kereta kuda, Vadia pingsan akibat ulah Yeji yang tiba tiba membekap mulut dan hidung Vadia dengan ramuan yang menyengat.

Mereka sudah siap untuk berangkat ke Bintang Biru, Yeji mengendari kuda itu sedangkan Han dan Vadia didalam gerbong. Han memandang Vadia yang tertidur pulas mukanya cantik dan damai tapi dengan teganya Han menculiknya.

" Setelah ini berakhir, mungkin aku akan diusir dari istana atau bisa jadi aku akan dipenjara. Dan sudah dipastikan saudara saudaraku membenciku " Han bermonolog. Dirinya juga tidak menyangka bisa sejahat ini, sihir mana yang memasukinya.

Han menyandarkan kepalanya pada sadaran kursi lalu memejamkan matanya, kereta berhenti tiba tiba membuat dirinya kembali membuka mata. Han keluar dari gerbong untuk menemui Yeji.

" Apakah baik baik sa......ja " Han terdiam melihat pemandangan didepannya. Sangat jelas sekali terlihat pria dengan badan besar dan tinggi sedang berbicara dengan Yeji. Pria itu menggunakan jubah hitam, kumis tebal, badannya yang berkulit sawo matang dan trisula ditangannya. Keduanya menengok kearah Han lalu Pria itu tersenyum miring.

"Oh, kau rupanya Tuan Han yang ada didalam !?" Han yang mendengar pria itu menyebutkan namanya bingung dan diam sesaat.

" Kau kenal aku?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri, pria itu tertawa sumbang.

" Tentu, Yeji cerita banyak tentang kau dan gadis itu " Han memandang Yeji bingung. mengapa Yeji menceritakan Tentangnya dan Vadia ke orang asing. Yeji menundukkan kepalanya.

" Dimana gadis itu? Biarkan aku melihatnya!" Ucap Pria itu sambil berjalan mendekati gerbong. Han menghalangi pintu itu sehingga Pria itu tidak bisa masuk.

" Mau kau apakan?" Tanya Han khawatir

" Aku hanya ingin melihatnya"

"Tidak boleh, urusanku dan gadis ini hanya dengan Yeji tidak dengan mu!!" Ucap Han sarkas

Pria itu terdiam beberapa saat lalu kembali membuka mulutnya " Nona Yeji, apakah kau belum memberitahunya?!"

Yeji terdiam memandang mereka lalu menggelengkan kepalanya. Pria itu tersenyum miring kearah Yeji, " bagus Yeji, ku minta kau segera menjelaskannya!" Perintah Pria besar itu.

Han memandang Yeji curiga tatapannya penuh selidik, Han yakin pasti ada yang tidak beres diantara mereka.

~•~•~•

Menjadi pemimpin bukan hal yang mudah untuk dilalui, semuanya ada resiko dan tanggung jawabnya. seperti yang sekarang Bangchan lakukan, Bangchan paling tua diantara yang lainnya. Jika dirinya mengeluh siapa yang menggantikan nya, lagipula tidak pantas dirinya mengeluh.

Mereka sampai diantara tebing tebing yang besar dan tinggi yang mengelilingi mereka ,hanya terdapat hutan dan pohon yang sangat lebat. Suasananya sangat sepi hanya sesekali suara jangkrik ikut gabung.

Mereka berdiri tepat didepan kabut tebal seperti yang ada dipeta dan persis tujuan mereka, ya benar. Mereka sampai di Kabut Tebal, Kabut yang selama ini mereka tuju. Mereka semua memandang kearah kabut itu, menelusuri setiap bagian bagian yang ada dikabut itu. Posisi nya persis seperti yang ada dipeta, Kabut tebal diantara batu tebing yang besar dan tinggi.

" Kita sampai " ucap Bangchan melihat kearah peta yang dirinya pegang, mereka semua tersenyum haru melihat perjuangannya selama ini tidak sia sia dan tidak berhenti ditengah jalan.

" Kita harus bahagia atau sedih? " Pertanyaan Hyunjin membuat senyuman mereka semua pudar, mereka ingat ada dua orang lagi yang harus mereka selamatkan.

Sinta membuka buku milik Vadia lalu mencari halaman untuk memasuki Kabut tebal. Mantra nya simple tapi seharusnya dibacakan oleh dua orang gadis bukan sendiri. Sinta berharap walau hanya dirinya sendiri yang membaca, mereka semua bisa memasuki Kabut Tebal itu.

Sinta menutup kembali buku Vadia, lalu membelakangi Kabut itu dan menatap ketujuh pangeran. Sinta menarik nafasnya dalam , " Jika benar aku dan Vadia yang bisa membuka dan memasuki kabut ini, aku berharap kita bisa masuk walau hanya aku yang membacanya."

Semuanya memandang harap ke Sinta semoga apa yang mereka inginkan segera tercapai. Sinta membalikkan badannya kembali ke arah Kabut Tebal, lalu memejamkan matanya dan dirinya menyebutkan mantra yang ada dibuku milik Vadia.

" O verdadeiro tesouro somos nós mesmos "

Kabut Tebal menyelimuti mereka semua seakan akan menelan mereka hidup hidup, mereka semua seperti terhisap kedalamnya lalu terdorong masuk hingga mereka berdiri tepat didepan jembatan yang bawahnya adalah sungai yang sangat jernih, serta ikan ikan yang banyak.

Tepat diatas kepala mereka adalah matahari yang bersinar terang, air terjun dengan pemandangan yang sangat indah ,ada taman bunga, kupu kupu yang hinggap dibunga bermekaran, pohon yang rindang dan sejuk.

Mata mereka berbinar melihat keindahan yang Tuhan ciptakan, mereka sering melihat pemandangan yang indah tapi belum pernah melihat yang seindah ini. Semuanya hijau alami dan sejuk mata memandang, perhatian mereka semua di alihkan oleh Gerbang Batu yang sangat tinggi. Semuanya berlari kecil untuk menuju ke sana.

" Jadi benar, selain ada pemandangan yang indah ini, Parapata ada didalam Kabut Tebal ini.?! " Felix mendongakkan kepalanya melihat Gerbang tinggi itu, ukiran gerbang itu benar benar rapih dan Aesthetic. Semuanya terdiam masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

" Jadi kita sampai?" Tanya Seungmin masih tidak percaya

" Ayo masuk " Ucap Changbin melangkahkan kakinya menuju Gerbang

" Tunggu!" Perintah Lee Know membuat semuanya berhenti. Lee Know menunjuk ke sisi Gerbang dengan tangannya. Mereka kaget ,Ternyata tidak semudah itu untuk masuk kedalamnya, sangat jelas sekali disana ada lubang kecil kecil tempat perangkap. Jika mereka ceroboh mungkin saja saat membuka Gerbang itu mereka semua kena peluru dari perangkap itu.

" Hampir saja " Ucap Changbin sambil mengusap dadanya

" Lihat! " Ucap Felix sambil berjalan kedepan Gerbang itu. Lalu langkahnya berhenti disisi Kanan Gerbang. Disana ada batu yang lumayan lebar, batu itu berlubang lubang namun berlubangnya menyamping dan mendatar kebawah seperti teka teki silang. Mereka memandang bingung kearah batu yang tengah tengahnya berlubang itu.

" Teka teki Hutan " Ucap Seungmin, mereka menatap Seungmin bingung

" Kalian pernah baca buku tentang teka teki Hutan ?" Pertanyaan Seungmin digelengkan semuanya, Seungmin menghembuskan nafasnya kasar lalu memijat pangkal hidungnya.

" Karena tempat ini adalah tempat yang paling berharga, seperti nya untuk masuk kita harus menjawab teka teki ini "

" Bagaimana cara menjawabnya ?" Tanya Lee Know

" Lihat, kotak kotak ini seperti teka teki silang. Dan cuma ada tiga pernyataan, satu mendatar dan dua menurun. Untuk menjawabnya pasti ada dadu untuk merangkai kata katanya " Jelas Seungmin pada semuanya. Diantara mereka hanya Seungmin yang berpikir sejauh itu, mereka semua pintar dalam berbagai hal namun untuk baca membaca Seungmin juaranya.

" Tidak sia sia kamu dua puluh empat per tujuh diperpustakaan " Ucap Changbin senyum sambil mengacak acak rambut sang Adik. Seungmin tersenyum membalas perkataan kakaknya.

Ayen mengusap usap batu yang lebih kecil dibawahnya lalu meniupnya, debu tebal berterbangan saat ditiup membuat mereka batuk batuk. Ayen melihat tulisan tulisan itu lalu membacanya dengan perlahan, benar kata Seungmin ada tiga pertanyaan. Semuanya memandang pertanyaan yang ada diatas batu tersebut.

" Lalu dimana dadu untuk menjawab pertanyaan ini?" Tanya Sinta

Lee Know berjalan kearah sungai yang tidak jauh dari Gerbang Parapata, tidak sengaja matanya melihat dadu kecil dengan huruf E. Lalu dirinya mengambilnya.

" Sepertinya kita harus mencari huruf hurufnya dahulu " Semua menengok secara bersama kearah Lee Know, lalu dirinya menunjukknya dadu tersebut.

The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang