32 [ End ]

45 13 2
                                    

Pagi ini mereka dikejutkan dengan suara jeritan seseorang semuanya bangun dengan keadaan setengah sadar. Sinta melihat Vadia yang diseret paksa oleh Yeji. Mereka yang melihat itu segera mengejar Vadia.

" Jangan mendekat atau akan ku bunuh gadis ini !" Ancam Yeji menaruh kris sedangnya dipergelangan tangan Vadia

Vadia sudah menangis dirinya tidak mau ini terulang lagi, Sinta benar benar panik dan gemetar melihat Vadia begitu. Mereka semua pun panik dan bingung.

" Lepaskan dia!!! " Ucap Hyunjin menekan. Cengkraman Yeji semakin kencang membuat Vadia merintih kesakitan.

" Akan ku lepaskan, tapi berikan peti dan Bunga emas itu terlebih dahulu " ucap Yeji sambil melihat Ayen yang memegang bunga dan peti itu. Sontak membuat Ayen mundur.

" Apa kamu tidak puas? HAH?? " Bangchan sudah sangat kesel dan muak dengan tingkah Yeji, dia selalu menjadikan seseorang sebagai kelemahan demi mendapat apa yang dirinya inginkan.

"Arghhh..." Yeji merasakan nafasnya sesak, ia melihat perut kirinya tertancap panah. Cairan merah sudah merembes ke bajunya sontak cengkraman tangannya pada Vadia terlepas. Vadia segera ditarik mendekat oleh Lee Know karena jarak mereka yang memang dekat. Lee Know merangkul Vadia lalu memundurkan posisi mereka. Hyunjin dan Bangchan yang melihat interaksi Lee Know itu hanya menatap datar

Diujung sana Suku Pacakuti datang menghampiri mereka. Pasukannya kali ini tidak banyak hanya bisa terhitung dengan jari. Sangat jelas disana Tuan bersama pasukan mereka. Tangan Tuan sudah dirantai lalu dipegangi oleh salah satu pengawalnya.

Haidar memimpin pasukan mereka lalu mereka berhenti tepat didepan semuanya berkumpul " Kalian baik baik saja? " Tanya Haidar, mereka mengangguk sebagai jawaban.

" Pulanglah kalian, biar kami yang mengurus kekacauan ini. Akan kami antarkan kalian. " Ucap Haidar. Keadaan tegang yang mereka rasakan saat ini perlahan memudar akibat tawaran Haidar

"Yeji dan Tuan pantas mendapatkan itu, jangan pedulikan keduanya "

" Di sana ada kapal laut suku kami yang akan mengantar kalian pulang " semuanya menerima tawaran itu. Lagipun tenaga mereka sudah abis terkuras mereka berjalan menuju kapal laut yang ada didanau, yang akan membawa mereka menuju lautan dan mempulangkan mereka ke istana mereka

Semuanya meninggalkan Yeji bersama suku Pacakuti, wanita itu di bopong karena perut nya masih mengeluarkan darah segar. Vadia memandang kasihan kearah Yeji. Vadia ingin menolongnya dengan cara meneteskan ramuan miliknya namun tangannya sudah keburu ditarik oleh Sinta.

•~•~•~

Mereka sampai didermaga kerajaan Lumos dengan senyum yang merekah. Semuanya turun dengan mata yang berbinar. Vadia menatap Sinta dengan tatapan sedih.

" Kenapa? "

" Ibu kita disini kan? ". Sinta memeluk Vadia menenangkan. Dan mengakatan bahwa orang tua mereka ada dikerajaan ini. Para rakyat yang melihat kepulangan delapan pangeran itu memberi hormat sambil menunduk.

Lalu sepuluh orang ini jalan menuju kerajaan, sesampainya di kerajaan Vadia dan Sinta diam melihat dua orang wanita paru baya yang berdiri menyambut kedatangannya. Mereka langsung berlari dan saling melepaskan rindunya. Rose memeluk Vadia begitupun Jasmine memeluk gadis kecilnya.

Bangchan dan ketujuh saudaranya berjalan menuju Ayah dan Bundanya lalu mereka saling berpelukan sama sama melepaskan khawatir dan rindu yang selama ini tertahan.

Rose melepaskan pelukannya lalu mencium kening Vadia lembut dirinya tidak bisa menahan air matanya. Vadia sangat rindu akan sosok ibunya itu. Vadia tersenyum dalam tangis bahagianya. Dia senang masih bisa bertemu dengan malaikat tercintanya. Sama hal nya dengan Jasmine dan Sinta yang masih berpelukan dengan erat.

" Bagaimana ibu bisa dilepaskan? " tanya Vadia pada Rose. Raja yang mendengar percakapan mereka menghampiri keduanya

" Suku Pacakuti sudah menceritakan semuanya, terutama kedua gadis pemberani ini " jawabnya sambil tersenyum. Suku Pacakuti sebagian mengunjungi kerajaan lumos lalu menceritakan segalanya. Haider pun sekarang sudah mendapatkan balasannya, Raja mendengar itu dengan perasaan menyesal tindakannya tidak patut untuk di contoh. Untuk masalah Han Raja dan Ratu pun sudah mengetahuinya.

Vadia tersenyum hangat melihat kearah Raja lalu kembali memeluk sang ibu. Sinta tersenyum bahagia melihat sahabatnya kembali berada disisinya. Sinta berjanji akan melindungi spesies seperti Vadia. Vadia harta yang sesungguhnya, sungguh setelah Vadia diculik perjalannya terasa hampa.

Pikirannya diisi hal hal yang negatif tentang Vadia, namun saat ini mereka sudah kembali berkumpul menjadi keluarga. Sinta selalu bersyukur dengan apa yang dirinya punya terutama tentang seseorang yang selalu bersamanya.

Vadia dan Sinta berpelukan erat mereka tahu dan mereka saling mengerti. Segalanya berharga bagi mereka tidak ada yang mau terpisah. Tidak ada yang berani memisahkan persahabatan mereka terlalu kuat maknetnya.

Kamu akan mengerti arti persahabatan, ketika kamu mulai merindukan pertemuan.

Bukan seberapa lama kamu mengenalnya bukan seberapa dekat pula kamu bersamanya. Ini tentang bagaimana kamu memandang seseorang dan bagaimana kamu menganggapnya.

Semuanya atas dasar cinta dan kasih sayang, tidak peduli seberapa jauh kamu melangkah dan tidak peduli apa resikonya. bagi aku, kamu paling utama.

Saat ini mereka sadar dengan apa yang mereka lewati, semuanya belajar banyak hal selama ini. Bagaimana mereka kompak dan bekerja sama demi mendapatkan apa yang diinginkan.

Bagaimana meredakan egois untuk saling mendukung dan bagaimana kita saling menjaga agar tidak ada yang terluka.

Pertemuan dengan tidak sengaja mereka membuat rasa yang mati menjadi lebih hidup. Pertemuan dari seorang yang tidak saling mengenal, kini berubah menjadi bagaimana cara mempertahankan hubungannya.

Keraguan yang perlahan lahan berubah menjadi keyakinan di setiap kebersamaan itu datang

Bertemu denganmu adalah anugerah terindah bagiku. Sampai aku lupa bahwa perpisahan sedang menantiku.

Delapan pangeran melihat interaksi ibu dan anak itu dengan senyuman merekah mereka tahu apa yang sedang kedua gadis itu rasakan. Air mata Han hampir terjatuh melihat Vadia dipelukan sang ibunda, ia tidak tahu bagaimana jadinya jika dirinya tetep mengorbankan gadis malang itu.

Tapi takdir masih membawa dia kejalan yang benar, dirinya masih diberi ampun. Semua tersenyum hangat hingga delapan pangeran itu merasakan pelukan dari sang raja dan ratu.

~SELESAI~

~•~•~•~•~

Selesai:)))))

Haloo semua !!!

Udah selesai ya?? Ngga kerasa ya cerita ini sengaja aku buat pendek. Guys makasih udah dukung cerita ku, makasih udah liat² karya ku. Makasih banyakkkk

Tapi kalian jangan sedih masih ada extra part nyaa kok seriusss dehh, dan kalian bakaln ketemu Stray kids lagi dicerita aku selanjutnyaaa

Tungguin yaaaaa!!!!! Lopp yuuu

Stay, jangan lupa kewajibannya!

Salam, Konita

The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang