Chapter 15

3.3K 133 7
                                    

MALAM SEMUA!:} Aku muncul lagi nih hehe...

Semoga part ini gak mengecewakan ya, jangan lupa vote dan juga comment-nya. Btw, makasih yaa semua yang udah kasih vote dan comment-nya di part-part sebelumnya.^^ thank you so much!

ohya, jangan lupa ya baca ceritaku yang judulnya 'this is love' dan 'we meet again'.

HAPPY READING GUYS^-^ (aku share fotonya Allisa ya yang lagi nangis :((( huhuhu)

(salam hangat, rindingdong)

*************************************

Akhirnya malam yang ditunggu tiba. Keluarga Galang datang menemui keluargaku. Aku yang saat ini duduk diantara Mama sama Papa merasa tegang. Aku tak berani menatap mata Galang, aku hanya menunduk menatap heels-ku yang setinggi 3 cm.

"Jadi, kedatangan Galang beserta keluarga ingin melamar anak saya secara resmi?"ucap Papa dengan nada yang ramah.

"Betul, om. Kedatangan saya dan keluarga ingin secara resmi melamar anak om."ucap Galang mantap, aku memberanikan diri untuk menatap matanya yang menatapku teduh. Aku tersenyum tipis melihat ketulusan dari pancaran matanya ketika berbicara.

"Allisa Maulidina, aku memang bukan pria yang romantis. Tapi satu hal yang harus kamu tau bahwa aku sangat mencintai dan menyayangi kamu dengan sepenuh hatiku. Aku ingin kamu selalu berada disisiku. Aku ingin selalu menjaga kamu dan melihat senyummu tiap aku membuka mata di pagi hari. Please, be mine?"ucapnya sambil terus menatap mataku dengan tatapan penuh cinta. Aku tersipu malu begitu mendengar ucapannya yang begitu tulus.

"Alis, Galang-nya jangan dianggurin dong."ucap Papa sambil mengelus punggung tanganku. Aku menoleh ke Papa meminta persetujuan darinya.

"Semua keputusan Papa serahkan pada kamu."ucap Papa sambil mengusap punggung tanganku lembut. Aku menolehkan kepalaku ke arah Mama.

"Mama akan mendukung apa yang sudah menjadi pilihan kamu."ucap Mama sambil mengusap kepalaku dengan sayang. Aku menatap mata Galang, ingin mencari kepastian dari setiap kata-katanya tadi. Kulihat dia teramat serius dengan ucapannya barusan. Aku tidak boleh meragukannya. Akupun mengangguk pelan tanpa berani menatap mata Galang.

"Jadi, kapan nih pernikahannya akan dilaksanakan?"tanya orangtua Galang.

"Aku sih maunya secepatnya, Ma."ucap Galang pada mamanya.

"Gimana kalau bulan depan?"tanya Mama dengan mata berbinar. Aku langsung menoleh kearah Mama dengan mulut menganga lebar.

"Ma...."rengekku pelan. Mana mungkin secepat itu? Apa itu tidak terlalu terburu-buru?

"Lebih cepat lebih baik!"ucap Papanya Galang.

"Yasudah berarti fix ya bulan depan. Tinggal nentuin tanggal pernikahannya aja."ucap Mama Galang.

"Gimana kalau tanggal 17 pas ulangtahun-nya Alis?"ucap Mama dengan antusias. "17 Desember kan ulangtahun Alis, biar menjadi kado yang terindah untuk Alis. Gimana?"tanya Mama lagi pada kedua orangtua Galang.

"Hm, ya boleh juga. Gimana nih kalian setuju gak?"tanya Papanya Galang sambil menatap kearahku dan Galang bergantian.

"Aku ikutin Galang aja."ucapku pasrah.

"Boleh, Pa. Tanggal 17 ya. Oke deal!"ucap Galang dengan senyumnya yang sungguh manis.

--

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang