Han dan Vadia pergi begitu saja dari lokasi Bintang Biru meninggalkan orang orang disana termasuk Sinta dan ketujuh saudaranya. Tujuan Han membawa Vadia dirinya ingin menebus kesalahannya pada Vadia. Han melihat tangannya yang bertautan dengan tangan Vadia, muka Vadia sudah pucat. Han yakin Vadia sudah lelah, dirinya pun merasakan hal yang sama.
" Kenapa kita pergi, tadi ada Sinta dan ketujuh saudaramu?! " tanya Vadia pada Han. Langkah mereka berhenti begitupun tautan tangan mereka yang terlepas.
" Aku tahu, disana tidak aman buat kamu. Kita cari tempat berlindung dulu baru temui mereka " jelas Han
" Buat kamu juga "
" Aku tidak pantas mendapatkan nya " jawab Han memandang Vadia lekat
" Kamu juga terluka... " Han tidak mengerti mengapa Vadia masih memikirkan dirinya. Jika di ingat ingat, selama perjalanan ini Vadia lah yang sering dapat bentakkan.
" Kenapa? " Vadia menautkan alisnya bingung dengan pertanyaan Han.
" Kenapa kamu masih peduliin aku? Kenapa? " Tanyanya meninggi terdengar lirih
" Kita sama sama terluka" Jawaban Vadia lirih membuat Han semakin merasa bersalah, lalu Han menundukkan kepalanya.
" Menurut buku yang aku baca, seorang Pangeran itu nggak pernah menundukkan kepalanya " sontak Han mengangkat wajahnya dan memandang Vadia yang sedang menatapnya dengan senyuman manisnya.
Han menggerutuki tingkah bodohnya, lihat Han saat ini Vadia masih tersenyum padahal kamu berkhianat padanya. Dasar bodoh.
Han kembali menautkan tangannya pada Vadia, lalu mereka kembali berjalan. Han melihat ada panah dari arah sisi kiri Vadia, dengan cepat Han menarik Vadia agar bertukar posisi, dengan cepat panah itu mendarat di tangan Han. Han Menyelamatkan Vadia dari sasaran panah itu.
" Arghhh..... " Han meringis kesakitan
" Astaga Han! "
Luka pada tangannya belum sembuh kini dirinya harus mendapatkan tusukan lagi. Tuan yang berniat ingin memanah Vadia namun malah Han yang kena, Han mencabut panah itu dari tangannya. Serius Han sangat merasa kesakitan, Vadia memegang tangan Han yang terluka dengan gemetaran, Darah yang keluar sangat banyak. Vadia membantu Han berjalan , Vadia Khawatir serangan barusan akan datang lagi. Vadia buru buru membawa Han ke goa yang ia lihatnya.
Vadia mendudukkan Han, dengan sekali tarikan mantel yang Vadia pakai robek. Vadia ingat akan ramuan yang bisa menyembuhkan segala penyakit itu, dirinya segera mengambil ramuan itu dan meneteskannya ke tangan Han yang terluka.
Han diam saat Vadia mencoba menyembuhkan, dirinya memperhatikan Vadia yang meneteskan ramuan itu dan menutupnya dengan sobekan mantel.
Terlihat sekali muka Vadia yang panik dan pucat namun cantiknya tidak pudar. Vadia yang merasa dilihat kan oleh Han segera menatapnya, tatapan mereka bertemu.
" Jangan terlalu baik, aku semakin merasa bersalah " ucap Han, Vadia hanya tersenyum. Vadia sudah selesai dengan tangannya, lalu Han memperlihatkan tangannya yang terbalut mantel Vadia
Han berdiri dari duduknya " kamu tunggu sini, aku ingin melihat keadaan diluar. Dan jangan kemana mana sampai aku kembali! " Vadia mengangguk mengerti, lalu dirinya tersadar.
" Han " Han menengok kearah Vadia.
" Terimakasih " Han tersenyum lalu melanjutkan langkahnya. Vadia melihat Han yang mulai menghilang dari balik goa kecil itu.
Dunia ini diselimuti orang orang jahat tapi pada dasarnya tidak semua orang benar benar jahat, kadang mereka hanya bersikap keras pada keinginannya.
Han menyesal karena menginginkan sesuatu dengan keras bahkan sampai menyeret orang lain, namun pada akhirnya dirinya yang dipermainkan.
Sudah cukup bagi Han untuk selama ini, sudah cukup dirinya mencelakakan orang lain, sudah cukup dirinya membuat sedih orang orang yang ia sayang.
Bagi Han, dirinya terlalu mengecewakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓
Teen Fictionbook #1 " Gadis yang lahir di Bintang Biru memiliki sifat yang emosional dan susah mengendalikan amarahnya, maka itu yang sangat ditunggu tunggu saat Bintang Biru muncul". "Kekuatan itu menjadi penyebab utama terbesar untuk memiliki kekuatan yang le...