Aku dedikasikan part ini untuk kalian yang telah setia menunggu, membaca dan memberikan vote⭐maupun komentar untuk ceritaku ini.
Selamat membaca:)
❤❤❤
Begitu aku memasuki rumah Citra dan Adrian, Afarah langsung berlari menghampiriku dengan senyumnya yang lebar. Aku langsung membawanya kedalam pelukanku dan mencium kedua pipinya yang gembul. Dia memelukku dengan erat sambil berceloteh riang.
"Tante, Afalah kangen sama tante!"ucapnya sambil menarikku masuk ke dalam rumahnya yang sudah dipenuhi dengan anak-anak seusianya. Aku suka sekali melihat senyum anak itu, sangat mirip dengan Adrian...
"Ohiya, ini ada kado buat Afarah...."ucapku sambil memberikan sebuah bungkusan besar berwarna merah muda padanya. Lalu kurasakan ada sebuah lengan yang memeluk pinggangku erat, ya siapa lagi kalau bukan Galang.
"Hai om, om kan yang waktu itu yah... yang dimalahin sama tante Allisa. Kok om bisa ada disini?"tanyanya dengan cadel. Aku tertawa melihat ekspresi wajah Galang yang terkejut begitu mendengar perkataan Afarah barusan.
"Eh ehm, e-enggak kok... om gak pernah diomelin sama tante Allisa..."ucapnya sambil melepaskan lengannya dipinggangku. Ia pun segera berjongkok dihadapan Afarah sambil mengelus kedua pipi gembulnya. "Om kan calon suaminya tante Allisa, jadi gak mungkin dong kalo tante Allisanya marah-marah sama om Galang...."ucapnya sambil mencubit pipi kanan Afarah dengan gemas. Aku tersenyum melihatnya, dia sudah cocok menjadi seorang Ayah...
"Calon suami itu apa sih om?"tanya Afarah kebingungan. Aku tersenyum melihat wajah polos Afarah, aaah jadi pengen punya anak.
"Calon suami itu, kayak mama sama papanya Afarah nanti... selalu bersama-sama selamanyaaaa."ucap Galang sambil tersenyum kikuk.
"Terus nanti punya anak kayak Afarah gitu ya?"tanyanya lagi yang membuat wajahku dan wajah Galang memerah seketika.
"Afarah, ngobrolnya dilanjut nanti lagi aja ya sayang... acaranya udah mau dimulai."ucap Citra sambil membawa Afarah kedalam gendongannya. Aku bernapas lega begitu Afarah pergi dari hadapanku dan Galang....
"Kamu kenapa harus ngomong kayak gitu sih sama Afarah? Dia kan masih kecil!"ucapku sambil memukul lengannya pelan. Dia hanya terkekeh pelan dan malah menarik lenganku agar mengikutinya ke ruang tamu.
"Happy birthday to you..... Happy birthday to you..... Happy birthday... Happy birthday.... Happy birthday to you....."
Afarah terlihat sungguh menggemaskan jika sedang tertawa bahagia seperti itu, semoga anakku kelak nanti akan menggemaskan seperti dirinya.... Aku tersenyum melihat keluarga kecil dihadapanku... mereka terlihat sangatlah bahagia.... Adrian-Citra-Afarah
"Kamu kenapa senyum-senyum gitu?"bisik Galang ditelingaku. Aku tersenyum dan menatap matanya yang teduh, "Aku bahagia melihat mereka bahagia..."
"Kita juga akan bahagia seperti mereka...."ucap Galang sambil memamerkan senyumnya yang mampu membuatku meleleh saat ini juga. Dia mengelus cincin yang melingkar di jari manisku. "Semoga... tapi kamu harus ketemu orangtuaku lagi."ucapku pelan.
"Baiklah...besok malam aku dan keluargaku akan datang kerumah kamu..."ucapnya sambil tersenyum sungguh manis. Aku merasa sangat bahagia begitu mendengarnya berbicara seperti itu, aaaa jadi mau peluk Galang....
Tiba-tiba ada yang menarik-narik ujung bajuku, aku menoleh dan mendapati wajah menggemaskan Afarah sudah berada tepat disampingku. "Tante, aku mau kenalin tante sama om aku yang ganteng banget!"ucapnya sambil menarikku agar mengikuti langkahnya yang cepat.
Kami berhenti tepat disamping kolam renang, dapat kulihat sesosok pria dengan pundak yang terlihat sangat kokoh dengan postur tubuh yang tinggi. Keren sih kalau dilihat dari belakang, tapi gak ada yang tau kan kalau sudah bertatap muka?
"Om!!!!"panggil Afarah pada laki-laki itu sehingga ia menoleh dan dapat kurasakan jantungku berhenti berdetak saat ini juga. Ke-kenapa ada dia disini?!
"Om, sini deh... aku mau kenalin om sama tante Allisa, cantik kan om?"ucapnya dengan mata berbinar. Audi segera menghampiri kami berdua dan menatapku lekat. Aku menundukkan kepalaku.
"Iya, tante Allisa cantik!"ucapnya sehingga membuatku mendongakkan kepala ke arahnya. Dia menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan... antara senang, sedih, dan kecewa...
"Gimana kabar kamu?"tanyanya sambil terus menatapku lekat. Belum sempat aku menjawab dia sudah melanjutkan ucapannya, "Maaf aku lupa, kamu pasti baik-baik aja. Dan juga bahagia."ucapnya terdengar marah atau cemburu?
"Eh ehm Afarah, tante Allisa pulang dulu ya! Maaf tante gak bisa lama-lama..."ucapku, lalu segera berbalik tanpa menoleh kebelakang.
"Lang, pulang sekarang yuk?"ucapku begitu melihat Galang sedang meminum minuman bersoda. Dia tersenyum begitu melihatku menghampirinya, lalu segera memberikan minumnya padaku. "Minum dulu kamunya..."ucapnya sambil tersenyum manis. Aku segera meminumnya sampai habis sehingga Galang tersenyum senang.
"Yaudah yuk pulang."ucapnya sambil menggenggam tanganku lembut. Kamipun segera pulang setelah pamit dengan Citra dan Adrian.
"Kamu kenapa diem aja?"tanya Galang sambil mengelus tanganku dengan tangan kirinya.
"Aku cuma ngantuk aja, Lang."ucapku sambil memejamkan mata. Galang menepikan mobilnya dan segera menatapku lekat.
"Serius cuma ngantuk aja? Gak ada hal lain yang mengganggu pikiran kamu?"tanyanya sambil mengelus pipi kiriku lembut. Aku menggelengkan kepala pelan.
"Tapi kamu terlihat gelisah. Please, jangan tutupin hal apapun sama aku."ucapnya sambil mendekatkan dirinya padaku. Aku menggigit bibirku pelan, haruskah aku bilang padanya bahwa aku baru saja bertemu dengan Audi?
"Hm, tapi kamu janji ya gak akan marah sama aku?"tanyaku hati-hati.
Dia menganggukkan kepalanya pelan, "Iya aku janji sayang..."ucapnya sambil mengusap kepalaku lembut.
"Hm, tadi aku ketemu sama Audi."ucapku pelan sangat pelan. Dia tertegun.
"Ka-kapan?"tanyanya kaget. Aku menghela napas pelan.
"Barusan, dirumah Citra."
"Dia ada dirumah Citra?!"tanyanya dengan mata terbelalak. Aku hanya menganggukan kepala pelan. "Kok bisa?!"tanyanya lagi.
"Aku juga gak tau, tapi Afarah bilang kalo Audi itu omnya."ucapku sambil mengelus tangan Galang agar dia tidak emosi. "Ingat ya, kamu udah janji gak bakal marah."
"Kamu gak diapa-apain kan sama dia?"tanyanya khawatir. Aku langsung melingkarkan lenganku di lehernya dan menatap matanya lekat.
"Dia gak ngelakuin apapun kok, kamu tenang aja ya?"ucapku sambil mengedipkan mataku ke arahnya, agar dia tidak begitu serius.
"Mana bisa aku tenang kalo orang yang aku sayang bertemu dengan seseorang yang begitu tergila-gila dengannya?"ucapnya sambil merapatkan tubuhnya padaku sehingga aku bisa menghirup aroma mint yang menguar dari tubuhnya.
"Udah ya, gak usah dibahas lagi?"tanyaku pelan. Dia tidak membalas dan hanya menarikku kedalam pelukannya.
"I love you."bisiknya ditelingaku sambil mempererat pelukannya.
"Love you too."ucapku pelan sambil tersenyum.
"Allisa Maulidina sepertinya kita harus secepatnya melangsungkan pernikahan."ucapnya sambil melepas pelukannya.
"Jangan bercanda Galang Airlangga."ucapku sambil mencubit hidungnya yang mancung. Dia diam dan hanya terus memandangi wajahku.
"Aku serius, Allisa. Aku ingin secepatnya mempunyai sebuah keluarga dengan aku yang menjadi kepala keluarganya dan kamu yang menjadi Nyonya Airlangga."ucapnya sambil menunjukkan smirk-nya. OMG!
"Kayaknya kamu udah ngantuk ya sampe ngaco gitu ngomongnya, udah yuk jalanin lagi mobilnya."ucapku sambil mendorong tubuhnya menjauh dariku.
Dia malah diam dan malah semakin mendekatkan tubuhnya denganku hingga aku terpojok. M-mau apa dia?! Tiba-tiba Galang menjauhkan tubuhnya dariku begitu aku memejamkan mata kuat-kuat karena takut dia melakukan hal yang tidak-tidak. Aku bernapas lega begitu Galang melajukan kembali mobilnya menuju rumahku.
Begitu sudah sampai di depan rumahku, Galang menahan lenganku yang ingin membuka pintu mobil. "Aku serius Allisa, aku ingin punya keluarga kecil yang bahagia bersama kamu dan anak-anak kita nanti..."
Aku menatap matanya yang memancarkan ketulusan lalu tersenyum, "Iya aku percaya, besok malam jangan lupa datang kerumahku."ucapku sambil mengecup pipinya sekilas dan segera turun dari mobilnya.
---
Aku tidak ingin beranjak dari tempat tidur, aku masih saja memikirkan tatapan Audi tadi malam. Aaaa kenapa aku harus memikirkannya? Dia tidak mungkin mencintaiku sebesar Galang mencintaiku kan?!
Aku segera membuka akun instagram-ku dan terkejut begitu melihat notif yang memenuhi akun instagram-ku. Banyak sekali yang menyukai foto yang ku posting tadi malam. Aku tidak menyangka sama sekali dan banyak juga yang mengucapkan selamat untukku dan Galang. Duhileh kayak aku sama Galang udah nikah aja? Hiks, aku tertawa sendiri.
Aku penasaran dengan akun instagram Audi dan segera membuka profilnya. Kulihat fotonya selalu bersama dengan teman-temannya, jarang sekali dia mem-posting fotonya sendiri.
Aku tertawa melihat postingan-nya yang bersama dengan teman-temannya. Dia menuliskan caption seperti ini; I'm different with them. Huh, I'm still single?
Disaat teman-temannya membawa pacar hanya dia seorang yang terlihat tanpa perempuan disampingnya. Poor you, Audi... Aku segera me-log out akun instagram-ku begitu mendengar pintu kamarku diketuk dari luar.
Aku terkejut begitu melihat mama, papa dan juga Ata sudah berdiri di depan pintu kamarku sambil membawa kue ulangtahun. Emangnya siapa yang ulangtahun? Kenapa ada Ata juga disini? Bukannya dia lagi di Yogyakarta?
"Happy birthday to you..... Happy birthday to you..... Happy birthday... Happy birthday.... Happy birthday Allisa..."
Yaampun kenapa aku bisa melupakan hari ulangtahunku sendiri sih?! Aku segera meniup lilin setelah make a wish... mereka masuk ke kamarku dan meletakkan kuenya di atas nakas.
"Selamat ulang tahun ya anaknya papa yang cantik kayak Barbie. Semoga kamu selalu menjadi anak kebanggan buat papa dan mama ya..."ucap papa sambil mencium puncak kepalaku. "Amiiiiin. Makasih papaaaa, loveyouuuu."ucapku sambil memeluk papa erat.
"Selamat ulang tahun kesayangannya mama... semoga kamu sama Galang segera menuju ke pelaminan ya..."ucap mama sambil mengelus pipiku dengan sayang dan memelukku erat. "Amiiiiiiin. Makasih mamaku sayang, loveyou banget!"ucapku sambil mencium pipi mama.
"Kak Alis, happy birthday ya! Aku selalu sayang sama kakak dan aku harap kakak selalu menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya...."ucap Ata sambil memelukku erat. "Amin... Makasih ya adikku sayang. Kakak juga sayang sama kamu!"ucapku sambil mengacak-acak rambutnya. "Ngomong-ngomong kenapa kamu ada di Jakarta? Emangnya udah libur kuliah?"tanyaku bingung.
"Belum libur sih hehehe, bolos dua hari buat kakak mah aku rela."ucapnya sambil mengoleskan pipiku dengan krim kue. Dasar usil!
"Nakal ya! Besok-besok jangan bolos kuliah!"ucapku sambil menjitak kepalanya pelan. Dia hanya terkekeh pelan.
"Mending kita selfie dulu yuk!"ucap Ata sambil mengeluarkan ponselnya. Kami semua pun foto bersama dengan wajah yang penuh dengan krim. Lalu kulihat Ata terlihat sibuk dengan ponselnya. "Kamu lagi ngapain sih?"tanyaku kepo sambil melirik ke layar ponselnya.
"Kepo ya?"ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
"Like I care, huh?"ucapku, lalu segera masuk ke kamar mandi dan mencuci wajahku dengan sabun cuci muka karena wajahku terasa lengket.
"Kak banyak banget yang like foto aku di Instagram!"teriak Ata dari luar. Aku segera membilas wajahku dan menghampirinya yang masih duduk di sofa kamarku.
"Jadi kamu dari tadi sibuk posting foto di Instagram?"tanyaku kesal sambil menjewer telinganya. Ata mengaduh kesakitan dan aku tertawa puas. "Kakak kan masih pake baju tidur dan kamu berani-beraninya posting foto di Instagram?!"
"Ah iya ampun-ampun, lagian banyak yang like juga kok fotonya. Gak perlu malu kali, mau diapain juga kak Allis tetep cantik!"ucapnya berusaha merayuku, dasar anak nakal huh.
"Gak perlu ngerayu deh, mending kamu keluar dulu gih. Kakak mau mandi. Gerah."ucapku sambil mendorongnya agar segera keluar dari kamarku.
Aku segera berendam di air hangat selama kurang lebih 10 menit dan segera membilasnya dengan air dingin. Aku segera keluar dari kamar mandi setelah mengeringkan tubuhku. Aku mengambil kaos lengan panjang merah muda dan rok berwarna hitam lalu segera memakainya. Aku memoleskan bedak di wajahku dan juga lipbalm di bibir tipisku. Begitu selesai berdandan, aku segera mengambil ponselku di atas nakas. Kulihat ada banyak missed call dari Galang. Aku segera menghubunginya sambil duduk di dekat jendela kamar.
"Hei, ada apa telpon aku?"tanyaku begitu panggilan tersambung.
"Happy birthday sayang..."ucapnya lembut sehingga membuatku tersenyum sambil menatap langit. "Aku harap hubungan kita kedepannya baik-baik aja ya. Dan semoga kita bisa cepet naik ke pelaminan."ucapnya lagi yang kini terdengar serius.
"Amiiiiiiiiiin!"ucapku sambil meredakan degup jantungku yang berdegup kencang. "Hm, nanti kamu jadi kesini?"tanyaku sambil memainkan ujung rambutku.
"Jadi, tunggu aku dan dandan yang cantik ya!"ucapnya sambil terkekeh pelan.
"Iya sayang..."ucapku sambil senyum-senyum sendiri.
"Kamu mau kado apa dari aku?"
"Aku cuma ingin kamu tetap disisiku selamanya...."ucapku dengan wajah memerah, mau ditaro dimana mukaku kalau bertemu dengan Galang nanti malam?! Kenapa aku nekat berbicara seperti itu padanya?!
"Pasti sayang... aku pasti akan selalu disisi kamu selamanya."ucapnya parau.
"Janji? Gak akan ngelakuin hal konyol lagi sama Anggra?!"tanyaku sambil mengembungkan pipi.
"Aku janji, Allisa Maulidina."ucapnya yakin.
Lalu aku segera mematikan ponselku karena ada pesan masuk. Aku tertegun begitu membaca isi pesannya;
Selamat ulang tahun Allisa, semoga kamu bahagia dengan pilihan kamu. I always love you.
Kenapa dia masih saja bersikap seperti ini? Apa dia yang engkau kirimkan untuk menggantikan posisi Anggra dalam hubunganku dengan Galang? Kenapa disaat Anggra sudah pergi harus ada Audi yang datang?! Kenapa rintangan selalu datang dalam hubunganku dengan Galang? Apakah ini ujian untuk kami berdua?
Aku jadi curiga, apa jangan-jangan Anggra dan Audi itu...........
⭐⭐⭐
Kalau misalnya wajah Galang seperti yg di multimedia gimana? Kalian suka? Beri tanggapannya ya:-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Romance"Bagaimana aku tidak pingsan di tempat begitu melihat seorang laki-laki yang teramat aku cintai ternyata sudah memiliki kekasih yang tidak lain ialah sahabatku sendiri, Citra. Dan bagaimana aku bisa dengan mudah melupakan Adrian yang telah satu tahu...