26

28 17 3
                                    

Lokasi Bintang Biru saat ini dipadati oleh rakyat Tuan. Kali ini Yeji memimpin pasukannya untuk bersiap siap menyambut kemunculan Bintang Biru. Suasana saat ini sudah ramai, sorakan demi sorakan terdengar saat ini. Han mendengar suara ini pun jengah, terdengar asing menurutnya.

Tuan mendekat ke arah Vadia lalu dirinya mengusap usap rambut Vadia, " sebentar lagi, tinggal sebentar lagi nona" Ucapnya. Han memperhatikan interaksi Tuan ke Vadia dengan tatapan mematikan.

" BERSIAPLAH SEMUANYA TINGGAL BEBERAPA MENIT LAGI BINTANG BIRU AKAN TIBA!!! " Teriak Tuan pada rakyatnya. Sorakan kembali terdengar membuat suasana disana semakin tegang. Perasaan Han sudah risau dan panik, otak Han serasa berhenti berfikir.

Awan perlahan menyelimuti matahari membuat sinarnya perlahan pula pudar. Semuanya sontak memandang kearah atas menyaksikan kemunculan Bintang Biru itu.

Sinar matahari sedikit meredup membuat cahaya yang mengelilingi mereka pun menjadi teduh, semuanya tersenyum melihat yang akan datang.

Cahaya biru setitik demi setitik mulai tiba membuat senyum semuanya semakin lebar. Cahaya biru itu semakin lama semakin terlihat jelas dan terang bersama cahaya matahari yang tertutupi awan. Udaranya berubah menjadi sedikit dingin tapi tidak mempengaruhi mereka semua.

Tuan berdiri tepat didepan Vadia yang tidak sadarkan diri, lalu ia mengangkat tinggi tinggi bola kristal yang dari tadi dirinya pegang bersama trisula itu. Tuan memandang bola itu berubah warna menjadi biru gelap, tampak jelas sekali warna dalam bola itu bergerak. Tuan tersenyum bangga melihatnya.

Tuan menarik nafasnya dalam lalu mengucapkan kalimat sakral, " DEMI DEWA DAN DEWI YANG ADA DI ALAM SEMESTA INI, IZINKAN KU UNTUK MENGAMBIL KEKUATAN YANG ADA DIDALAM TUBUH GADIS INI " katanya lantang. Semuanya diam ketika Tuan mengucapkan kalimat itu. Mereka semua masih menyaksikan persembahan pengambilan kekuatan yang dilakukan Tuan pada Vadia.

Setelah beberapa saat semuanya diam, Tuan menarik tangannya kebawah melihat bola kristal itu lekat. Dirinya memandang bola itu lama dengan tatapan aneh.

Menurut buku dewa dan dewi bola kristal akan berubah warna ketika permintaan itu terkabul. Namun saat ini bola itu tidak berubah warna, warna nya tetap sama saat pertama kali.

Yeji dan orang orang yang ada disana menyaksikan itu diam sambil memandang Tuan yang terdiam menatap bola itu lalu bergantian menatap Vadia.

Tidak ada perubahan atau kejadian apapun disana, matahari telah menunjukkan sinarnya kembali. Bintang Biru perlahan memudar karena memang dasarnya Bintang Biru bertahan hanya sepuluh detik dari permunculannya, makanya itu Bintang Biru adalah Bintang yang sangat berharga.

Tuan geram dengan kejadian barusan, kenapa permintaannya tidak bekerja bahkan tidak ada kejadian apapun. Han pun melongo melihat kejadian barusan dirinya pun ikutan heran mengapa itu tidak berhasil. Namun dirinya sedikit lega melihat Tuan gagal mengambil kekuatan Vadia, tapi dirinya masih harus berjaga jaga.

" MENGAPA INI TIDAK BEKERJA!!!!! " Tukas Tuan marah, matanya tersirat kemarahan yang amat dalam. Bertahun tahun dirinya menunggu kejadian ini tapi sekarang harapannya pupus.

" Karena gadis itu bukan gadis yang lahir saat Bintang Biru!! " ucapan gadis itu membuat semuanya memutar badan belakang memandang gadis itu.

Semuanya menatap Sinta dan ketujuh Pangeran yang sudah mengeluarkan pedangnya. Tatapan Pangeran itu sudah tajam dan geram dengan tingkah Yeji.

" Kau salah membawa Gadis Yeji!! Seharusnya aku bukan Vadia. " Tegas Sinta. Yeji kaget mendengarkan tuturan kata Sinta.

" M-Mana mungkin?! " Tanya Yeji pada diri sendiri sambil menutup mulutnya

The Secret of Parapata's || Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang