Hai hai aku muncul lagi nih:] semoga kalian tetap setia ya untuk terus baca ceritaku ini:] Maaf banget kalo cerita ini ngebosenin, tapi aku akan tetap berusaha agar kalian tetap suka sama ceritaku ini:) Jangan lupa vote dan comment-nya ya guys!
btw aku share fotonya Allisa :]
HAPPY READING GUYS!
Jangan lupa baca juga ceritaku yang judulnya 'this is love'.
(salam hangat, rindingdong)
*****
Kalian tau apa yang dilakuin Galang setelah aku mengirimkan pesan kepadanya malam itu. Dia langsung menelponku dan bilang kalau dia bakal perjuangin aku. Dia bakal rebut aku dari Fathir. Dia bilang dia bukan pengecut. Aku tidak kaget dia dengan mudahnya merubah pendiriannya, toh dia memang tidak teguh pendirian. Dasar Galang, kapan kamu berubahnya?
Aku tidak bermaksud jahat, aku hanya tidak ingin Galang pergi ke Jepang karena ego sesaat. Aku takut dia akan menyesali keputusannya. Dan aku takut dia pergi jauh dariku. Aku tidak ingin dia meninggalkanku.
"Kamu melamunin apa?"tanya Fathir lembut sambil merapikan poni rambutku.
"Eng-enggak melamunin apa-apa kok!"jawabku cepat.
"Lucu banget sih kamu, hahaha"ucap Fathir sambil mengacak-acak rambutku gemas. "Lis, kita kan udah sama-sama dewasa, aku mau kamu jadi istri dan ibu dari anak-anakku nanti. Mau ya?"tanyanya sambil menarikku untuk menghadapnya. Kami sedang berada di pantai. Ini menjadi tempat favorit kami.
Aku tak menjawab dan hanya memandang wajahnya. Aku belum siap, terlebih aku masih ada rasa sama Galang. Dan aku udah nantangin Galang untuk perjuangin cintanya ke aku. Apa aku wanita egois? Menginginkan kedua pria sekaligus? Aku tidak egois! Aku menerima Fathir karena dia pria yang baik dan aku memang sedang belajar untuk mencintainya. Namun apalah daya, hingga saat ini aku hanya merasa nyaman berada di dekat Fathir dan aku tidak pernah merasakan jantungku berdebar kencang ketika disentuh Fathir, lain halnya ketika Galang yang melakukannya. Saat Galang mencium bibirku, saat Galang memelukku, saat Galang mengusap kepalaku dan saat Galang berada didekatku jantungku berdetak begitu kencang.
"A-aku belum siap, Thir..."ucapku sambil menunduk, tak berani menatap matanya. Aku sungguh tidak ingin menyakiti hati seorang pria sebaik Fathir. Tapi aku memang belum siap. Nikah itu sekali seumur hidup, dan aku tidak ingin salah dalam memilih pasangan hidup.
"Aku akan nunggu sampai kamu siap..."ucapnya sambil mengecup keningku.
"Thir, kalo aku pergi dari kamu, apa kamu bakal marah?"tanyaku pelan.
"Kenapa kamu ngomong seperti itu?"
"A-aku... aku mau kita putus..."ucapku pelan, aku ingin menangis. Kenapa aku tega menyakiti hatinya. Kenapa Alis?! Kenapa kamu jahat sama Fathir?!
"K-kamu bercanda kan?"tanyanya sambil menatap mataku.
"A-aku minta maaf...."ucapku, lalu segera pergi meninggalkannya yang masih diam ditempatnya. Aku harus mengakhiri semuanya sekarang. Aku tidak ingin semakin menyakiti hatinya. Aku yakin dia akan mendapatkan wanita yang lebih dan lebih dari diriku.
Tiba-tiba sebuah tangan melingkari pinggangku dengan erat. Wangi tubuh ini ialah wangi tubuh Fathir. Aku yakin pria yang memelukku saat ini ialah Fathir.
"Thir, lepasin aku... Aku gak pantes buat kamu."ucapku sambil menyeka air mataku yang terus mengalir.
"Kenapa kamu putusin aku?Kenapa?"tanyanya terdengar tidak suka.
"Aku udah belajar buat cinta sama kamu, tapi gak bisa...."ucapku jujur, aku tidak ingin dia mengharap lebih padaku, aku ingin dia bisa mendapatkan seorang wanita yang bisa menyayanginya dengan setulus hatinya. Tidak seperti diriku.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Romance"Bagaimana aku tidak pingsan di tempat begitu melihat seorang laki-laki yang teramat aku cintai ternyata sudah memiliki kekasih yang tidak lain ialah sahabatku sendiri, Citra. Dan bagaimana aku bisa dengan mudah melupakan Adrian yang telah satu tahu...